PRESIDEN RESMIKAN PABRIK PUPUK FOSFAT UNIT II DI GRESIK
Presiden Soeharto menegaskan, masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang menjadi cita-cita pembangunan tidak mungkin dapat terwujud jika tidak memiliki kekuatan pertanian yang tangguh yang dapat mendukung kekuatan dan kemampuan industri yang akan terus ditingkatkan.
Hal itu ditegaskan Presiden dalam amanatnya ketika meresmikan Pabrik Pupuk Fosfat Unit ll PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur.
Presiden, yang disertai Ibu Tien Soeharto serta sejumlah menteri Kabinet Pembangunan IV dalam sambutannya itu mengatakan, peresmian pabrik pupuk di Petrokimia Gresik, Jawa Timur Sabtu pagi.
Presiden, yang disertai Ibu Tien Soeharto serta sejumlah menteri Kabinet Pembangunan IV dalam sambutan itu mengatakan, peresmian pabrik-pabrik pupuk di Petrokimia Gresik ini menunjukkan betapa pesatnya pabrik petrokimia Gresik meningkatkan kapasitas produksinya.
Presiden pertama kali datang ke pabrik Petrokimia Gresik tahun 1972 untuk meresmikan pabrik pupuk urea dan pupuk ZA.
Tahun 1979 Presiden meresmikan lagi Pabrik Fosfat Unit I, dan sekarang Pabrik Fosfat Unit II yang berkapasitas 500.000 ton. Pabrik pupuk Fosfat Unit I berkapasitas 500.000 ton.
"Kita memang perlu terus meningkatkan produksi pupuk agar pembangunan pertanian kita dapat berhasil dengan sukses," kata Kepala Negara.
Suksesnya pembangunan pertanian perlu diusahakan dengan sekuat tenaga dan daya agar "kita dapat mencukupi kebutuhan pangan, meningkatkan pendapatan petani serta meningkatkan penerimaan ekspor, memberikan kesempatan kerja kepada banyak orang, dan meningkatkan kesejahteraan jutaan petani kita".
Ia mengingatkan, dalam melaksanakan pembangunan industri prioritas tinggi diberikan pada pembangunan industri yang menunjang sektor pertanian, seperti industri pupuk.
Dalam kesempatan itu Presiden mengingatkan pula bahwa pembangunan pabrikpabrik tidak berhenti sampai di sini saja. Ia menyebutkan pembangunan pabrik pupuk yang sedang diselesaikan seperti PT. ASEAN Aceh Fertilizer (urea), pabrik pupuk PT. Iskandar Muda (urea) di Aceh, dan Pabrik Pupuk Kalimantan Timur Unit I dari Unit II.
Presiden mengatakan, dalam membangun pabrik pupuk harus diusahakan mengurangi setahap demi setahap ketergantungan dari luar negeri.
Sebagai contoh ia mengemukakan bahwa untuk menghasilkan pupuk fosfat bahan bakunya sebagian besar masih tergantung dari luar negeri. Keadaan ini merupakan kerawanan jika tidak diambillangkah-langkah pengamanan pengadaan bahan baku.
Kepala Negara memintakan perhatian PT. Petrokimia Gresik untuk rnemperhatikan masalah penyediaan bahan baku tersebut.
Berkembang
Presiden mengatakan, dengan makin berkembangnya kegiatan pabrik pupuk ini dan perusahaan lainnya di daerah Gresik, maka daerah ini telah berkembang menjadi salah satu wilayah industri yang cukup besar di tanah air.
Daerah ini tentu akan banyak membutuhkan tenaga-tenaga terampil yang diperlukan. Presiden menyatakan kegembiraannya bahwa dunia industri di daerah ini telah memprakarsai dan mempersiapkan tenaga terampil dengan mengadakan sekolah magang yang dikelola oleh unit-unit produksi yang mampu.
Menurut, Presiden, keberhasilan usaha untuk mengembangkan daerah Gresik menjadi wilayah industri yang besar sebagian besar tergantung dari manusia yang menjalankan dan mengelola industri di daerah ini.
‘Tanpa manusia yang memiliki kemauan dan ketrampilan membangun, makakita tidak akan mungkin membangun bangsa”, demikian amanat Presiden Soeharto.
Selesai menyampaikan amanatnya, Presiden dan Ibu Tien Soeharto meninjau unit pabrik pupuk. Turut dalam rombongan Presiden, Menteri Perindustrian, Menteri Sekretaris Negara, Menteri Pertanian, Menteri Muda Urusan Produksi Dalam Negeri. Presiden dan rombongan Sabtu siang kembali ke Jakarta. (RA)
…
Gresik, Antara
Sumber : ANTARA (30/07/1983)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 293-295.