PRESIDEN: PROGRAM KB BUKAN CUMA UNTUK BATASI KELAHIRAN

PRESIDEN: PROGRAM KB BUKAN CUMA UNTUK BATASI KELAHIRAN

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengatakan pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) tidak hanya bertujuan membatasi angka kelahiran, karena sasaran akhirnya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Masalah KB tersebut disampaikan Kepala Negara di Istana Negara, Senin ketika menerima para anggota parlemen dari beberapa negara Asia dan Pasifik yang bertemu di Jakarta untuk membahas masalah kependudukan.

Presiden menyebutkan pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa jika sebuah keluarga terlalu banyak memiliki anak maka sulit untuk meningkatkan taraf kehidupan keluarga itu. Indonesia ingin mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), yaitu orang tua yang memiliki cukup dua anak.

Presiden yang berbicara tanpa naskah (teks) mengatakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya peserta KB, maka pemerintah membagi-bagikan pohon kelapa hibrida. Buah kelapanya bisa dijual untuk meningkatkan taraf hidup para peserta KB itu.

Langkah lain yang diupayakan pemerintah adalah mengajak para pemilik toko swalayan untuk memberikan potongan harga/korting bagi para peserta KB Lestari yang berbelanja di toko itu.

Pemerintah sendiri juga berusaha memberikan penghargaan kepada para peserta KB Lestari berupa peniti emas, yang diserahkan secara simbolis kepada utusan dari berbagai daerah di Istana Negara.

Ketika berbicara tentang alat kontrasepsi, Kepala Negara yang didampingi Menteri Negara KLH Emil Salim dan Kepala BKKBN Haryono Suyono mengatakan pemerintah memberikan keleluasaan kepada para peserta KB untuk memilih alat yang sesuai dengan keinginannnya.

Namun, pemerintah tidak memasukkan cara pengguguran dalam program KB. Sterilisasi tidak dianjurkan, walaupun dalam keadaan darurat bisa digunakan, kata Kepala Negara.

 

 

Sumber : ANTARA (22/03/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 615-616.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.