PRESIDEN: “SAYA TAK AMBISI JADI PRESIDEN SEUMUR HIDUP”

PRESIDEN: “SAYA TAK AMBISI JADI PRESIDEN SEUMUR HIDUP”[1]

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto menegaskan, ia tidak pernah berambisi menjadi presiden seumur hidup karena menyadari keterbatasan umur dan kemampuan,serta karena MPR pasti akan mampu mencari kepala negara baru.

“Saya tidak berambisi menjadi presiden seumur hidup,” tegas Kepala Negara dalam dialognya dengan anggota KNPI di Bina Graha, Sabtu.

Pada acara dialog yang berlangsung secara spontan itu, seorang anggota DPP KNPI mengusulkan agar Pak Harto bersedia menjadi Mandataris MPR masa bakti 1998-2003 karena belum ada orang yang mampu menggantikan Pak Harto.

Menanggapi usul itu, Kepala Negara berkata, “Coba hitung berapa usia saya pada saat itu (Pak Harto lahir tahun 1921, red). ltu harus diperhitungkan sehingga jangan asal harap”. Kepala Negara mengemukakan, bagaimanapun juga hukum alam yang menyangkut usia dan kemampuan seseorang harus diperhitungkan.

“Tuhan pasti akan memberi petunjuk. Anak-anak sekarang cukup pandai,”kata Kepala Negara yang didampingi Menpora Hayono Isman.

Ketika anggota DPP-KNPI itu menyampaikan harapan yang lainnya agar Pak Harto menyiapkan “putra mahkota” agar tidak terjadi ganti pejabat ganti kebijaksanaan, dengan tegas Presiden berkata, “Hal itu tidak mungkin terjadi bila semua ketentuan MPR dipatuhi. Mohon semua minta petunjuk pada Tuhan”.

Di Tengah Jalan

Pada kesempatan itu, Kepala Negara untuk pertama kalinya berbicara tentang mungkin tidaknya ia mundur sebelum masa jabatannya berakhir tahun 1998. Selama inisikap Presiden disampaikan melalui orang lain antara lain Ketua Umum MUI Hasan Basri dan Menag Tarmizi Taher.

“Kalau memang berhenti, ya setelah lima tahun. Kalau setengahjalanya berarti menipu rakyat yang telah memberikan kepercayaan melalui MPR. Karena itu buat apa ribut-ribut”.

Presiden yang dikelilingi sekitar 150 anggota KNPI mengatakan pula MPR pasti akan menemukan seorang presiden baru setelah memilihnya dari 180 juta orang In­donesia.

“Silahkan berkompetisi sehingga dilihat rakyat. Kalau berprestasi pasti ak:an dilihat rakyat. Siapa yang paling pantas pasti akan menerima wewenang MPR untuk menjadi Mandataris.”   (T-EU02/DN02-12/03/9413:11/RU2)

Sumber: ANTARA(12/03/1994)

___________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 17-18.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.