PRESIDEN MINTA KENAIKAN HARGA BERAS BERLANGSUNG NORMAL

PRESIDEN MINTA KENAIKAN HARGA BERAS BERLANGSUNG NORMAL[1]

 

Jakarta, Media Indonesia

Presiden Soeharto meminta agar kenaikan harga beras antara 1,2% sampai 1,8% per bulan berlangsung normal dan tidak sampai terjadi lonjakan. Kenaikan itu akan berlangstmg selama September hingga Februari 1996. Oleh sebab itu stok beras harus dijaga supaya tersedia di seluruh daerah. Hal tersebut dikemukakan oleh Kabulog Beddu Amang usai melapor kepada

Presiden Soeharto di Istana Merdeka, kemarin. Menurut Beddu Atnang, stok beras untuk alokasi mtin selama tujuh bulan cukup aman, mencapai 1,1 juta ton. Apalagi musim gadu sekarang datangnya cukup baik sehingga bisa menambah stok masyarakat. Namun, Kabulog mengingatkan, harga beras mulai September hingga Februari mendatang akan naik karena musim paceklik. “Panen bulanan kini sudah berkurang, dan seperti biasa harga merayap naik menumt musimnya.”

Karena itu, Beddu Amang menambahkan, Kepala Negara memahami sesuai dengan musimnya harga memang akan naik antara 1,2% sampai 1,8% per bulan.” Ini normal. Jadi jumlah kenaikan harga beras dalam setahun kurang lebih sama dengan inflasi sekitar 9%,”katanya. Menurut dia, bila harga beras tetap, maka para pedagang beras akan enggan membeli dan menyimpannya karena tingginya biaya penyimpanan, sewa gudang dan bunga bank.

Selain itu, lanjut Kabulog, Presidenjuga meminta agar memberi wewenang kepada para Kepala Dolog untuk melakukan Operasi Pasar (OP) setiap saat. “Jadi tidak: perlu menunggu perintah dari pusat sehingga di pasar selalu tersedia stok dengan cukup,”jelasnya. Menyinggung mengenai impor beras, menurut Kabulog, selama ini masih ada carry over (sisa kontrak) tahun lalu,” Impor tahun lalu hingga sekarang masih masuk dan untuk menambah atau tidak akan dilihat dalam satu dua bulan mendatang,” tambahnya. Khusus mengenai pengadaan dalam negeri, dia mengemukakan, sekarang baru mencapai sekitar 830.000 ton, namun diharapkan angka itu bisa bertambah sehingga mencapai 900.000 ton.

Mengenai CPO (minyak sawit mentah), Kabulog mengatakan saat ini ada buffer stack sebanyak 75.000 ton, di mana separuh dari PTP dan sisanya lagi dari swasta. ”Namun yang dari swasta, mereka meminta mundur, sehingga ada yang tiga bulan lebih karena sebelumnya mereka sudah komitrnen dengan pihak luar negeri saat harga CPO membaik beberapa waktu lalu.”

Namun, lanjut Kabulog, temyata harga CPO di luar negeri turun dari sekitar US$640-US$650 per ton saat ini menjadi hanya US$590 per ton di Rotterdam. “Karena harga di luar negeri turun maka di dalam negeri juga turun,” tuturnya. Untuk itu, tambah Kabulog, Presiden meminta harga tetap dipertahankan, karena dari segi inflasi sudah negatif, sudah deflasi sehingga membantu.

Sumber : MEDIA INDONESIA ( 15/09/ 1995)

______________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 381-382.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.