PRESIDEN: PERUBAHAN PERLU DIRENCANAKAN SEBAIK BAIKNYA[1]
Jakarta, Suara Pembaruan
Jasa konsultansi sangat diperlukan dalam pembangunan. Makin maju pembangunan dan makin banyak proyek yang dibangun, juga makin banyak jam konsultansi yang diperlukan. Demikian dikemukakan Presiden Soeharto di Istana Negara Sabtu siang dalam sambutannya pada pembukaan Musyawarah Nasional IV Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo).
Kepala Negara mengatakan, pembangunan adalah usaha secara sadar untuk memperbaiki kehidupan manusia. Karena itu, pembangunan merupakan proses yang tidak ada hentinya dari perubahan menuju perbaikan. Proses menuju perbaikan itu berlangsung pada segala bidang, seperti pada bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Agar perubahan itu berjalan lancar, kata Kepala Negara, maka perubahan tadi perlu direncanakan sebaik-baiknya. Supaya perencanaan berjalan baik dan dapat dilaksanakan dengan tepat, diperlukan pengetahuan dan kemampuan teknis serta objektivitas dalam menentukan pemilihan teknologi, penentuan pola manajemen, pengawasan dan pelaksanaan pembangunan. Semuanya itu, kata Kepala Negara, merupakan produk usaha jasa konsultansi.
lebih lanjut Presiden Soeharto mengatakan, Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II merupakan proses kelanjutan, peningkatan, pendalaman, perluasan dan pembaruan PJP I. Dikatakan, dalam PJP II bangsa Indonesia memasuki proses tinggal landas menuju terwujudnya masyarakat maju, adil, makmur dan mandiri berdasarkan Pancasila. Karena itu, dalam PJP II nanti kita harus mencapai perubahan ekonomi yang tinggi.
Untuk itu, kata Kepala Negara, di samping harus menggalakkan pembangunan di bidang pertanian, pembangunan industri harus diberi perhatian yang lebih besar lagi. Perkembangan bidang industri ini juga harus dikaitkan dengan sektor lainnya agar dapat berperan sebagai motor penggerak ekonomi.
Presiden mengatakan, pengalaman menunjukkan bahwa bangsa-bangsa yang maju dan makmur menggunakan bidang industri sebagai motor penggerak perekonomiannya. Industri juga, Ianjut Kepala Negara, diandalkan sebagai penyerap utama tambahan angkatan kerja produktif, yang secara bertahap menggantikan peran pertanian.
Dalam rangka membangun industri secara besar-besaran nanti, tidak sedikit jumlah proyek yang harus dibangun. Dalam membangun proyek itu, katanya, jasa parakonsultan sangat diperlukan. Sebab, demikian Kepala Negara, konsultanlah yang memberikan jasa keahliannya dalam proses membangun suatu proyek. Bahkan, jasa konsultan telah diperlukan sejak mulai menyiapkan proyek, pembuatan studi kelayakan, perencanaan, perekayasaan, supetvisi dalam pelaksanaan sampai pada evaluasi proyek dan pemantauan.
Dinamis
Presiden mengatakan, Repelita VI nanti akan berlangsung dalam situasi dunia yang bergerak sangat dinamis. Ekonomi dunia makin menjadi satu dan bangsa-bangsa saling membutuhkan. Persaingan akan bertambah ketat. Menanggapi situasi dunia yang demikian, kita harus berupaya keras untuk terus mengembangkan kemampuan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan tcknologi, khususnya kemampuan pemberian layanan jasa konsultansi yang potensial. Karena itu, kata Kepala Negara, perlu diciptakan iklim yang mendorong pengembangan usaha jasa konsultansi nasional.
Agar mutu konsultansi yang diberikan memenuhi persyaratan, maka konsultan Indonesia perlu menggalang kerja sama dengan berbagai pihak, seperti lembaga lembaga penelitian dan lembaga pendidikan. Dengan meningkatnya kemampuan nasional dalam bidang layanan jasa konsultansi, maka Indonesia diharapkan juga akan dapat membantu bangsa-bangsa yang sedang membangun di bidang pemberian jasa konsultansi, demikian Presiden Soeharto.
Sebaliknya, kata Kepala Negara, Inkindo harus benar-benar menyadari tantangan zaman dan sekaligus menanarnkan keyakinan kepada para anggotanya akan besamya potensi yang dimiliki untuk menyambut tantangan itu. Dengan demikian, konsultan Indonesia akan dapat ikut serta dalam kerja sama Selatan-Selatan .(M-4)
Sumber: SUARA PEMBARUAN (5/2/1994)
___________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 9-10