PRESIDEN: PERBEDAAN KETURUNAN JANGAN DIBESAR BESARKAN [1]
Jakarta, Merdeka
Perbedaan agama, suku dan keturunan hendaknya tidak dibesar-besarkan, sehingga tidak menimbulkan pertentangan. Sebab itu semangat kebersamaan, keselarasan dan kesatuan terus dipupuk, agar benar-benar menjiwai dan. menyemangati kader-kader bangsa, termasuk Gerakan Pramuka. Presiden Soeharto mengemukakan itu pada upacara pelantikan anggota Majelis Pembimbing Nasional (Mabinas) dan Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 1993-1998 di lstana Negara Jakarta, Senin (14/2). Pada kesempatan itu Kepala Negara sekaligus menganugerahkan tanda penghargaan Lencana Tunas Kencana kepada almarhum Letnan Jenderal (Pur) Soepardjo Roestam.
“Sebagai wahana penggodokan kader bangsa agar ditanamkan dan ditumbuhkan kesadaran ke lndonesiaan kepada segnap Pramuka. Karena itu semangat dan sikap goIongan yang sempit harus dihilangkan. Kita semua menyadari kelahiran Gerakan Pramuka justru dimaksudkan, antara lain untuk menghilangkan sikap golongan yang sempit itu,” kata Kepala Negara.
Dikatakan, Gerakan Pramuka merupakan pelengkap dan mengisi berbagai kegiatan penggodokan kader bangsa lainnya, seperti dunia pendidikan formal. Karena itu kegiatan kepramukaan di lembaga-lembaga pendidikan formal perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan. Sebagai wahana pendidikan, menurut Presiden. kepramukaan juga mempunyai makna tersendiri. Dalam kegiatan kepramukaan nilai nilai luhur kemanusiaan tidak hanya dipahami, tapi terutama dihayati secara alamiah dalam tingkah laku sehari-hari. Dengan demikian pendidikan kepramukaan mengandung nilai yang sangat penting bagi pembinaan dan pengembangan anak-anak dan remaja bangsa. Melalui kegiatan kepramukaan, anak-anak dan remaja bangsa Indonesia diarahkan sekaligus untuk mengisi waktu senggang mereka, dengan berbagai kegiatan yang mempunyai nlai pendidikan.
“Saya ingin menekankan betapa penting pengisian waktu senggang bagi anak anak dan para remaja bangsa kita,” kata Presiden.
Kenakalan Remaja
Kepala Negara juga mengemukakan, sebagai generasi tua tentunya sangat prihatin dengan apa yang biasa disebut sebagai kenakalan remaja.
“Tentu saja kita tidak boleh begitu saja menyalahkan kaum remaja kita. Banyak sebab yang menimbulkan gejala yang disebut sebagai kenakalan remaja itu. Kurangnya wahana bermain, langkanya sarana rekreasi yang sehat dan banyaknya waktu senggang merupakan beberapa sebab yang mengakihatkan kehidupan anak anak dan remaja tidak terarah secara positif. Semua ini tantangan yang harus kita jawab,” ujarnya.
Salah satu jawaban terhadap tantangan tadi, lanjutnya, adalah lebih memasyarakatkan kegiatan kepramukaan. Mereka yang dilantik oleh presiden itu adalah Azwar Anas selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Harian (Mabinari) Gerakan Pramuka, Letjen (Pur) Himawan Soesanto menjadi Ketua Kwamas menggantikan Letjen (Pur) H Mashudi yang telah menjabat Ketua Kwamas selama empat periode. Ketua Kwarnas dibantu Wakil Ketua Nyonya Tuti Try Sutrisno, Prof Dr Soediarto, Letjen (Prr) HARivai Harahap. dan Mayjen (Pur) Edi M Achir dan Sekjen Sudjono Suryo. Pengangatan pengurus harian Kwarnas beserta 40 orang anggota Andalan Nasionallainnya itu berdasarkan keputusan Presiden setelah menerima usulan dari tim formatur hasil Munas Gerakan Pramuka 1993di Jayapura, Irja. Tim forrnatur yang terdiri dari tujuh orang itu diketuai Nyonya Tien Soeharto. Dalam Gerakan Pramuka. presiden menjadi Ketua Mabinas.
Pada kesempatan itu dianugerahkan Lencana Tunas Kencana Gerakan Pramuka kepada almarhum Soepardjo Roestam, yang sebelum meninggal menjabat sebagai Ketua Mabinari Gerakan Pramuka dinilai berjasa dalam membina dan mengembangkan Gerakan Pramuka.
Sumber: MERDEKA ( 15/02/2004)
_______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 759-760.