PRESIDEN: “NEGARA NON-BLOK JANGAN MINTA-MINTA”
Beograd, Antara
Presiden Soeharto menegaskan, negara-negara Non-Blok harus memperkuat ketahanan nasional masing-masing agar dalam rangka dialog Utara-Selatan, negaranegara tersebut posisinya kuat dan tidak “minta-minta”.
Presiden menegaskan hal itu dalam pertemuan dengan empat wakil DPR RI yang menyertai kunjungannya di Beograd, Selasa.
Wakil Ketua DPR, Sukardi, seusai pertemuan itu mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden mengingatkan, ketahanan nasional sangat diperlukan “agar kita tidak minta-minta dalam rangka dialog Utara-Selatan”.
Mengenai tuanrumah KTT Non-Blok masa mendatang, Presiden mengatakan bahwa Indonesia tetap mencalonkan diri, tetapi ia mengingatkan yang penting bukan menjadi ketua Gerakan Non-Blok melainkan bagaimana berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat negara-negara Non-Blok itu.
Jika ketahanan nasional masing-masing anggota Gerakan Non-Blok kuat, dengan sendirinya gerakan itu menjadi suatu kekuatan yang nyata, kata Presiden sebagaimana dikutip Sukardi.
Atas pertanyaan wartawan apakah sudah waktunya Indonesia menjadi tuan rumah KTT Non-Blok nanti, Sukardi menegaskan, “Menurut pendapat saya memang sudah waktunya, karena secara politis dan ekonomi kita stabil.”
Mengenai pertemuan tidak resmi Presiden Soeharto dengan Kelompok Konsultatif Tingkat Tinggi, Sukardi menilai hal itu penting karena kelompok itu memberikan sumbangan-sumbangan pikiran yang bermanfaat bagi Ketua Non-Blok.
Selasa, Presiden Soeharto bersantap pagi bersama kelompok tersebut di Beograd. Kelompok itu terdiri atas para utusan Peru, Argentina, Venezuela, Aljazair, Nigeria, Zimbabwe, Yugoslavia, India, Indonesia, dan Mesir.
Sumber : ANTARA (05/09/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 319-320.