PRESIDEN, PEMBANGUNAN TELAH MENCAPAI KEMAJUAN
MENGAKHIRI TAHUN 1980
Presiden Soeharto mengatakan dapat dikatakan dengan pasti bahwa secara umum keadaan negara dan bangsa Indonesia pada saat mengakhiri tahun 1980, tetap jaya. Dan pelaksanaan Pembangunan telah mencapai kemajuan-kemajuan yang sangat berarti.
Hal tersebut dikatakan dalam pidato akhir tahun 1980, yang disiarkan secara langsung ke seluruh tanah air melalui TVRI dan RRI Rabu malam. Kepala Negara mengatakan, kemajuan-kemajuan yang dicapai itu merupakan faktor penting untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan pada tahun – tahun mendatang.
Apa yang diemban Orde Baru itu sangat berat dan besar. Orde Baru, menurut Kepala Negara, lahir di tengah-tengah segala kemerosotan kehidupan bangsa di tahun 1965, memberikan harapan akan hari depan yang penuh kemajuan, kemakmuran dan keadilan harapan-harapan tersebut tidak mungkin diwujudkan dalam waktu singkat, terlebih lebih apabila tanpa dukungan rakyat setiap orang dalam bidangnya dan menurut kemampuannya masing-masing harus berusaha sekuat tenaga untuk membuat hari esok yang lebih baik.
Meninjau pertumbuhan ekonomi dalam tahun 1980 ada beberapa yang menonjol. Produksi beras pada tahun ini mencapai 20 juta ton melampaui sasaran tahun ke empat Repelita Ill.
Cadangan devisa mencapai sekitar 7 miliar dollar AS, bukan hanya karena kenaikan harga ekspor minyak bumi tetapi juga karena peningkatan ekspor non-minyak.
Beberapa proyek pembangunan telah dilaksanakan seperti pabrik baja, pupuk, semen, kilang minyak, listrik dan berbagai prasarana lainnya. Dalam usaha membantu pengusaha ekonomi lemah, pihak perbankan telah memberikan persetujuan KIK dan KMKP kepada hampir satu juta pengusaha ekonomi lemah, tidak kurang dari Rp 1 ½ miliar rata-rata setiap hari.
"Semua itu hendaknya menyadarkan kita bahwa kita tidak bergeser sedikit pun dari cita-cita jangka panjang untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia dalam masyarakat Pancasila," kata Kepala Negara.
Menurutnya, hal tersebut perlu ditegaskan, sebab akhir-akhir ini timbul suarasuara yang nadanya mengkhawatirkan atau bahkan telah menilai bahwa pembangunan sekarang ini telah salah arah, tidak mengarah kepada cita-cita kemerdekaan yaitu masyarakat adil makmur.
"Suara-suara demikian itu jelas tidak pada tempatnya dan hanya akan membingungkan saja," katanya.
Kepala Negara akhirnya mengajak seluruh bangsa untuk bersama-sama memasuki tahun 1981 dengan tekad yang teguh untuk melanjutkan perjuangan dan pengabdian demi berhasilnya pembangunan bangsa.
”Marilah kita berjanji dalam diri sendiri, bahwa dalam tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya kita masing-masing akan meningkatkan pengendalian diri kita masing-masing, dalam rangka membina dan memperkokoh persatuan dan kerukunan di antara sesama bangsa Indonesia”. (DTS)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber: MERDEKA (02/01/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 581-584.