PRESIDEN: PERS INDONESIA PEGANG TEGUH TRADISI KEJOANGANNYA
Padang, Antara
Presiden Soeharto menyatakan jajaran pers nasional Indonesia harus memegang teguh tradisi kejoangannya sebagai pers perjuangan dengan memberikan sahamnya yang besar bagi kemajuan bangsa.
Kepala Negara menekankan hal itu pada amanatnya yang disampaikan Menteri Penerangan Harmoko ketika atas nama Presiden meresmikan pembukaan Pameran Sejarah dan Perkembangan Pers Nasional memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-4 1988 di Gedung Olah Raga Haji Agus Salim, Padang, Selasa.
Kepala Negara lebih jauh menegaskan pentingnya pers nasional lebih mempertebal dan memperkokoh keyakinan masyarakat akan tujuan pembangunan nasional, di samping meningkatkan semangat patriotisme dalam memupuk dan mempertinggi semangat kecintaan masyarakat terhadap tanah airnya. ”Semuanya itu amat penting dan diperlukan dalam pembangunan bangsa,” kata Presiden.
Kepala Negara mengakui pers nasional Indonesia makin maju dan makin dewasa dalam menyalurkan aspirasi dan melakukan sosial kontrol serta memiliki wawasan yang sama terhadap arti pembangunan.
Pers nasional yang lahir dan tumbuh berkembang sebagai kekuatan perjuangan bangsa, jauh sebelum kemerdekaan bangsa direbut dari tangan penjajah, kini telah tumbuh dewasa dengan menyandang identitas Pers Pancasila sebagai identitas Pers Indonesia.
Dalam tingkat kemajuan pembangunan dewasa ini, Kepala Negara menginginkan masyarakat Pers Indonesia membaharui semangat pengabdian sambil meningkatkan kewaspadaan dengan daya tangkal yang kuat kokoh untuk mencegah bahaya ekstrim yang bisa merusak jalan pikiran masyarakat Indonesia, sehingga merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Menteri Harmoko kemudian memukul tabuh menandai peresmian pameran dibarengi pengguntingan untaian melati oleh Ny. Harmoko di gerbang gedung pameran. Kemudian menteri didampingi Gubemur Sumbar Drs. Hasan Basri Durin berkeliling melihat-lihat pameran pada 50 stand peragaan dari berbagai komponen Keluarga Besar Pers Nasional termasuk Kantor Berita Nasional ANTARA yang memperagakan proses pengiriman berita lewat jaringan komunikasi dalam dan luar negeri.
Tercatat juga dalam pameran ini beberapa perusahaan swasta yang memamerkan mesin-mesin cetak dan alat grafika, stand pemerintah daerah dan organisasi profesi lainnya.
Ketua Umum Pengurus Pusat PWI Zulharmans melaporkan kepada Menteri Hannoko, kegiatan yang telah dilaksanakan untuk memperingati HPN IV tahun ini seperti Konkemas di atas kapal KM Kerinci, dalam pelayarannya dari Jakarta ke Padang.
Dilaporkan juga, seminar perpajakan, sidang Dewan Pers serta kegiatan Pameran Pers dan Komunikasi Pembangunan Nasional 1988.
Zulharmans pada kesempatan itu mengatakan, pembangunan Pers Indonesia sebagai lembaga kemasyarakatan dalam tata kehidupan nasional telah memperoleh posisi yang jelas.
Dia melihat, upaya menciptakan kemitraan nasional perlu terus ditingkatkan. Ini penting, menurut Zulharmans, karena dibutuhkan keakraban nasional yang kokoh melalui upaya pengembangan wawasan yang lebih luas dengan kesadaran tanggung jawab serta berdedikasi kepada pembangunan yang lebih besar.
Upacara peringatan HPN IV yang bertema Dengan Interaksi Positif Memantapkan Pers Pancasila dan Komunikasi Pembangunan Untuk Mensukseskan Sidang Umum MPR Maret 1988.
Sumber : ANTARA (09/02/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 524-525.