PRESIDEN RI PADA PERINGATAN ISRA MI’RAJ
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengajak semua pemuka agama di Indonesia lebih banyak memberi perhatian pada masalah pendidikan moral bangsa.
“Kewajiban kita semua untuk memperkuat sendi-sendi moralitas bangsa,” kata Presiden pada peringatan Isra-Mi’raj di Masjid Istiqlal Jakarta Kamis malam.
Ia mengingatkan, kemerosotan moral merupakan salah satu penyebab utama kehancuran suatu masyarakat. Peristiwa Isra-Mi’raj harus banyak digunakan merenungkan tentang pentingnya moral dalam kehidupan kita di dunia.
“Kita semua harus merasa terpanggil memperkuat sendi-sendi moralitas bangsa, karena bangsa Indonesia sedang mengalami berbagai perubahan, baik yang terencana maupun tidak. Malahan tidak jarang perubahan yang bukan kita inginkan namun datang tak terhindarkan,” demikian Presiden.
Ia berpendapat, dalam usaha memperkuat sendi moralitas bangsa, rasa keagamaan bangsa Indonesia harus diperkuat. Sebab, agama memang merupakan salah satu benteng moral. “Yang penting, bagaimana mengembangkan sifat keagamaan bangsa kita itu dalam semangat persatuan dan kesatuan Indonesia,” ujarnya dalam upacara yang dihadiri para pejabat tinggi negara, sejumlah korps diplomatik dari negara-negara Islam serta ribuan masyarakat muslim Jakarta.
Pada awal sambutannya Presiden mengatakan, peringatan suatu peristiwa keagamaan mempunyai makna dalam bagi umat beriman, menyegarkan rasa keagamaan serta menggugah pertanyaan pada diri masing-masing apa makna agama bagi hidup kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
“Melalui agama kita berusaha menghayati hidup bermakna, bernilai, hidup yang baik. Salah satu ukuran apakah kita hidup bernilai atau tidak adalah kemanfaatan kita bagi orang lain,”katanya.
Dalam kaitan itu ia menyitir ucapan Nabi Muhammad, “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi sesama manusia”. Salah satu bentuk usaha hidup bermanfaat bagi sesama, menurut Presiden, adalah melibatkan diri dalam kegiatan pembangunan bangsa dalam arti luas.
Lebih jauh Presiden menekankan agar bangsa Indonesia menghayati semangat kekeluargaan dan kebersamaan dalam kehidupan sebagai bangsa, mengingat bangsa Indonesia sangat majemuk.
Pada upacara Isra-Mi’raj kali ini tampil Kolonel SUS Ir. Mahsun Irsyam, Kepala Pusat Pemanfaatan Antariksa LAPAN, memaparkan secara ilmiah makna Isra (perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Jerusalem) serta Mi’raj (perjalanan Nabi meninggalkan sistem bumi ke Sidratul Munthaha-arti kasarnya ke hadapan Allah).
Sementara itu Menteri Agama Munawir Sjadzali dalam sambutannya menceritakan kernbali sejarah Nabi Musa dan umatnya (Bani Israil), suatu umat yang selalu tidak puas akan nikmat yang diberikan Allah.
Sumber: ANTARA (26/03/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 637-638