PRESIDEN RESMIKAN BENDUNGAN DI SUMBAWA: PEMBANGUNAN PERTANIAN SELALU MENDAPAT PERHATIAN UTAMA[1]
Jakarta, Suara Pembaruan
Presiden Soeharto mengatakan, sejak mulai membangun dua setengah dasawarsa yang lalu, pembangunan bidang pertanian selalu mendapat perhatian yang utama, khususnya tanaman pangan, karena pangan merupakan kebutuhan pokok yang utama.
“Kerawanan pangan dapat menjadi awal dari kesulitan ekonomi serta pangkal dari ketidakstabilan sosial, “kata Kepala Negara ketika meresmikan Bendungan Mamak di Desa Brora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, hari Sabtu.
Kepala Negara mengatakan, produksi pangan juga akan meningkatkan mutu gizi, memperbesar pendapatan petani dan meningkatkan taraf hidup jutaan petani dan keluarganya. Juga sangat jelas, bertambah majunya pembangunan pertanian akan mendorong perkembangan ekonomi pada umumnya.
Sebagian terbesar rakyat Indonesia adalah kaum tani. Karena itu meningkatnya pendapatan dan tingkat hidup para petani akan meningkatkan pendapatan sebagian terbesar rakyat Indonesia. Hal ini akan mendorong para petani untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang hasil industri, sehingga akan mendorong berkembangnya industri. Dan industri yang berkembang akan meningkatkan kegiatan sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti perdagangan, perhubungan, transportasi dan seterusnya.
Mutlak Diperlukan
Menurut Presiden Soeharto, dalam rangka membangun bidang pertanian, maka waduk dan bendungan beserta saluran irigasi merupakan sarana yang mutlak diperlukan. Karena itulah, dalam melaksanakan pembangunan selama ini, pemerintah terus berusaha membangun bendungan-bendungan dan waduk-waduk beserta saluran irigasinya. Pemerintah juga membangun pabrik-pabrik pupuk dan pestisida, yang merupakan sarana produksi pertanian yang sangat penting. Untuk meningkatkan kemampuan petani dalam menjalankan usaha-usaha pemerintah jugamenyediakan kredit dan bibit unggul, membangun petak -petak percontohan dan banyak kegiatan lainnya.
Para petani sendiri temyata menanggapi semua upaya tadi dengan kegairahan yang tinggi. Mereka ikut serta secara aktif dalam kegiatan Koperasi Unit Desa, Kelompok Tani dan lembaga-lembaga lain sebagai wadah bersama dalam meningkatkan produksi,
” kata Kepala Negara. Bangsa Indonesia merasa bersyukur bahwa semua yang dikerjakan tadi telah memberikan hasil yang membesarkan hati. Produksi pangan terus meningkat Sejak beberapa tahun yang lalu Indonesia telah berswasembada beras dan terus mempertahankannya, walaupun jumlah penduduk dan kebutuhan beras-terus bertambah besar.
Pendapatan petani yang merupakan bagian terbesar dari rakyat juga terus bertambah besar. Meningkatnya pendapatan bagian terbesar dari masyarakat tadi telah sangat mengurangi jumlah rakyat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Di lain pihak, telah mendorong tumbuhnya sektor industri dan kegiatan ekonomi Jainnya. Semuanya itu menunjukkan bahwa strategi pembangunan yang selama ini ditempuh merupakan strategi pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan lapisan terbesar rakyat Indonesia.
“Keberhasilan keberhasilan pembangunan yang kita capai tadi, terjadi merata hampir di seluruh Tanah Air. Juga di daerah Nusa Tenggara Barat ini, “kata Presiden.
Mengubah Nasib
Presiden mengatakan, sejak ratusan tahun yang lalu sebagian daerah Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang rawan pangan. Kerawanan pangan yang sering terjadi itu antara lain disebabkan oleh gagalnya panen, karena pendeknya kurun waktu curah hujan, kebiasaan mengolah tanah yang kurang tepat, belum dikuasainya teknologi bertanam padi gogo rancah dan sebagainya.
Namun, sejak dilaksanakannya Operasi Tekad Makmur yang inti kegiatannya adalah pelaksanaan intensifikasi padi gogorancah lebih dari sepuluh tahun yang lalu, daerah ini telah berhasil menjadi daerah yang berswasembada beras. Malahan, kini telah menjadi salah satu daerah penyedia berasuntuk stok nasional.
Rakyat Nusa Tenggara Barat telah mengubah nasibnya sendiri. Rakyat Nusa tenggara Barat telah membalikkan arah sejarah . Dari daerah miskin yang kekurangan pangan, mengubah diri menjadi daerah yang mampu membantu kebutuhan beras daerah-daerah lain di Tanah Air kita. Keberhasilan ini telah memberi kepercayaan kaum tani di daerah ini. Belajar dari daerah ini, kita semua percaya bahwa dengan bekerja keras kita dapat meningkatkan mutu kehidupan dan memperbaiki nasib kita, demikian Kepala Negara. (M5)
Sumber: Suara Pembaruan (11/04/1992)
________________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 752-754.