PRESIDEN SOEHARTO :
ASEAN BUKAN KEKUATAN UNTUK ALAT MAlNAN KEKUATAN-KEKUATAN BESAR MANAPUN
"Kerjasama masyarakat ASEAN kian tumbuh”
ASEAN bukan suatu kekuatan yang disediakan untuk alat permainan kekuatan-kekuatan besar manapun, juga bukan suatu kekuatan untuk dihadapkan pada negara lain. Demikian penegasan kembali Presiden Soeharto, hari Sabtu, ketika meresmikan Gedung Sekretariat ASEAN di Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta.
"ASEAN adalah perhimpunan kita sendiri, kita lahirkan sendiri, kita bangun sendiri dan untuk kebaikan kita sendiri pula," kata Presiden.
Ditegaskan, ASEAN bertekad tidak membiarkan dirinya menjadi ajang persaingan antara kekuatan-kekuatan besar, yang sarna sekali bukan kepentingan ASEAN. ASEAN berketetapan hati untuk membangun kawasan ini menjadi kawasan damai, bebas dan netral.
"Kita tidak dapat berdiam diri terhadap keadaan yang mengganggu stabilitas dan perdamaian di sekitar kita," kata Presiden.
Dalam kerangka ini ASEAN memandang perkembangan di Kamboja dan juga perkembangan lain di dunia. Dengan memegang teguh pada prinsip-prinsip pergaulan antar bangsa seperti digariskan oleh Dasasila Bandung, terutama yang menyangkut ketentuan menghormati kedaulatan masing-masing, saling tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing dan saling bekerjasama untuk kebaikan bersama, kita mengambil sikap terhadap masalah Kamboja.
Ditegaskan lagi. sikap ASEAN berhadapan dalam masalah Kamboja ini jelas seperti tertuang dalam resolusi PBB yang diprakarsai oleh ASEAN. ASEAN tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri rakyat Kamboja, juga tidak mempunyai kepentingan untuk terlibat langsung di dalam pergolakan yang sudah rumit di Kamboja.
Yang akan dilakukan, kata Presiden. adalah mencari jalan keluar secara aktif. melalaui penyelesaian politik, ialah dengan mengadakan Konferensi Internasional seperti yang ditunjukkan oleh resolusi PBB. Pendapat dunia jelas sejalan dengan resolusi tersebut
Yang demikian itu, menurut Presiden. merupakan dukungan internasional yang sangat kuat terhadap hak rakyat Kamboja, untuk menentukan masa depannya sendiri.
Namun sejarah mengajarkan bahwa kekuatan pokok untuk mampu menentukan masa depannya sendiri, selamanya ditentukan oleh kehendak dan kemampuan rakyat itu sendiri dalam menyatukan diri dan mengkonsolidasi diri, sehingga mampu membentuk pemerintahan yang mereka tentukan sendiri.
"Usaha-usaha rakyat Kampuchea (= Kamboja) kearah itu tentu memperoleh sambutan yang baik dari ASEAN," kata Presiden.
Dengan Kamboja yang berdaulat clan damai, maka akan bertambah mantap perdamaian di sekitar kawasan kita ini.
Presiden mencatat, ASEAN tetap berdiri kuat walau terjadi berbagai perobahan besar dan kecil di dunia atau khususnya di kawasan sekitar ASEAN.
Tak Tergoyahkan
Pada awal pidatonya, Presiden mengatakan Gedung Sekretariat ASEAN yang baru diresmikan itu, melambangkan tekad yang tidak tergoyahkan dari 250 juta rakyat kelima negara anggota ASEAN untuk bersatu padu. Dengan tampilnya gedung ini maka tekad bersatu padu tadi makin diperkokoh oleh sarana organisasi yang tangguh.
Belum pernah Ierjadi, kata Presiden, dalam sejarahnya yang panjang bangsa-bangsa yang mendiami kawasan kelima negara ini menikmati persaudaraan, saling percaya dan kerjasama demikian erat seperti yang kini sedang terus berkembang.
"Ini merupakan kemajuan dan basil terbesar dari ASEAN," kata Presiden.
Peresmian Gedung
DaIam upacara peresmian hari Sabtu itu, yang berlangsung khidmat dan sederhana, hadir 3 di antara lima para penandatangan Deklarasi ASEAN 14 tahun laIu. Mereka itu adalah H. Adam Malik yang kini menjadi Wakil Presiden RI, S. Rajaratnam yang kini jadi Wakil Perdana Menteri Singapura dan Thanat Khoman kini Wakil Perdana Menteri Thailand.
Bekas Menlu Filipina Narciso Ramos yang kini pensioo dan yang juga seorang penandatangan, tidak bisa hadir karena keadaan kesehatannya tidak mengijinkan. Sedang bekas Menlu yangjuga bekas Perdana Menteri Malaysia, Tun Abdul Razak, meninggal dunia beberapa tahun yang laIu.
Para menteri luar negeri dari negara2 anggota ASEAN hadir bersama isteri mereka, yang sengaja datang untuk upacara peresmian gedung Sekretariat ASEAN tsb. Peresmian dengan tanda pemukulan gong itu dilakukan Presiden Soeharto yang didampingi Menlu Mochtar Kusumaatmadja selaku tuan rumah serta Menlu Pilipina Carlos Romulo, Ketua Steering Committee ASEAN.
Selesai pemukulan gong dan pelepasan burung2 merpati, Ny. Tien Soeharto melakukan pengguntingan pita. Hampir segenap perwakilan asing di Jakarta menghadiri upacara peresmian gedung yang menelan biaya sebesar Rp.6 milyar itu.
Hari tersebut juga merupakan hari ulang tahun Thanat Khoman, demikian Ketua Panitia ASEAN Joop Ave, dan dalam pelepasan balon2 berwarna itu lima buah di antaranya mempunyai tandaakan menerima hadiah bagi yang mendapatkannya.
Hadiah2 tersebut dari lima negara anggota ASEAN. Selesai upacara pengguntingan pita, dilanjutkan dengan peninjauan keliling gedung Sekretariat ASEAN tersebut. Presiden Soeharto menerima plakat peresmian gedung Sekretariat ASEAN dari Menlu Mochtar, disusul penyerahan secara simbolis untuk Menlu2 negara ASEAN lainnya yang akan mereka serahkan kepada kepala negara masing2.
Gedung tersebut mempunyai tujuh tingkat, semua ruangan memakai AC. Para undangan kemudian meninjau ruang konferensi, ruang rapat steering committee, lobby dan Iain2.
Pada dindingnya terdapat berbagai lukisan sumbangan dari negara2 anggota ASEAN tersebut. Tembok2 ruang rapat dilapisi teakwood, sedang langit2nya juga dilapisi kayu jati.
Dua buah tangga berjalan (eskalator) dipasang untuk menuju ruang konferensi, sedang kantor Sekjen ASEAN dan kantor2 direktur eksekutif juga terletak tak jauh dari situ. Sedangkan tingkat ketujuh dipergunakan untuk kegiatan bisnis sehari hari daripada ASEAN.
Hampir seluruh perabotan di dalam gedung tersebut buatan dalam negeri, kecuali beberapa yang harus diimpor.
Beberapa pejabat asing yang memuji gedung tersebut mengatakan, "indah sekali, ruangannya menyenangkan," kata mereka.
Ratusan undangan yang hadir setain para menteri kabinet Pembangunan, korps diplomatik, juga wartawan2 dalam dan luar negeri yang khusus datang ke Jakarta untuk meliput upacara tersebut
Upacara peresmian Gedung Sekretariat ASEAN ini berlangsung hingga tengah hari, diakhiri dengan ramah-tamah bersama. (DTS)
…
Jakarta, Pelita
Sumber: PELITA (11/05/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 74-76.