PRESIDEN PRIHATIN PRESTASI OLAHRAGA TERUS MENURUN

PRESIDEN PRIHATIN PRESTASI OLAHRAGA TERUS MENURUN[1]

 

 

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto secara implisit menyatakan prihatin terhadap prestasi para atlet nasional yang tidak bisa menonjol, sekalipun hanya di tingkat Asia, apalagi pada taraf internasional. Meski demikian, diakuinya juga ada satu-dua prestasi internasional yang ditembus atlet nasional.

“Kita tidak dapat mengatakan bahwa pembangunan olahraga yang kita lakukan selama ini berhasil, jika prestasi atlet-atlet kita terus merosot,” tutur Kepala Negara dalam sambutan pada peringatan ke-10 Hari Olahraga Nasional (Haornas) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/9).

Haornas sebenarnya jatuh pada 9 September ini bertepatan dengan pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-8. Menurut catatan Kompas, perolehan medali emas pada SEA Games saja terus menurun. Jika pada Sea Games 1987 di Jakarta Indonesia meraih 185 medali emas, maka pada 1989 di Kuala Lumpur medali yang diperoleh menjadi 102, turun lagi menjadi 92 medali pada SEA Games 1991 di Manila, dan hanya mendapat 88 medali emas pada SEA Games 1993 di Singapura. Hadir pada acara itu sekitar 400 undangan, termasuk juara atlet, pembina, pelatih, dah sejumlah menteri, antara lain Menpora, Mensos, Menag, Ketua DPA, dan Ketua Umum KONI Pusat. Pada acara peringatan itu, Presiden juga menyerahkan penghargaan Parama Krida Pratama kepada 60 atlet, Adi manggalya Krida kepada 11 pembina dan delapan pelatih, Sanggraha Krida kepada tiga pemda.

Parama Krida Pratama antara lain diserahkan kepada Sri Mulyaningsih (anggar), Hari Setiawan (angkat besi), Parlautan Siregar (atletik), Pascal Wilmar (bola voli), Rexy Mainaky dan Herianto Arbi (bulu tangkis), Kresno Bayu (yudo), Ehdah Jubaedah (karate), Hans Wibowo (menembak), Gatot Arianto (panahan), Taslim Azis (pencak silat), Nani Suryani (loncat indah), Sherly Novitasari (senam), Rahmi Kurnia (taekwondo), Romana Tedjakusuma dan Natalia Soetrisno (tenis), Deddy da Costa (tenis meja), dan Supardi Sudin (dayung).

Adi manggalya Krida bagi pembina diberikan kepada R Maladi, Surono. Ali Saidi Soesilo Soedarman, Abdul Gafur, H. Ismail, Sondang Meliala, Ngadiono, Sachien Efendi (alm), Daloe Djajeng kartika (alm), serta Yahya  Buari. Sedangkan Adi manggalya Krida bagi pelatih diberikan kepada Soeratmin, EJ Kuron, Tick Suratman, Triadji, Atik Jauhari, Liang Chiusia, Leman Mandi, dan Ny Diana Wuisari. Sangraha Krida diberikan kepada Pemda DKI, Sulsel, dah Jateng. Perguruan tinggi yang mendapat penghargaan khusus adalah Unila Lampung, IKIP Jakarta, IKIP Yogyakarta, dan ASMI Jakarta.

Presiden juga menyerahkan Piala Haomas kepada Tim Jawa Tengah yang menjadi juara pertama pada pertandingan sepakbola Piala Haornas Coca Cola usia di bawah 15 tahun. Menurut Menpora Hayono Isman, para atlet penerima penghargaan itu semuanya adalah atlet yang pada SEA Games XVII di Singapura berhasil meraih medali emas. Jumlah atlet yang meraih medali emas pada Sea Games itu adalah 141 orang, 81 orang di antaranya sudah pemah memperoleh tanda penghargaan Parama Krida atau yang setingkat pada tahun-tahun lalu, sehingga pada tahun 1993 inihanya diberikan penghargaan kepada 60 orang. Selain itu, tambah Menpora, untuk merangsang semangat danprestasi selanjutnya, kepada para atlet yang meraih medali emas di Sea Games XVII Singapura akan diberikan bonus sebesar Rp 1 juta dan kemudahan pemilikan rumah melalui KPR BTN.

 

Suasana Mendukung

Harus disyukuri, kata Presiden, dewasa ini masyarakat makin menggemari olahraga dengan jenis yang berbagai macam. Sarana olahraga, baik jenis maupun jumlahnya terus bertambah. Pertandingan olahraga makin sering diselenggarakan dan klub-klub olahraga pun banyak bermunculan. Ringkasnya, demikian Kepala Negara, kegiatan olahraga telah memasyarakat dan ini merupakan perkembangan yang positif. “Tapi kita mempunyai tantangan yang tidak kecil, yaitu menyangkut masalah prestasi. Dalam satu dua cabang olahraga, prestasi kita telah mencapai tingkat dunia, namun dalambanyak cabang olahraga, prestasi kita di tingkat Asia saja masih tertinggal,” kata Presiden.

Sebab itu, tugas semua pihak adalah meningkatkan prestasi olahraga tadi. Harus diingat baik-baik, katanya, ukuran berhasilnya pembinaan olahraga ditentukan tingginya prestasi. Ini harus disadari sedalam-dalamnya, kalangan dunia olahraga, terutama para pembina olahraga di tingkat nasional dan di tingkat daerah.

Menurut Presiden, dewasa ini justru terdapat suasana umum yang mendukung pengembangan prestasi olahraga. Kegemaran berolahraga sudah mempunyai akar yang luas dalam masyarakat. Ekonomi terus bertambah baik, sehingga ada dana dalam masyarakat yang dapat dikerahkan untuk mendukung kegiatan olahraga. Ilmu pengetahuan dan metoda-metoda baru, juga telah dikembangkan untuk meningkatkan prestasi olahragawan.

“Semuanya itu tentu dapat kita, manfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan prestasi olahraga sebagaimana yang digariskan GBHN 1993,”demikian Presiden.

Pembibitan Dini

Dikatakan juga, dalam era tinggallandas nanti, harus ada program pembibitan atlet secara terpadu dan menyeluruh. Pemanduan bakat harus diperbanyak dan diperluas. Bibit-bibit olahragawan yang potensial harus dibina secara teratur, terus menerus dan terencana sehingga dapat mencapai prestasi tinggi.

“Pembibitan olahragawan hendaknya dimulai sejak dari SD. Untuk itu perlu dikembangkan sistem pembibitan olahragawan di sekolah sehingga dapat ditemukan olahragawan berbakat. Kita menyadari prestasi olahragawan tergantung penemuan bibit yang berbakat. Karena itu tahap pembibitan ini sangat penting untuk pembinaan prestasi,” Presiden menjelaskan.

Semua upaya itu,menurut Presiden, jelas memerlukan kerja sama dan koordinasi sebaik-baiknya antara semua jajaran yang bergerak dalam pembangunan olahraga.

”Untuk itu perlu dikembangkan sikap kebersamaan yang tulus dan ikhlas. Jangan kita berpikir terkotak-kotak danjangan kita bekerja berkotak-kotak yang hanya membuang-buang waktu, pikiran, tenaga dan dana,” Presiden menegaskan.

Di samping melakukan pembibitan olahragawan unggul, untuk menciptakan prestasi yang tinggi juga diperlukan sarana latihan yang memadai.

“Karena itu pada kesempatan ini saya ingin mengajak masyarakat untuk memelihara dan memperbanyak sarana olahraga. Saya minta agar semua sarana dipelihara sebaik-baiknya dan tidak ditelantarkan. Dengan bertambah banyaknya sarana olahraga yang kita miliki, maka kegiatan olahraga akan dapat ditingkatkan dan disebar di seluruh penjuru Tanah Air,” imbau Kepala Dalam rangka mendorong prestasi itulah, katanya, maka pemerintah menganugerahkan tanda penghargaan kepada mereka yang telah berprestasi dan berjasa di bidang olahraga tersebut. (vik)

Sumber: KOMPAS ( 09/09/ 1993 )

___________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 781-784.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.