PRESIDEN SOEHARTO AKAN TERIMA PIAGAM PENGHARGAAN DARI OCA

PRESIDEN SOEHARTO AKAN TERIMA PIAGAM PENGHARGAAN DARI OCA

 

 

Jakarta, Suara Karya

Hari ini pukul 9.00 WIB Presiden Soeharto akan menerima piagam penghargaan dari Komite Olimpiade Asia (OCA) atas jasa beliau dalam menggerakkan kemajuan bidang olahraga dan pemuda di Indonesia dan Asia sesuai dengan cita-cita gerakan Olimpiade.

Penyerahan tanda penghargaan itu menurut rencana akan dilakukan oleh Presiden OCA, Sheikh Fahad AI Ahmad Sabah (Kuwait), didampingi wakilnya Mohamad Hasan (Indonesia), Sekjen AVM CL, Mehta (India), Bendahara Santipare Tejavanija (Muangthai), dan Panitia Pengembangan OK, Mei Jizhong (Cina).

Sheikh Fahad Al Ahmad Sabah ketika memimpin Rapat OCA di Hotel Hilton Jakarta, kemarin mengatakan, penghargaan kepada Presiden Soeharto ini merupakan yang pertama kalinya diberikan oleh OCA (Olympic Council Of Asia). Sebagai badan yang mengatur urusan penyelenggaraan pesta olahraga se-Asia (Asian Games), penghargaan semacam ini hanya diberikan kepada seorang pemimpin yang benar­benar dinilai berjasa.

Menurut Sheikh Fahad, Presiden Soeharto telah menunjukkan kerja kerasnya dalam upaya memajukan kegiatan olahraga bagi generasi muda di Indonesia. Peran besar Presiden Soeharto ini dianggap mampu memotivisir gerakan olahraga secara umum di Asia. “Ia telah bekerja keras demi perkembangan olahraga Indonesia,” kata Sheikh Fahad.

Sementara itu, Wakil Presiden OCA, Moharnad “Bob” Hasan mengatakan, usulan pemberian penghargaan datang dari pari anggota OCA dalam pertemuan di Jakarta, sejak Kamis hingga Jum’at kemarin. Alasannya, sebagai negara yang tergolong belum lama aktif di bidang olahraga tetapi Indonesia telah mampu memasyarakatkan kegiatan olahraga dan mengolahragakan masyarakat secara luas, khususnya bagi kaum muda.“Jadi penghargaan ini sebenarnya meliputi bidang olahraga dan pemuda,” tambah Bob.

Pemimpin Korsel dan Cina yang prestasi olahraganya lebih maju tidak diusulkan mendapatkan piagam penghargaan karena kemajuan olahraga selain dicapai dalam waktu lama, di kedua negara itu didukung pula oleh penyediaan fasilitas yang memadai. Sedangkan Indonesia kegiatan olahraga secara aktif baru dimulai sekitar tahun 1970-an, itu pun benar-benar dimulai dari bawah.

Sebelum dilakukan rapat OCA, Kamis malam para peserta mengadakan jamuan makan malam bersama dihadiri oleh Menko Polkarn Sudomo (Ketua Umum PGI), Menpora Ir Akbar Tandjung, Menpan Ir Sarwono Kusumaatmadja, Gubernur KDKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto, Ketua Umum KONI Pusat Soerono, serta beberapa pejabat KONI Pusat dan induk-induk olahraga.

Dalam kesempatan itu, Akbar Tandjung mengajak pimpinan KONI Pusat untuk memanfaatkan rapat OCA, Jum’at kernarin sebagai strategis memikat para anggota OCA agar mendukung Indonesia untuk menjadi tuan rumah Asian Games 1998. Kepada Soerono, Akbar Tandjung mengatakan bahwa Presiden telah menyetujui dan mendukung penyelenggaraan Asian Games 1998 di Indonesia.

 

 

Sumber : SUARA KARYA (13/05/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 687-688.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.