PRESIDEN RI TERIMA DUBES JERBAR YANG BARU

PRESIDEN RI TERIMA DUBES JERBAR YANG BARU

 

 

Presiden Soeharto, Rabu pagi di Istana Merdeka Jakarta menerima surat-surat kepercayaan dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Federal Jerman untuk Indonesia, Theodor Wallau.

Dalam sambutannya pada upacara itu, Presiden mengatakan, “Kami ingin menyatakan penghargaan terhadap peranan Republik Federal Jerman yang bertindak sebagai salah satu pendorong kuat bagi terwujudnya kerja sama yang saling menguntungkan antara ASEAN dan MEE”.

Presiden mengatakan, untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan, Indonesia memanfaatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain.

“Kami percaya bahwa dengan kerja sama atas dasar persamaan dan saling menguntungkan kami akan dapat lebih cepat mencapai cita-cita pembangunan kami,” demikian Presiden Soeharto.

Dubes Jerman Barat untuk Indonesia ini bukan baru pertama kali menduduki jabatan diplomat di Indonesia. Sebelumnya, yakni tahun 1965 hingga 1969 ia adalah atase pers pada Kedutaaan RFJ di Jakarta.

Sementara itu, Dubes RFJ Theodor Wallau mengatakan, negaranya bermaksud membantu pembangunan Indonesia untuk seterusnya, sungguhpun dalam keadaan perekonomian yang sulit seperti sekarang.

Ia memuji peranan bebas dan aktif Indonesia dalam percaturan Internasional. Hal itu, katanya, merupakan perwujudan politik Indonesia yang konstruktif dan realistis, sekaligus sebagai sumbangan sangat besar bagi politik perdamaian, terutama partisipasi aktif Indonesia dalam gerakan Non Blok.

Jerman Barat berusaha sungguh-sungguh untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia seerat-eratnya, terutama dalam bidang kebudayaan, karena sejak dulu Indonesia yang kaya dengan budaya dan tradisinya merupakan daya tarik tersendiri bagi orang-orang Jerman, kata Dubes Wallau. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (01/04/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 103.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.