PRESIDEN: PAHAMI MANFAAT MENERIMA BANTUAN UNTUK KEMUDIAN BANTU ORANG LAIN [1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto berpesan kepada para penerima beasiswa Super Semar agar setelah mengetahui manfaat mendapat bantuan, mereka harus menyadari pentingnya memberi bantuan kepada sesama manusia.
Kepala Negara memberikan pesan tersebut ketika menerima para sarjana bam IPB, 33 di antaranya penerima beasiswa Yayasan Super Semar, Selasa.
Sarjana2 baru itu diantar ke Bina Graha oleh rektor IPB Prof. Dr. Ir. A.M. Satari. Ikut pula mendampingi rombongan sarjana baru pertanian itu Direktur Jenderal Pertanian Ir. Achmad Affandi.
Presiden Soeharto lebih lanjut berpesan, agar setelah sadar akan pentingnya memberi bantuan, timbul pula hasrat untuk ikut membantu orang lain. Karena hidup di dunia ini tidak mungkin tanpa bantu-membantu. Sesuai dengan kodrat harus disadari manusia tidak mungkin terlepas dari bantuan orang lain dan membantu orang lain.
Para sarjana baru yang mendapatkan kelebihan dari masyarakat umum, berupa ilmu pengetahuan tentang pertanian, hendaknya siap dan rela membantu masyarakat khususnya di desa agar unit ekonomi yang terendah di dewasa dapat menjadi dasar kekuatan ekonomi nasional untuk meningkatkan ketahanan nasional.
Presiden Soeharto mengungkapkan, konsepsi dan program pembangunan ditujukan untuk perbaikan taraf hidup masyarakat dengan perataan pembangunan. Penentuan sektor pertanian sebagai prioritas utama bukanlah dibuat2 melainkan mempakan suatu yang mutlak untuk dikerjakan, karena sebagian besar dari penduduk Indonesia hidup dari pertanian dan pembangunan yang merata karenanya dilaksanakan pula di desa2.
Beasiswa Resmi Masih Ada
Presiden Soeharto menyatakan, sebagai Presiden yang diberi wewenang untuk membuat peraturan2 antara lain mengenai beasiswa, tidak atau belum melepaskan peraturan beasiswa resmi. Yang dibentuk adalah sebuah Yayasan Super Semar, Yayasan Yatim Piatu Trikora dan sebagainya sebagai tindakan pribadi untuk ikut memberi bantuan kepada anak2 yang berbakat, cerdas tetapi yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayai kuliah anak2nya menjadi sarjana menjadi kader bangsa seperti yang dimaksudkan oleh Yayasan Super Semar.
Yayasan Yatim Piatu Trikora dibentuk karena PakHarto merasa wajib membantu anak bekas anak buahnya yang telah kehilangan ayahnya dalam Trikora yang dipimpin Pak Harto.
Dalam tahun 1976 Yayasan Super Semar memberikan beasiswa kepada pelajar terbaik dari semua sekolah kejuruan tingkat terakhir. Yang penting dalam pemberian bantuan ini hendaknya bantuan yang kontinu.
Presiden Soeharto selain memberi wejangan yang sifatnya merangsang agar para sarjana baru itu mau berintrospeksi berupa pandangan hidup dan filsafat hidup dari Pak Harto pribadi yang ingin mengamalkan Panca Sila, juga dengan panjang Iebar memberikan penjelasan latar belakang pendirian Badan Usaha Unit Desa dan Koperasi Unit Desa.
Dari sarjana baru pertanian diharapkan ikut membantu sebagai penyuluh perkembangan BUUD/KUD dan memberikan pengabdian mereka di desa2.
BUUD/KUD masih memerlukan uluran tangan dari sarjana pertanian yang merasa mampu dan merasa wajib untuk menbantu petani agar badan itu dapat berkembang sebagai tulang punggung ekonomi desa dan landasan ekonomi nasional demi peningkatan ketahanan nasional.
Semua sarjana pertanian baru yang mendapat beasiswa Super Semar dan yang lainnya kalau mereka mau dapat diterima menjadi pegawai negeri oleh Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan demikian Achmad Affandi.
Kebutuhan akan sarjana pertanian masih banyak antara lain untuk Penyuluh Pertanian Spesialis. Tenaga sarjana pertanian lebih banyak akan ditempatkan dalam proteksi tanaman yang mernpakan bidang yang masih lemah dalam pembangunan pertanian. (DTS)
Sumber: ANTARA (18/05/1976)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 251-252.