PRESIDEN RI TERIMA VAKSIN POLIO DARI ROTARY
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto hari Rabu menerima kunjungan kehormatan M.A.T. Caparas, President Rotary International, suatu organisasi sosial berpusat di Amerika Serikat yang akan menyumbangkan vaksin polio kepada Indonesia dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan selama lima tahun.
Sebanyak 122 juta dosis vaksin polio bantuan Rotary Club itu akan disalurkan melalui Departemen Kesehatan ke pusat-pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di semua daerah selama lima tahun, mulai Juni mendatang, untuk diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yang memerlukan.
Dalam kesempatan itu Presiden Soeharto menyampaikan penghargaan atas bantuan tersebut dan kepada pimpinan Rotary International itu ia menjelaskan kebijaksanaan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Sumbangan yang bernilai 6,115 juta dollar AS itu merupakan bagian dari program menyeluruh (world-wide) organisasi yang sudah berusia 82 tahun itu.
Caparas, 70 tahun (berkebangsaan Pilipina), tiba di Jakarta Selasa sore untuk kunjungan tiga hari di Indonesia. Ia dijadwalkan melihat salah satu Puskesmas di sekitar Jakarta, menyaksikan pelaksanaan imunisasi kepada anak-anak.
Kepada wartawan setelah diterima Presiden di kediamannya, jalan Cendana Jakarta, Caparas menjelaskan pihaknya akan membicarakan kemungkinan penggunaan vaksin polio buatan Indonesia bagi sumbangan Rotary, setelah ia diberitahu presiden bahwa salah satu badan usaha milik negara di bidang farmasi, PT Biofarma, sudah bisa membuat vaksin polio.
Presiden mengatakan kepada Caparas bahwa apabila bantuan Rotary menggunakan produksi Indonesia itu akan mendukung upaya meluaskan lapangan kerja di negeri ini.
Pimpinan organisasi sosial itu setuju vaksin bantuan pihaknya itu menggunakan produksi Indonesia. Sementara itu Menteri Kesehatan Suwardjono Suryaningrat, yang mendampingi pimpinan Rotary itu, mengungkapkan bahwa perwakilan UNICEF di Jakarta malah menganjurkan penggunaan vaksin polio buatan Indonesia.
Atas pertanyaan wartawan, Caparas mengatakan pihaknya memilih vaksin polio sebagai barang sumbangan karena berdasarkan pengalamannya hampir semua negara berkepentingan dalam imunisasi terhadap penyakit polio.
Namun di sejumlah negara besar tidak ada cukup perhatian untuk memenuhi kebutuhan imunisasi atas penyakit itu, katanya. Penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan cacad anggota badan, menurut Menteri Kesehatan, banyak menimpa negara maju.
“Lebih maju suatu negara, maka lebih besar kemungkinan penduduknya terkena Polio,” ujar Suwardjono.
Caparas menceritakan bahwa Jepang pada tahun 1960 pernah terserang wabah penyakit polio.
Sumber: ANTARA (29/04/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 700-701