PRESIDEN: PENINGKATAN HUBUNGAN BUKAN CUMA URUSAN PEMERINTAH

PRESIDEN: PENINGKATAN HUBUNGAN BUKAN CUMA URUSAN PEMERINTAH

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengatakan peningkatan hubungan antar bangsa tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah atau para pemimpin, tapi juga seluruh anggota masyarakat termasuk pelajar, dengan tetap memegang prinsip saling menghormati.

Pentingnya peningkatan hubungan antar bangsa yang dilakukan melalui berbagai jalur tersebut disampaikan Kepala Negara di Bina Graha, Selasa ketika menerima 29 pelajar Selandia Baru. Para pelajar Rangitoto College itu sedang belajar Bahasa Indonesia di negaranya.

“Saling pengertian harus ditanamkan secara dini,” kata Presiden kepada para pelajar yang didampingi Dubes Selandia Baru untuk Indonesia Gordon Parkinson. Dalam rombongan tersebut terdapat seorang guru dan dua orang tua murid.

Presiden mengatakan para pelajar ini merupakan pelopor bagi serangkaian usaha untuk mendekatkan rakyat Indonesia dan Selandia Baru, karena mereka bisa mengenal berbagai aspek bangsa Indonesia misalnya kebudayaannya.

Kepala Negara memberi contoh ada bangsa-bangsa di Eropa dan Amerika yang lebih mengenal Bali dari pada Indonesia secara keseluruhan.

“Ada yang beranggapan Indonesia merupakan bagian dari Bali,” katanya sambil mengingatkan bahwa Bali justru adalah salah satu pulau dari sekitar 13.000 pulau di seluruh tanah air.

Ketika menekankan pentingnya kontak-kontak pribadi pada berbagai kalangan masyarakat, Presiden mengatakan hal itu akan mendorong semua pihak untuk menghormati pihak lainnya, serta tidak mencampuri urusan negara lainnya.

Dalam kesempatan itu Kepala Negara yang didampingi Sesdalopbang Solihin GP menjelaskan kepada para pelajar itu tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menghargai para pahlawan yang mengorbankan jiwa dan raga mereka.

Sesudah berbicara dengan para pelajar tersebut, Kepala Negara mengajak mereka berfoto bersama.

“Ayo, cepat kemari,” kata Kepala Negara sambil melambaikan tangannya kepada dua pelajar yang memasuki kembali ruang pertemuan ketika beberapa wartawan foto sedang mengambil gambar. Presiden menyerahkan sebuah buku tentang Indonesia kepada seorang pelajar.

Sebelum meninggalkan ruang pertemuan,para pelajar menyanyikan lagu “Hari Merdeka” secara fasih dan sebuah lagi lagu Selandia Baru.

Ketika lagu “Hari Merdeka” itu dinyanyikan para pelajar, Presiden Soeharto nampak bertepuk tangan.

Ditempat yang sama, Presiden juga menerima Menag Munawir Sjadzali, Menpen Harmoko, Menristek B.J Habibie, serta Dubes Sovyet untuk Indonesia Vladimir Semenov. Namun tidak diperoleh keterangan tentang pertemuan-pertemuan itu.

 

 

Sumber : ANTARA (22/08/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 299-300.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.