PRESIDEN RI PADA WARGA INDONESIA DI SINGAPURA
Presiden Soeharto menegaskan kerja sama ASEAN sama sekali bukan menuju pada pembentukan pakta militer maupun politik, melainkan untuk meningkatkan ketahanan nasional anggotanya.
Kepala Negara menegaskan hal itu ketika mengadakan pertemuan ramah tamah dengan warga Indonesia di Singapura, yang diselenggarakan di Wisma Indonesia atau KBRI Jum’ at petang.
Presiden berada di Singapura untuk kunjungan kerja selama beberapa jam setelah melakukan lawatan di Johor Baru, Malaysia, sejak Kamis lalu.
Presiden yang tiba di Singapura Jumat pagi telah mengadakan pembicaraan empat mata dengan Perdana Menteri Lee Kuan Yew.
Dalam pertemuannya dengan masyarakat Indonesia, Presiden mengatakan kunjungan antara pemimpin-pemimpin ASEAN merupakan kesepakatan untuk selalu mengadakan komunikasi dan tukar menukar pandangan bagi peningkatan kerja sama ASEAN.
Ia mengatakan bahwa tukar menukar informasi ini hendaknya tidak hanya dilakukan oleh kepala pemerintah maupun pejabat pemerintah, tapi juga agar dilakukan oleh para pengusaha maupun anggota masyarakat ASEAN. Dengan demikian, cita-cita ASEAN dapat terwujud.
Menurut Presiden, cita-cita kerja sama ASEAN bukan hanya untuk mewujudkan kawasan itu menjadi suatu daerah yang damai, bebas dan netral, tapi juga untuk meningkatkan ketahanan nasional masing-masing negara anggotanya.
“Hanya dengan ketahanan nasional kita mampu menghadapi tantangantantangan yang datang dari dalam maupun dari luar,” kata Presiden.
Ketahanan nasional itu penting bagi terciptanya stabilitas nasional yang sangat dibutuhkan bagi pelaksanaan pembangunan.
Kerja sama ASEAN selama ini sudah dapat dirasakan manfaatnya dan negara di luar ASEAN selalu memperhitungkan kehadiran ASEAN.
Presiden mengatakan bahwa pemilu yang akan datang sangat penting artinya bagi ban gsa Indonesia karena merupakan barometer atau tolak ukur bagi rakyat setelah diterimanya Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ia menjelaskan bahwa pemilu yang akan datang itu merupakan mata rantai dari mekanisme kepemimpinan nasional yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.
“Rakyat jangan sampai keliru memilih wakilnya, karena kalau sampai salah memilih, hal itu hams menunggu sampai lima tahun lagi. Di samping itu pula, kalau sampai salah memilih wakil, maka rakyat sendiri juga yang ikut bertanggung jawab atas hal itu,” katanya.
Pertemuan dengan masyarakat Indonesia berlangsung lebih kurang satu jam, dihadiri Ibu Tien Soeharto dan Menteri rombongan Presiden.
Di Singapura terdapat lebih kurang 6.000 warga negara Indonesia. Presiden yang tiba di Singapura Jumat pagi itu telah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Sementara pembicaraan berlangsung, Ibu Tien Soeharto meninjau taman burung di kota itu.
Presiden melakukan sholat Jumat di Masjid Darul Aman yang dibangun oleh Majelis Ulama di Singapura. (RA)
…
Singapura, Antara
Sumber : ANTARA (06/02/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 49-50.