PRESIDEN RESMIKAN DERMAGA UMUM DI BELAWAN
Medan, Antara
Presiden Soeharto minta kepada seluruh jajaran penyedia jasa di pelabuhan, baik aparatur pemerintah maupun swasta, agar benar-benar melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Pemerintah, katanya, telah menetapkan berbagai kebijaksanaan untuk mempermudah pengurusan barang dan berbagai kemudahan bagi penumpang.
“Saya minta agar semua fihak benar-benar melaksanakan kebijaksanaan pemerintah itu dengan sebaik-baiknya,” tegas Presiden.
Permintaan Kepala Negara itu diutarakan pada peresmian dermaga umum dan terminal peti kemas di pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, sekaligus meresmikan jalan tol Belmera (Belawan-Medan-Tanjung Morawa) Selasa.
Dalam upacara di Belawan itu Presiden menilai kedua proyek yang diresmikan itu penting artinya bagi kelancaran eknomi dan pembangunan di daerah Sumatera Utara serta daerah lain sekitamya.
Ia menyebut pelabuhan Belawan sangat strategis, karena letaknya dekat dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia , di samping sebagai salah satu pelabuhan terpenting di pulau Sumatera.
Dengan selesainya perluasan dermaga umum dan terminal peti kemas, akan makin besar dan lancar arus keluar-masuk barang dan penumpang melalui pelabuhan tersebut.
Hal tersebut juga ditunjang dengan adanya jalan tol “Belmera” yang juga berfungsi sebagai jalan pintas bagi angkutan berat, di samping untuk mengatasi masalah lalu-lintas di kota Medan yang meningkat pesat.
Presiden memandang Sumatera Utara dan Sumatera umumnya memiliki potensi besar untuk maju, karena berkemampuan meningkatkan produksi pertanian, perkebunan dan industri. “Peningkatan produksi tentu tidak ada gunanya jika tidak bisa diangkut dengan cepat dan murah. Barang ekspor hasil pertanian dan perkebunan dari daerah ini juga akan sulit bersaing di pasaran intemasional jika pengangkutannya lama dan mahal,” kata Presiden.
Pada awal sambutannya, Presiden mengemukakan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di titik silang hubungan dua benua dan dua samudera, sehingga berada di jaringan pelayaran intemasional yang ramai.
Bangsa Indonesia, katanya, harus memanfaatkan sebaik-baiknya posisi tanah air yang strategis itu, dengan jalan antara lain membangun dan melangkapi pelabuhan pelabuhan dengan cara modem sesuai kemajuan zaman.
“Jika kita tidak melakukan hal itu, maka kita akan tertinggal oleh kemajuan bangsa-bangsa lain,” demikian Kepala Negara mengingatkan.
Oleh karena itulah pemerintah terus membangun dan membenahi pelabuhan seperti Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu,Pelabuhan Tanjung Emas di JawaTengah dan Tanjung Perak di Surabaya, dan sekarang di Belawan.
Pembangunan dermaga umum dan terminal peti kemas di Belawan itu dibiayai dari APBN Rp30,76 milyar ditambah bantuan pinjaman Bank Pembangunan Asia (ADB) 31,13 juta dolar AS, bantuan Pemerintah Jerman Barat 57,64 juta mark Jerman dan kredit ekspor dari Jepang berjumlah 429,95 juta yen.
Presiden dan rombongan mengendarai bus melewati jalan tol “Belmera” yang panjangnya 34 KM dan dibangun dengan biaya Rp 65 milyar (terdiri dari pinjaman Pemerintah Kuwait 18,2 jutadolar AS dan Jerman Barat 22,8 juta (dolar). (LS) (T/A-05/B02/87-03-17-12: 10)
Sumber: ANTARA(17/03/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 407-408.