PRESIDEN: PON XIV HARUS TETAP DI JAKARTA[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto menegaskan di Jakarta, Kamis, pesta olahraga PON XIV tahun 1997 harus diselenggarakan di Jakarta dan daerah tidak usah memaksakan diri menjadi tuan rumah karena di berbagai daerah masih banyak orang miskin. Penegasan itu dikemukakan Kepala Negara kepada Menpora Hayono Isman di Bina Graha, ketika melaporkan keinginan Jawa Timur menjadi tuan rumah pesta olahraga itu. “Presiden mengatakan sasaran utama Repel ita VI adalah memerangi kemiskinan dan Jawa Tirnur masih memiliki banyak desa miskin. Kalau dipaksakan Jatim memang bisa menjadi tuan rumah. Tapi kenapa dana itu tidak dimanfaatkan saja untuk membantu orang miskin,” kata Hayono mengutip Presiden. Presiden juga mengingatkan bahwa Jakarta telah memiliki berbagai fasilitas memadai untuk tetap menjadi penyelenggara pertemuan para olahragawan terbaik tanah air yang ingin memperlihatkan prestasi mereka.
“Kalau sudah berhasil memerangi kemiskinan, maka daerah-daerah baru perlu mempertimbangkan dan mencalonkan dirinya menjadi tuan rumah PON,” kata Presiden kepada Hayono. Karena itu, kata Hayono “Tidak ada pilihan lain kecuali Jakarta”.
Ketika ditanya tentang masalah ini, Menpora mengatakan Rapat Paripuma KONI memang telah menyetujui keinginan Jatim untuk menjadi penyelenggara PON itu. Namun keputusan tetap diambil oleh Pemerintah Pusat. Menpan TB Silalahi baru-baru ini menentang gagasan pemotongan gaji seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Jatim untuk membiayai pesta olahraga itu.
“Beban para pegawai negeri kan sudah berat. Kok malahan ingin dipotong,” kata Silalahi kepada wartawan setelah menemui Kepala Negara di Bina Graha.
Beberapa pengurus KONI Jatim melontarkan gagasan pemotongan gaji PNS setempat untuk ikut membiayai PON itu. Hayono mengatakan pengurus KONI harus mulai mendekatkan diri dengan dunia usaha agar mereka bersedia ikut membiayai kegiatan ini terutama karena terbatasnya dana pemerintah. (T.EU02/0k01/24/02/94 12:38/RB2)
Sumber: ANTARA(24/02/1994)
_________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 646-647.