PRESIDEN: PROGRAM MULUK-MULUK HANYA MENGECEWAKAN RAKYAT

PRESIDEN: PROGRAM MULUK-MULUK HANYA MENGECEWAKAN RAKYAT

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto menegaskan, masyarakat membutuhkan program serta kegiatan yang langsung dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya, dan bukannya program muluk-muluk yang hanya akan menimbulkan kekecewaan.

Masalah pembuatan program yang realistis itu dikemukakan Kepala Negara ketika membuka Majelis Tahkim/Kongres Syarikat Islam (SI) ke-35 di Taman Mini Indonesia lndah.

“Umat Islam dan bangsa kita memerlukan kegiatan yang langsung menyentuh kehidupannya. Program yang muluk-muluk yang sukar dilaksanakan hanya mengakibatkan kekecewaan, sebab biasanya hanya memberikan harapan yang sulit diwujudkan,” kata Presiden.

Karena itu, Kepala Negara meminta pimpinan organisasi-organisasi kemasyarakatan serta seluruh kelompok untuk bersikap lebih realistis dalam mewujudkan cita-cita masyarakat. Masalah ini dikemukakan Kepala Negara ketika menyinggung perubahan kegiatan Syarikat Islam-salah satu organisasi keagamaan yang sudah lama berdiri-dari bidang politik ke sektor sosial, pendidikan, serta keagamaan.

“Peralihan bidang perjuangan Syarikat Islam itu membuktikan dengan jelas kematangan wawasan dalam memahami tahapan-tahapan kehidupan bangsa kita,” kata Presiden. Dalam kesempatan ini, Presiden mengingatkan kembali peranan Syarikat Islam bersama beberapa organisasi sosial umat Islam lainnya sebagai pelopor gerakan kebangsaan. “Dalam menyambut era baru nanti, organisasi-organisasi sosial umat Islam juga harus dapat berada dalam barisan pelopor,” kata Kepala Negara ketika menyinggung masalah era lepas landas yang akan dilaksanakan Bangsa Indonesia beberapa tahun lagi.

Kepala Negara mengatakan keadaan SI dan organisasi sosial umat Islam lainnya sekarang jauh lebih baik dibanding masa lampau. Dengan melakukan pembenahan maka SI dan organisasi-organisasi lainnya itu dapat dikerahkan lebih baik lagi untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya dalam rangka pembangunan seluruh bangsa.

“Tugas ini jelas bukan tugas yang ringan. Tugas ini juga jelas tidak akan selesai dalam setahun dua tahun. Tetapi saya percaya, tradisi sebagai pelopor perjuangan yang telah ditunjukkan para pendiri Syarik:at Islam pasti dapat diwarisi oleh segenap kaum Syarikat Islam yang sekarang dan di masa datang,” demikian Presiden.

Kesempatan bertemu dengan para tokoh Islam ini dimanfaatkan kembali oleh Kepala Negara untuk menjelaskan lagi kebijaksanaan pemerintah tentang pembangunan di berbagai bidang seperti ekonomi.

“Kemajuan yang sekarang telah berhasil kita capai di bidang ekonomi bukan merupakan tujuan akhir. Malahan, seluruh pembangunan ekonomi itu sendiri bukan merupakan tujuan akhir, melainkan merupakan sasaran antara,” kata Kepala Negara dengan tegas.

Kepala Negara menegaskan tujuan utama pembangunan sama sekali tidak berubah yaitu meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia. Tujuan akhir pembangunan adalah tetap membangun manusia Indonesia seutuhnya. “Dengan kata lain, kebahagiaan manusia Indonesia itulah yang menjadi sasaran utama pembangunan nasional kita, kebahagiaan lahiriah maupun kebahagiaan rohani,” kata Presiden dengan tegas. Kongres ini yang akan diikuti utusan dari 238 cabang dan 25 wilayah akan membahas kegiatan di masa mendatang.

 

 

Sumber : ANTARA (17/10/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 160-161.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.