PRESIDEN SOEHARTO “BUKA PRAKTEK” DI BEOGRAD

PRESIDEN SOEHARTO “BUKA PRAKTEK” DI BEOGRAD

 

 

Beograd, Antara

Presiden Soeharto di tengah-tengah kesibukannya menghadiri KTT ke-9 Gerakan Non Blok menyempatkan diri mengadakan pertemuan dengan sejumlah Kepala Negara Pemerintahan negara anggota GNB.

Tempat pertemuan itu berpindah-pindah sehingga mengesankan Presiden Soeharto “membuka praktek.” Pertama-tama Presiden Soeharto menerima kunjungan Presiden Venezuela Carlos Andres Perez di ruang 12 di Sava Centar, tempat KTT berlangsung.

Diperoleh keterangan dalam pertemuan itu Presiden Venezuela mengusulkan bagi diadakannya KTT OPEC.

Setelah itu, Presiden mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Yugoslavia Janez Drnovsek yang telah terpilih sebagai ketua konferensi dan sekaligus Ketua GNB 1989-1992.

Kemudian Presiden mengadakan pertemuan dengan Emir Kuwait.

Terakhir kali sebelum menghadiri jamuan makan malam yang diadakan oleh Presiden Yugoslavia, Presiden Soeharto menerima Presiden Vietnam, Vo Chi Chong di ruang 12 Sava Centar.

Seusai pertemuan itu, atas pertanyaan wartawan, seorang pejabat tinggi Vietnam yang bertindak sebagai juru bicara menjelaskan bahwa Presiden Vietnam dan Presiden Indonesia telah membicarakan masalah Asia Tenggara.

Ia menolak untuk menyebutkan bahwa pembicaraan itu secara khusus telah difokuskan pada masalah Kampuceha yang sampai Senin belum dicapai kesepakatan dalam pencantumannya dalam Deklarasi KTT.

Jubir itu juga menolak menyebutkan apakah antara kedua Kepala Negara telah dicapai kesepakatan mengenai Kampuchea. Dia hanya menjelaskan bahwa pertemuan yang berlangsung dalam suasana penuh persahabatan itu membicarakan masalah kerja sama antara kedua negara.

“Kami banyak belajar dari Indonesia di bidang ekonomi,” katanya.

 

Tarik Pasukan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ali Alatas, atas pertanyaan ANTARA mengatakan bahwa dalam pertemuan itu Presiden Vietnam menegaskan kembali tekadnya untuk menarik pasukan Vietnam dari Kampuchea sesuai dengan yang dijadwalkan.

Presiden Vietnam menegaskan, kata Alatas ,Vietnam akan lebih mengutamakan pada usaha pembangunan di dalam negerinya. Untuk itu mereka ingin mengetahui pengalaman-pengalaman Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.

Dalam pertemuan itu, Presiden Soeharto menjelaskan kepada Presiden Vietnam mengenai pengalaman-pengalaman, tantangan maupun prinsip-prinsip pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia.

Mengenai masalah Kampuchea, Presiden Vietnam mengatakan bahwa Pertemuan Informal Jakarta ke-1 dan ke-2 memberikan arti penting bagi upaya-upaya untuk mencari penyelesaian atas masalah yang telah berlangsung lebih dari satu dasawarsa itu.

 

 

Sumber : ANTARA (04/09/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 317-318.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.