PRESIDEN RESTUI PENUNDAAN PEMBANGUNAN HOTEL DI DENPASAR DAN BANDUNG [1]
Denpasar, Antara
Presiden soeharto merestui penundaan sementara pengembangan kawasan wisata khusus pembangunan hotel berbintang di kabupaten bandung dan kotamadya denpasar serta mengarahlkanya pada tujuh kabupaten lainya di bali. “upaya tersebut untuk memeratakan perkembangann pariwisata, khususnya pembangunan akomodasi di bali,” berkata gubernur bali, ida bagus oka kepada wartaawan selesai mengadakan kunjungan kerja selama dua hari di kabupaten jembrana, 85km barat denpasar kamis petang. ia mengatakan, kebijaksanaan yang di tempunh pemda bali untuk menyeimbangkan perkembangan pariwisata bali selatan dengan bali utara, barat dan timur itu mendapat dukungan positif dari kepala negara
Banyak permohonan pembangunan hotel berbintang di kawasan wisata di kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar, namun tidak diizinkan. Pemilik modal cenderung membangun fasilitas kepariwisataan berupa hotel dikawasan wisata Kabupaten Badung dan Kodya Denpasar yang selama ini dinilai sudah jenuh. Hal itu terbukti beberapa investor dari Singapura dan Jerman pemah menjajaki untuk membangun hotel di Pantai Baluk Rening dan Gilimanuk Kabupaten Jembrana, namun tidak pemah terealisasi. Faktor jarak yang cukup jauh antara Bandara Ngurah Rai dengan kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Pulau Bali yakni sekitar 90 km yang ditempuh lewat darat selama dua jam, merupakan alasan bagi investor enggan menanarnkan modalnya. Berdasarkan perhitungan bisnis wisatawan mancanegara kecil kemungkinan memanfaatkan fasilitas pariwisata di Bali barat itu misalnya jika akan berangkat ke negaranya minimal meninggalkan hotel 3,5 jam sebelurnnya. Kondisi seperti itu dinilai cukup memberatkan wisatawan, kecuali ada Kapal Fery fasilitas penyeberangan laut yang menghubungkan Tuban atau Kuta ke Jembrana yang bisa ditempuh dalam waktu singkat. Gubernur Oka mengatakan, Pemda Bali sedang merintis pembangunan jalan pintas di pesisir selatan Pulau Bali dan jika fasilitas itu bisa terealisasi sangat membantu pengembangan pariwisata di Kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Pulau itu, karena jarak tersebut akan bisa ditempuh dalam dalam waktu 45 menit sampai satu Jam.
Tantangan Berat
Gubernur Oka bersama tim pembina pembangunan daerah Bali yang mengadakan peninjauan ke berbagai proyek selama dua hari itu menilai, keinginan kabupaten Jembrana untuk mengembangkan kawasan dan obyek wisata menghadapi tantangan yang cukup berat.
“Walaupun daerah tersebut mempunyai ciri khas seperti atraksi mekepung, kesenian jegog dan Purancak dengan atraksi buaya belum tentu mampu menarik perhatian wisatawan berkunjung ke sana,” kata Gubemur Oka yang juga didampungi Bupati Jembrana, Ida Bagus Indugosa, SH.
Menghadapi kenyataan dan tantangan yang demikian itu kabupaten Jembrana tidak perlu memaksakan diri untuk mengembangkan sektor pariwisata , namun bagairnana caranya untuk bisa menarik wisatawan berkunjung ke sana.
Hal itu dapat dilakukan dengan mengembangkan berbagai jenis kerajinan dan industri rumah tangga yang mampu memberikan manfaat positifbagi kehidupan masyarakat serta pada sisi lain mampu menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke sana. Hasil kerajinan khas seperti kain tenun misalnya akan bisa menarik perha tian konsumen di Indonesia maupun mancanegara sehingga Jembrana menjadi dikenal sekaligus pariwisata akan berkembang. Cara demikian menguntungkan kedua belah pihak yakni masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dari menekuni usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga serta sisi lain sektor pariwisata berkembang.
“Jangan membuat wisatawan tertarik ke Jembrana namun masyarakat menjadi korban “, pesan Gubernur Oka.
Bupati Jembrana, Ida Bagus Indugosa, SH melaporkan, Pemda Jembrana berhasil menyusun rencana umum tata ruang daerah Tingkat II Jembrana tahun 1994- 2004. Rencana umum tata ruang tersebut meliputi lbukota Kecamatan Mendoyo,
kecamatan Melaya, Pekutatan dan rencana detail tata ruang kawasan pariwisata Gilimanuk dan kawasan Candikusuma. Sedangkan rencana rinci kawasan pariwisata Perancak kini sedang dikerjakan. Jembrana memiliki sembilan obyek wisata dan satu Taman Nasional Bali Barat dengan aset daya tarik flora dan fauna. Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi menyiapkan lahan seluas dua hektar di obyek wisata Rambut Siwi untuk pembangunan “rest area” dan Diparda Bali membantu penataan dan pertamanan di obyek wisata Teluk Gilimanuk. Kabupaten Jembrana kini memiliki 20 buah hotel melati berkapasitas 248 kamar dan 15 buah restoran dengan kapasitas 534 tempat duduk seluruhnya menyerap 276 tenaga kerja, kata Bupati Ida Bagus Indugosa . (U-DPS-002/re3/c/ru2)
Sumber :ANTARA(15 /12/ 1994)
________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 753-755.