PRESIDEN SAMPAIKAN PIDATO PADA HUT PBB 23 OKTOBER[1]
New York, Suara Pembaruan
Presiden Soeharto menurut rencana 23 Oktober mendatang akan menyampaikan pidato pada sidang khusus Majelis Umum PBB untuk memperingati setengah abad usia badan dunia itu. Menurut infonnasi dari Bagian Protokol PBB di New York hari Sabtu, Presiden dijadwalkan berpidato pada petang hari di hari kedua pertemuan khusus Majelis Umum itu, sedangkan pembicara pertama di hari pertama adalah Presiden AS Bill Clinton yang kemudian dilanjutkan oleh para kepala negara lainnya. Sidang Majelis Umum itu sendiri akan berlangsung dari 22 hingga 24 Oktober 1995, dan sebagian besar pemimpin negara anggota PBB telah menyatakan kesediaannya untuk berbicara pada forum tersebut. Disebutkan pula, Komite Persiapan Peringatan 50 tahun PBB yang diketuai Dubes Richard Butler dari Australia telah menyetujui rancangan resolusi mengenai prosedur pengaturan peserta yang akan berbicara dalam sidang Majelis Umum PBB untuk menyambut ulang tahun emas badan dunia itu. Rancangan resolusi tersebut disetujui para anggota komite tanpa melalui pemungutan suara dalam pertemuan mereka di Markas Besar PBB New York, 24 Mei lalu.
Menurut resolusi itu, urutan pembicara pada sidang tersebut adalah para kepala negara, dilanjutkan oleh para wakil presiden, putera mahkota, kepala pemerintahan, pejabat tinggi dari Tahta Suci, Swiss dan Palestina selaku pengamat, para menteri, wakil tetap dan pengamat lainnya.
Tempat Duduk
Sementara itu, pihak Sekretaris PBB pada 7 Juni lalu menyusun urutan tempat duduk para pembicara berdasarkan penarikan suara dari kotak (boks) yang berisi nama semua negara dan pengamat yang berpartisipasi dalam sidang Majelis Umum untuk menyambut HUT setengah abad PBB itu. Dalam sidang tersebut, masing-masing pembicara hanya diberi kesempatan menyampaikan pidato selama lima menit mengingat banyaknya peserta, dan teks pidato mereka selengkapnya akan diterbitkan dalam sebuah buku menyangkut peringatan 50 tahun PBB.
lsi pidato dari peserta pertemuan itu diharapkan menyoroti peran PBB dalam usianya yang mencapai setengah abad serta memberikan masukan bagi perbaikan kiprah badan dunia tersebut bagi keamanan, perdamaian dan kemakmuran umat manusia pada masa kini dan mendatang. Sekjen PBB sendiri awal Februari lalu secara resmi mencanangkan peringatan ulang tahun PBB yang puncaknya akan jatuh pada 24 Oktober 1995 dalam suatu upacara yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York. Pencanangan ulang tahun setengah abad PBB itu telah ditandai dengan pameran dokumen asli Piagam PBB untuk masa satu tahun (sepanjang tahun 1995) bertempat di lobi Majelis Umum. Pada kesempatan itu, Sekjen bersama lima anggota staf utama PBB menyerahkan salinan Piagam PBB kepada enam anak dari benua yang berbeda sebagai simbol yang menandai arti pentingnya PBB bagi generasi muda di seluruh dunia. Penandatanganan Piagam PBB dilakukan di San Francisco, Kalifornia 26 Juni 1945. Namun, isi dari piagam yang diakui sebagai salah satu dokumen berharga dalam sejarah umat manusia itu, baru diberlakukan secara efektif pada 24 Oktober 1945 yang kemudian diakui sebagai hari lahir PBB. (Ant)
Sumber: SUARA PEMBARUAN(21/08/1995)
______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 253-254.