PRESIDEN RI HUBUNGAN PENERANGAN RI SOVYET

PRESIDEN RI HUBUNGAN PENERANGAN RI SOVYET

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto hari Rabu meminta kepada Menteri Penerangan Harmoko agar mengembangkan peningkatan hubungan penerangan Indonesia Uni Sovyet yang dicapai saat ini, Presiden menyatakan bahwa pengembangan hubungan bidang penerangan itu penting mengingat upaya meningkatkan ekspor nonmigas yang dilakukan Indonesia dewasa ini memerlukan dukungan informasi di bidang ekonomi dan perdagangan.

Menteri Penerangan Harmoko seusai melapor kepada Presiden Soeharto di kediaman Jl. Cendana, Jakarta, tentang hasil kunjungannya ke Uni Sovyet baru-baru ini menjelaskan kepada wartawan bahwa dalam peningkatan hubungan informasi bidang ekonomi dan perdagangan itu, Kepala Negara juga memberi petunjuk supaya

dikembangkan terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan ekspor hasil pertanian Indonesia seperti kelapa sawit, karet alam, teh dan kopi.

"Masalah pengembangan informasi bidang ekonomi dan perdagangan ini tergantung pula pada usaha-usaha media massa kedua belah pihak, baik media elektronika maupun media cetak," kata Harmoko.

Indonesia dan Uni Sovyet 10 September lalu mencapai kesepakatan untuk saling tukar menukar bahan siaran radio dan televisi, khususnya yang menyangkut teknologi, olahraga dan ekonomi, sesuai dengan situasi serta kondisi negara masing-masing.

Naskah kesepakatan tersebut ditandatangani Menpen Harmoko dan Ketua Komite Negara Uni Republik Sosialis Sovyet urusan Televisi dan Radio Aleksander Aksenov, ketika Harmoko mengadakan kunjungan ke Sovyet 7-11 September lalu atas undangan pemerintah Sovyet.

Sewaktu ditanya apakah sudah diperhitungkan kemungkinan masuknya kembali ke Indonesia faham-faham komunisme melalui pertukaran bahan siaran radio dan televisi tersebut, Harmoko menerangkan bahwa hubungan penerangan yang dikembangkan antara kedua negara didasarkan atas prinsip saling menghormati tata nilai serta sistem masing-masing negara.

"Komunikasi dan informasi dari mana pun kini bisa masuk dari mana saja. Jadi yang penting dalam mengembangkan hubungan itu nanti adalah saling menghormati tata nilai dan sistem masing-masing," katanya seraya menambahkan bahwa banyak informasi yang diperlukan dari Sovyet, misalnya di bidang teknologi, ekonomi dan olahraga.

Menpen mengatakan ketahanan nasional dewasa in juga semakin berkembang baik karena masyarakat di Indonesia sudah dapat memilahkan mana informasi yang menguntungkan dan mana yang merugikan.

"Cara pemanfaatan bahan-bahan siaran yang dipertukarkan juga diserahkan kepada masing-masing negara," sambungnya.

Harmoko selain melapor hasil-hasil kunjungannya ke Uni Sovyet, kepada Presiden Soeharto juga melaporkan rencana penyelenggaraan Konferensi Redaktur Media Massa ASEAN III, yang dijadwalkan berlangsung di Bali 27 sampai 29 Oktober mendatang.

Dijelaskannya bahwa konferensi itu akan membahas berbagai masalah yang menyangkut tentang pemantapan dan penggalangan bersama informasi serta komunikasi di antara negara-negara ASEAN, peningkatan keterampilan wartawan, dan dampak kemajuan teknologi terhadap negara-negara ASEAN.

Sumber: ANTARA (23/09/1987)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 540-541.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.