PRESIDEN SOEHARTO ANGKAT ARNALDO ARAUJO GUBERNUR PERTAMA PROPINSI TIM – TIM [1]
Jakarta, Sinar Harapan
Presiden Soeharto Sabtu siang menganjurkan rakyat Timor Timur yang belum merasa turut dalam penggabungan dengan Indonesia, seperti Fretilin, baik yang di daerah Timor Timur maupun diluarnya untuk segera turut serta dalam penggabungan tsb.
Suatu peristiwa historis berlangsung di ruang kerja Kepala Negara di Bina Graha dimana Presiden Soeharto telah menyerahkan naskah Undang2 No. 7/76 (Tentang penyatuan Timor Timur ke dalam negara kesatuan RI dan pembentukan propinsi daerah Tingkat I Timor Timur) yang mulai berlaku Sabtu ini, setelah ditandatangani Presiden Soeharto Sabtu pagi, kutipan pengangkatan Arnaldo dos Reis Araujo sebagai Gubernur pertama Propinsi Timor Timur dan Fransisco Lopes da Crus sebagai Wakil Gubernur.
Upacara di ruang kerja tsb dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Sekneg, Arnaldo dos Reis Araujo Lopes da Cruz, Raja Alsabe Guillhemur Gonzalves, Ir. Mario Carrascalao dan seorang penterjemah.
Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur tsb akan dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri di Dili di depan Perwakilan Rakyat tanggal 3 Agustus yad.
Konsolidasi & Stabilisasi
Presiden Soeharto dalam sambutannya mengatakan setelah persiapan baik menyangkut hukum telah selesai maka tugas sekarang adalah langkah2 untuk konsolidasi dan stabilisasi di wilayah Timor Timur, baik menyangkut pembangunan maupun administrasi, sehingga hak dan kewajiban Propinsi baru ini akan sama dengan daerah2 lainnya. Untuk itu Menteri Dalam Negeri akan membantu dengan tenaga2 ahli.
Presiden meminta agar Timor Timur segera menyusun suatu crash program untuk konsolidasi dan stabilisasi tsb serta Timor Timur segera turut dalam kegiatan tahunan Repelita II.
Titik berat crash program adalah pembangunan prasarana produksi yang segera mengikutsertakan rakyat dalam pembangunan. Presiden mengatakan dalam rangka ini program intensifikasi dan Bimas akan segera diterapkan.
Presiden juga mengatakan program kesehatan dan pendidikan akan segera diterapkan dalam rangka Inpres dan propinsi baru ini diminta turut mempersiapkan Repelita III.
Dalam bidang pembangunan ini Presiden Soeharto membuka pintu bagi latihan2 job training diluar Timor Timur seperti pendidikan secara visuil dibidang administrasi serta kecakapan2 tehnis lainnya.
Usaha membangun Timor Timur, kata Kepala Negara, tidak saja tergantung pada uluran tangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Timor Timur. Tapi banyak ditentukan oleh partisipasi rakyat setempat.
Dengan penggabungan Timor Timur ke dalam Indonesia, maka soal hubungan ke luar tidak lagi menjadi urusan Timor Timur tapi urusan pemerintah pusat Indonesia. Karena itu masalah orang2 Portugal di Timor Timur yang mau kembali ke Tanah Airnya akan ditangani Jakarta dan Presiden Soeharto mengatakan segera meminta Palang Merah Indonesia menanganinya.
Masalah Ekstern
Kepala Negara mengatakan masalah intern menyangkut Timor Timur sudah tidak ada lagi, tapi masih ada soal2 ekstern seperti adanya negara2 yang belum dapat menerima integrasi tsb. Untuk itu perwakilan Indonesia di PBB akan diperkuat oleh seorang putra Timor Timur yang akan dapat menjelaskan proses penggabungan itu secara terus menerus, baik kepada PBB maupun kepada dunia.
Presiden pada kesempatan ini menyerahkan sebuah duplikat bendera pusaka dan duplikat naskah Proklamasi yang oleh Presiden diharapkan dapat dipergunakan untuk pertama sekali tgl 17 Agustus nanti.
Menurut Presiden, Mendagri akan menyerahkan duplikat yang sama bagi bupati2 diwilayah Timor Timur.
Arnaldo dalam sambutannya mengatakan sejak hari ini mereka yang hadir dan seluruh rakyat Tim-tim menjadi warganegara RI dan ia mengatakan menaruh kepercayaan kepada Presiden atas segala keputusan yang diambil dan mengucapkan janjinya bahwa ia akan bekerja sekuat tenaganya yang terbatas untuk mengusahakan persatuan tsb berlangsung lama.
Ia juga mengatakan akan berusaha menggunakan bahasa lndonesia yang baik dan dalam sambutannya dalam bahasa Portugal ia mengutip kalimat “Persatuan bangsa, Satu Negara dan Satu Bahasa”.
Upacara ini memakai tiga bahasa, bahasa Indonesia diterjemahkan ke bahasa Inggeris oleh penterjemah kepresidenan dan kemudian ke bahasa Portugal dan sebaliknya.
Arnaldo juga mengatakan bahwa usaha pembinaan pendidikan, pembangunan sekolah2 yang segera akan merupakan usaha ke arah kelanggengan persatuan tsb.
Dalam hubungannya dgn orang2 yang tidak merasa terikat dengan penggabungan tsb, seperti Fretilin, kata Arnaldo dia terus berusaha dan mengundang agar mereka dapat bersatu dalam membangun atau merekonstruksi wilayah Timor Timur. Ajakan atau undangan tsb disampaikannya pada bulan April yang lalu.
Ia mengakhiri sambutannya dengan mengutip suatu pepatah Portugal bahwa “Pakaian2 kotor akan dicuci di rumah kami sendiri” dan memanjatkan doa agar persatuan yang telah dinantikan sejak 500 tahun ini berlangsung terus.
Sebelumnya Presiden Soeharto di tempat yang sama menerima Menteri Luar Negeri Adam Malik. (DTS)
Sumber: SINAR HARAPAN (17/06/1976)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 63-65.