PRESIDEN AKAN SERAHKAN GELAR PROKLAMATOR ALM. SOEKARNO – HATTA
Presiden Soeharto akan menyerahkan gelar pahlawan proklamator kepada dua proklamator Soekarno – Hatta, pada upacara yang akan dilangsungkan tanggal 8 Nopember 1986 pukul 10.00 di Istana Negara, dalam rangka peringatan hari pahlawan 10 November.
Hal ini di katakan oleh ketua umum Panitia Pusat Peringatan Hari Pahlawan, M. Kharis Suhud pada jumpa pers hari ini di Departemen Penerangan.
Namun menurut Kharis Suhud sampai saat ini belum diketahui siapa di antara keluarga proklamator tersebut yang akan menerima akan gelar tersebut dari Presiden Soeharto nanti.
Menjawab pertanyaan pers, mengapa baru sekarang pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada dua proklamator tersebut Kharis Suhud mengatakan karena Keppresnya pun baru keluar tanggal 23 Oktober No. 081/1986.
Adapun pengakuan terhadap kedua proklamator selama ini baru berupa lisan saja yang diucapkan dalam berbagai kegiatan oleh Presiden Soeharto, misalnya pada peresmian patung Bung Karno dan Hatta di Jalan Proklamasi Jakarta Pusat pada upacara pemakamannya dulu dan ketika meresmikan Bandara Soekarno-Hatta. Untuk memperkuat anugerah itu baru sekarang di keluarkan Keppresnya.
Bukan Karena Pemilu
Menurut Kharis Suhud istilah pahlawan proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta itu memang sudah waktunya perlu dibakukan namun penganugerahan gelar ini tidak ada kaitannya karena mau pemilihan umum.
Ketua I panitia hmi pahlawan pusat, Drs. Mochrodji mengatakan, sampai saat ini jumlah pahlawan nasional ada 90 orang, enam di antaranya tidak diketahui di mana makamnya. Mereka adalah Yos Sudarso, Supriadi, Marta Kristinatiahahu, Cut Meutiah, Tan Malaka dan dr Mawardi.
Dari 90 pahlawan nasional tersebut, 21 orang di antaranya sudah tidak mempunyai ahli waris lagi, antara lain Dr. Soetomo.
Pahlawan nasional juga tidak seluruhnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), ada di antaranya yang dimakamkan di luar TMP seperti Teuku Umar di Aceh, Dr. Wahidin Soediro di Yogyakarta dan Pangeran Antasari di Kalimantan Selatan.
Pahlawan yang dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta berjumlah 3.400 orang. Di antara makam-makam itu ada yang tidak pakai helm (topi baja) walaupun menurut Muchrodji, semua makam mestinya pakai helm, “yang tidak pakai karena kebetulan kehabisan stok bebas,” katanya.
Serangkaian dengan peringatan hari pahlawan tahun ini, dua orang pejuang akan mendapat anugerah pahlawan nasional, mereka adalah Pandji Suroso, bekas Menteri Sosial dan Ketua Koperasi Pusat yang dinilai banyak jasanya untuk bangsa dan negara dalam berbagai hal dan yang kedua ialah Raden Intan dari Lampung.
Dari 40 orang calon pahlawan nasional, hanya kedua orang tersebutlah yang dinyatakan berhak mendapat anugerah pahlawan nasional tahun ini.
Adapun acara-acara pokok pada peringatan 10 Nopember nanti adalah apel kehormatan dan renungan suci di TMP Kalibata, upacara bendera, ziarah di TMP masing-masing, tabur bunga di laut, mengheningkan cipta secara serentak pukul 08.15 WIB selama 60 detik.
Pada peringatan ini nanti Presiden Soeharto dan Nyonya Tien akan mengadakan ramah tamah dengan Warakawuri/ahli waris/keluarga pahlawan nasional dan generasi muda.
Serangkaian dengan peringatan ini masih ada acara tambahan, ialah kerja bakti di TMP dan Makam Pahlawan Perintis Kemerdekaan, juga pada monumen-monumen bersejarah. Sedangkan kegiatan sosial antara lain akan mengadakan anjangsana kepada keluarga pahlawan/perintis kemerdekaan.
Menurut Muchrodji, pemerintah, dalam hal ini Departemen Sosial memberikan tunjangan tiap bulan kepada keluarga kedua proklamator sebesar Rp 100.000, ditambah biaya lainnya kalau sakit.
Namun diakui bahwa santunan kepada keluarga proklamator ini masih belum diatur sebagaimana mestinya. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (04/11/1986)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 443-444.