PRESIDEN SOEHARTO CANANGKAN TAKESRA 2 OKTOBER[1]
Jakarta, Media Indonesia
Presiden Soeharto menurut rencana akan mencanangkan Tabungan Keluarga Sejahtera (Takesra) pada 2 Oktober.
Meneg Kependudukan Kepala BKKBN Haryono Suyono menjelaskan Takesra ini merupakan program untuk mendidik keluarga-keluarga pra sejahtera khususnya di desa-desa non-IDT, sehingga masyarakatnya memiliki sikap dan kebiasaan baru untuk menabung.
“Sebisanya mereka diajak untuk menabung Rp.100 per bulan yang kemudian dikembangkan menjadi Rp.100 per hari.” tambahnya seusai melapor kepada Kepala Negara di lstana Merdeka kemarin.
Takesra, jelasnya, terlaksana atas kerja sama Kantor Menteri Negara Kependudukan dengan Bank BNI dan PT. Pos Indonesia. Dan saat pencanangan, tuturnya, akan diundang para pengusaha besar yang telah menghasilkan Deklarasi Jimbaran dengan tujuan agar mereka juga bisa mengembangkan kemitraan dan kesetiakawanan sosial dalam gerakan Takesra tersebut.
Haryono mengharapkan melalui Takesra, keluarga-keluarga ini akan berkembang menjadi kekuatan ekonomi baru dengan kemampuan yang lebih baik, misalnya dalam meningkatkan agroindustri atau agrobisnis di desa. Menurut Haryono, gerakan Takesra ini akan melibatkan sekitar 30.000-35.000 petugas lapangan KB dimana mereka akan bekerja di kelompok desa RT dan RW.
Gerakan ini, tuturnya memang merupakan upaya yang cukup menantang karena yang dididik untuk menabung bukan keluarga yang sejahtera, tetapi keluarga prasejahtera yang untuk hidup sehari-hari saja sudah sulit.
“Pekerjaan ini lebih sukar dari pada pekerjaan KB di tahun 70-an, di mana saat itu KB tidak dikenal sama sekali. Namun kini ikut KB merupakan hal yang biasa.” ungkapnya.
Dia mengingatkan kendati sulit, jika dilakukan gotong royong dari kesetiakawanan dihidupkan terus, maka pasti akan berhasil. Saat ini terdapat sekitar 10.000 keluarga prasejahtera di desa-desa non Inpres Desa Tertinggal (IDT).
Mereka yang prasejahtera ini akan dilatih oleh yang sejahtera dalam menabung. Sekaitan dengan itu, kota Purworejo di Jawa Tengah dinyatakan sebagai kota yang telah meninggalkan keluarga prasejahtera, karena keluarga yang ada di kota ini sudah sejahtera semua.
Sumber : MEDIA INDONESIA (28/09/1995)
_________________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 745-746.