PRESIDEN SOEHARTO AKAN MERESMIKAN 53 PROYEK DI NTB[1]
Mataram, Kompas
Presiden Soeharto hari Sabtu (11/4) siang akan meresmikan 53 proyek pembangunan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Peresmian proyek bernilai sekitar Rp. 100 milyar itu dilakukan secara simbolis dengan peresrnian Bendungan Mamak di Kecamatan Lapelopok, Kabupaten Sumbawa.
Menurut Karo Humas Pemda NTB, Drs Mahfud Achmad, kepada Kompas, Kamis (9/4) di Mataram, Presiden beserta rombongan menurut rencana akan tiba di Mataram hari Sabtu. Dari Bandara Selaparang, Presiden yang didampingi Gubemur NTB langsung menuju Desa Mamak, Sumbawa. Sebelum menekan tombol tanda diresmikannya bendungan Mamak, Presiden menyerahkan secara simbolis sertifikat tanah, sertifikat KUD mandiri se-NTB dan sertiftkat bibit sapi.
Setelah peresmian proyek yang ditandai penandatanganan prasasti, Presiden menaburkan benih ikan di waduk yang baru diresmikan dan dilanjutkan dengan temu wicara. Seluruh rangkaian acara berakhir siang hari dan Presiden beserta rombongan langsung kembali ke Jakarta.
Selain Bendungan Mamak yang bernilai Rp 51 rnilyar, proyek yang diresmikan Presiden antara lain pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan sarana/prasarana koperasi, penerangan, kesehatan, transmigrasi, air bersih, permukiman, jalan danjembatan, perhubungan dan sebagainya.
Meningkat
Menurut Mahfud, berbagai proyek yang diresmikan itu menggambarkan kemajuan pembangunan NTB tiga tahun terakhir. Sesuai data yang ada, dikemukakan berbagai kemajuan yang dicapai antara lain peningkatan produksi pertanian. Produksi padi misalnya yang pada tahun 1988 barn mencapai 949.554 ton GKG (gabah kering giling), meningkat menjadi 1,147juta ton GKG. Begitu juga produksi kedelai yang meningkat dari 74.175 ton menjadi 116.912 ton.
Peningkatan produksi tersebut dimungkinkan oleh peningkatan sarana dan prasarana pengairan. Terutama pesatnya peningkatan areal sawah berpengairan teknis dari 40.728 hamenjadi 49.283 ha dan irigasi desa dari 2.535 ha menjadi 12.943 ha. Sementara areal berpengairan setengah teknis dan belum teknis bisa dikurangi luasnya.
Sedang sebagai penyedia temak potong , NTB mampu meningkatkan popu lasi sapi dari 321.106 ekor menjadi 379.861 ekor, yang antara lain dilakukan melalui inseminasi buatan yang pemakaiannya meningkat dari 3.436 dosis menjadi 60.000 dosis.
Peningkatan pembangunan NTB yang paling terasa ialah pariwisata baik jumlah wisatawan maupun sarana dan prasarananya. Kunjungan wisatawan mancanegara yang pada tahun 1988 mencapai 44.846 orang, meningkat menjadi 117.846 orang.
Untuk menampung wisatawan itu, NTB yang semula hanya memiliki satu hotel berbintang, kini memiliki 9 hotel dengan jumlah kamar yang semula 309 kamar menjadi 518 kamar. Begitu pula hotel melati meningkat dari 88 buah menjadi 145 buah . Sedang tingkat hunian kamar naik dari 55,89 persen menjadi 65 persen untuk hotel berbintang, dan untuk hotel melati naik dari 42,38 persen menjadi 55 persen.
Gambaran kemajuan perekonomian di NTB juga terlihat dari meningkatnya jumlah bank yang semula baru 10 menjadi 23, dengan dana perkreditan mencapai Rp.308,4 milyar dari semula Rp.l34,3 milyar. Begitu pula investor PMDN dan PMA meningkat dari 27 perusahaan menjadi 63, dengan rencana investasi dari Rp.124,1 milyar menjadi Rp 324,9 milyar. (dth)
Sumber: KOMPAS (10/04/ 1992)
_________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 510-511.