PRESIDEN MINTA PEMDA MANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM TANPA MERUSAK

PRESIDEN MINTA PEMDA MANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM TANPA MERUSAK

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto meminta seluruh pejabat Pemerintah Daerah untuk ikut memanfaatkan sumber daya alam tanpa merusaknya sesuai dengan komitrnen Pemerintah Pusat di bidang lingkungan hidup.

Permintaan itu disampaikan Kepala Negara di Bina Graha, Kamis ketika menerima para wakil gubemur yang berada di Jakarta untuk mengikuti Rapat Evaluasi Proyek Kali Bersih (Prokasih), kata Menteri Negara KLH Emil Salim kepada pers seusai pertemuan itu.

Sebelumnya, Presiden yang didampingi Emil Salim menyerahkan penghargaan kepada Pemda DKI Jakarta yang paling berhasil dalam melaksanakan program ini.

Penghargaan itu diterima Wakil Gubernur DKI Jakarta Bidang Ekonomi dan Pembangunan Herbowo. Piala Prokasih yang diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan yang dinilai berhasil mengolah hasil industrinya, dimenangkan PT. Unitex, Jawa Barat. Penerima piala itu adalah Direktur Utarna Shiuzo Okabe.

“Komitmen Pemerintah Pusat adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan mengolah sumber daya alam. Karena itu komitrnen Pemerintah Pusat itu juga harus dilaksanakan pemerintah daerah,” kata Emil mengutip ucapan Kepala Negara.

Masalah penting lainnya yang dikemukakan Presiden kepada sekitar 50 peserta rapat evaluasi itu adalah, tidak perlu mempertentangkan pembangunan dengan upaya melestarikan lingkungan. Kedua hal itu harus dilaksanakan dengan selaras.

Emil menambahkan, Presiden juga meminta para anggota direksi BUMN dan BUMD untuk turut serta pula melaksanakan konsep pembangunan tanpa merusak, serta mengolah hasil limbahnya.

Ketika berbicara tentang biaya penanggulangan pencemaran yang harus dikeluarkan para pengusaha, Presiden mengingatkan, perusahaan tidak perlu menyediakan dana yang besar untuk mengolah hasil limbahnya.

Direktur Utama Unitex Shiuzo Okabe (Jepang) seusai menerima hadiah itu mengatakan kepada wartawan bahwa dana yang dikeluarkannya untuk membeli berbagai peralatan canggih hanya Rp 3 miliar, sekitar dua persen dari modalnya.

“Dana itu tidak akan mengganggu anggaran perusahaan,” kata Okabe yang fasih menggunakan Bahasa Indonesia.

Okabe mengatakan, perusahaannya bersedia ditinjau oleh siapa pun setiap saat, karena tidak ada yang dirahasiakan terutama mengenai pengolahan limbah industri tekstil.

Oleh karena itu, kata Emil yang mendampingi Okabe, Presiden minta agar para wakil gubemur serta para pejabat lainnya bias meninjau pabrik Unitex tersebut.

Ketika berbicara tentang partisipasi pengusaha untuk mendukung program pengolahan limbah, Emil mengatakan cukup banyak pengusaha yang melaksanakannya dengan baik,tetapi, di lain pihak juga ada yang nakal.

“Siang hari mereka berbuat baik, namun malam hari secara diam-diam mereka membuang limbahnya ke sungai,” kata Emil mengungkapkan ulah segelintir pengusaha.

Sebelumnya, Presiden menerima para pengurus Yayasan Serangan Umum 1 Maret 1949 yang melaporkan pemilihan pengurus baru organisasi itu.

 

 

Sumber : ANTARA (26/09/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 672-673.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.