PRESIDEN MINTA PRAMUKA DIJADIKAN WAHANA PENGGODOKAN KADER BANGSA

PRESIDEN MINTA PRAMUKA DIJADIKAN WAHANA PENGGODOKAN KADER BANGSA

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengharapkan Gerakan Pramuka dijadikan salah satu wahana penggodokan kader-kader bangsa, karena disana tidak hanya diajarkan masalah keterampilan tapi juga kesadaran berbangsa dan semangat mencintai tanah air.

Harapan Kepala negara itu disampaikan ketika bertindak sebagai Pembina Upacara pada peringatan Hari Ulang tahun Gerakan Pramuka ke-27 di halaman Istana Merdeka, Kamis. Dalam upacara itu, hadir pula Ibu Tien Soeharto, Wakil Presiden Sudharmono dan Ibu E.N Sudharmono, serta para pejabat lainnya serta beberapa dubes.

“Gerakan Pramuka hendaknya menanamkan kepada para anggotanya semangat untuk mengisi kemerdekaan kita. Gerakan Pramuka hendaknya menjadi salah satu ajang penggodokan kader-kader bangsa kita yang kelak meneruskan pengabdian generasi orang tua mereka,” kata Presiden yang mengenakan seragam Pramuka.

Ketika berbicara tentang masa depan, Presiden mengatakan bahwa anggota Pramuka boleh bermimpi tentang masa depan yang gemilang, masa depan yang lebih baik dari hari kemarin. Namun diingatkan, bahwa mimpi itu harus diwujudkan melalui kerja keras.

Keberhasilan, demikian Presiden, hanya dapat diraih melalui perjuangan antara lain dengan menuntut ilmu yang sebanyak-banyaknya dan setinggi-tingginya.

Dalam Apel Besar Pramuka ini, Kepala Negara juga menyinggung masa lalu Gerakan Pramuka yang berasal dari berbagai organisasi kepanduan. Organisasi­organisasi kepanduan itu tumbuh dan berkembang sejalan dengan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.

“Ketika bangsa kita terjerumus dalam pertentangan politik yang tidak habis­ habisnya, organisasi-organisasi kepanduan ikut terbawa-bawa. Organisasi kepanduan menjadi perpanjangan pengkotak-pengkotakan kekuatan-kekuatan politik dengan ideologi politik mereka masing-masing,”

Karena itulah, menurut Presiden, kemudian lahir Gerakan Pramuka untuk menyelamatkan organisasi-organisasi kepanduan yang terkotak-kotak tersebut. Anggota Pramuka mempunyai kewajiban ikut membela bangsa Indonesia dari berbagai ancaman, serta memikul tanggungjawab mengejar berbagai ketinggalan.

Seorang pelajar dari Cirebon, Liana Indrawati mendapat kepercayaan sebagai komandan upacara yang lazim disebut sebagai pemimpin upacara. Sedangkan seorang pelajar lainnya dari Bandung, Jawa Barat yaitu Adi Mohammad Ihsan ditunjuk sebagai pembaca doa.

Dalam Apel Besar Gerakan Pramuka yang diikuti sekitar 3000 Pramuka dari Jakarta dan daerah-daerah sekitamya nampak beberapa peserta digotong dengan tandu karena pingsan.

Sebelum acara resmi berlangsung, sebuah drum band dari Cirebon memperlihatkan kebolehan mereka memainkan beberapa lagu.

 

 

Sumber : ANTARA (18/08/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 645-646.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.