PRESIDEN: PEMILIHAN TEKNOLOGI HARUS PERTIMBANGKAN UNTUNG RUGI

PRESIDEN: PEMILIHAN TEKNOLOGI HARUS PERTIMBANGKAN UNTUNG RUGI[1]

 

Jakarta, Suara Karya

Presiden Soeharto mengatakan, pemilihan teknologi haruslah diletakkan dalam kerangka tujuan setiap tahap pembangunan dengan memperhatikan segi yang menguntungkan maupun yang dapat merugikan pembangunan. Segi yang menguntungkan tentu harus diambil dan yang merugikan harus dihindarkan. Kalaupun aspek yang merugikan tidak terelakkan, akibat- akibatnya harus diusahakan yang paling minimal.

“Malahan bukan saja pemilihan teknologi. Semua kebijaksanaan dan langkah­-langkah di segala bidang hamslah selalu kita letakkan dalam kerangka tercapainya tujuan setiap tahap pembangunan tadi, “kata Kepala Negara ketika menerima peserta Konvensi Nasional Insinyur Mesin 1993 di Istana Negara, Selasa.

Dalam tahap pembangunan sekarang ini, menurut Presiden, teknologi yang diperlukan adalah teknologi yang dapat menciptakan teknik-teknik produksi yang efisien dan penggunaan tenaga kerja yang optimal. Hal ini harus benar-benar dihayati oleh para insinyur. Menurut Presiden, jika kita berhasil membangun industri besar-besaran, laju pembangunan akan bertambah cepat dan masyarakat akan bertambah besar pendapatannya. Karena itu, pembangunan industri akan dipacu lebih cepat dalam era tinggal landas nanti. Indonesia akan bergerak menjadi masyarakat industri.

Salah satu ciri masyarakat industri adalah tingginya pemanfaatan iptek dalam kehidupan masyarakat. Pengalaman bangsa lain menunjukkan bahwa pemanfaatan iptek telah membawa kemudahan dalam proses produksi, mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas dan memajukan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu meningkatkan daya saing produk-produk yang dihasilkan yang penting bagi pengembangan industri.

Disamping memerlukan penguasaan iptek, pembangunan industri perlu dukungan ekonomi yang kukuh dan manajemen yang tangguh. Karena itu pembangunan industri secara besar-besaran dan tangguh baru dapat dilaksanakan setelah kita berhasil membangun selama 25 tahun, setelah syarat-syarat minimalnya dipenuhi.

Insinyur Menentukan

Dalam rangka membangun industri besar-besaran itu, para Insinyur, kata Kepala Negara, memegang peranan yang sangat menentukan karena merekalah yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi industri. Mereka yang menentukan lancamya produk pabrik -pabrik, bahkan ikut menentukan teknologi yang digunakan.

Para insinyur hendaknya terus mengembangkan dan meningkatkan profesionalismenya. Profesionalisme harus dapat menjadi pilar produktivitas dalam struktur dan tatanan pembangunan industri. Pengembangan dan profesionalisme harus dilakukan dengan memanfaatkan aset produksi yang telah ada, mengandalkan optimasi proses industri serta mengadakan perbaikan lingkungan.

Khusus Kepada insinyur mesin, Presiden mengharap agar mereka menjadi tempat bertanya bagi masyarakat yang membutuhkan konsultasi teknologi untuk meningkatkan proses produksi. Sedangkan badan-badan kejuruan yang berada di bawah naungan Persatuan Insinyur Indonesia (PIT) hendaknya berperan sebagai lembaga mediator dan motivator guna meningkatkan mutu dan keterkaitan profesionalisme antara SDM di bidang industri dan meningkatkan daya guna proses produksi.

Memorandum

Pada kesempatan itu Ketua Umum Badan Kejuruan Mesin PII, Giri S Hadihardjono menyerahkan Memorandum Insinyur Mesin sebagai hasil Konvensi Nasional Insinyur Mesin 1993 kepada Presiden Soeharto. Memorandum itu di antaranya menyebutkan kesiapan insinyur mesin Indonesia untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan bekerjasama dengan semua pihak, mereka menyelenggarakan Program Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) . (N-1)

Sumber: SUARA KARYA( 11/08/1993)

______________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 811-813.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.