PRESIDEN SOEHARTO DAN BUSH DIHARAPKAN BAHAS BANTUAN UNTUK BKKBN
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto yang mengunjungi Amerika Serikat bulan Juni, dalam pertemuannya dengan Presiden George Bush diharapkan membahas kemungkinan bantuan 20 juta dolar AS bagi proyek keluarga berencana antara lain mendorong penggunaan kontrasepsi.
Masalah penjajakan bantuan pemerintah AS yang disalurkan melalui Program Pembangunan Intemasional AS (USAID) dijelaskan Kepala BKKBN Haryono Suyono kepada wartawan sesudah melaporkan masalah ini kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Selasa.
Haryono mengatakan bantuan AS yang diharapkan berbentuk hibah ini akan dipusatkan “kepada tiga kegiatan kelompok yaitu merangsang KB Mandiri, membantu merangsang partisipasi unsur swasta dan masyarakat, serta merangsang dukungan terhadap penggunaan kontrasepsi yang lebih mantap”.
Kepala BKKBN mengatakan kunjungan Kepala Negara ke AS pada minggu pertama Juni itu juga akan dimanfaatkan untuk menjajaki penyaluran bantuan dari Dana PBB Untuk Kegiatan Kependudukan (WIFPA) sekitar 16 juta dolar yang diarahkan bagi enam kelompok kegiatan proyek.
Sejak tahun 1972, kegiatan KB ditanah air telah mendapatkan bantuan dari UNFPA, yaitu tahap pertama dan kedua sebanyak 43,2 juta dolar dan tahap ketiga 9,2 juta dolar.
Kepala BKKBN juga melaporkan kepada Kepala Negara tentang kunjungan beberapa pejabat Bank Dunia baru-baru ini untuk membahas pemanfaatan bantuan lembaga keuangan internasional itu selama ini. Tim Bank Dunia itu juga mengunjungi proyek KB di Yogyakarta termasuk upaya meningkatkan pendapatan akseptor.
Sementara itu, ketika berbicara tentang kegiatan selama ini, Haryono menjelaskan pemerintah “Belanda baru-baru ini menyerahkan bantuan sembilan juta Gulden, yang dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan keluarga akseptor.
Kegiatan BKKBN selama ini ,menurut Haryono, masih menghadapi beberapa hambatan antara lain terbatasnya sarana angkutan dan perkantoran. Banyak kendaraan roda dua dan empat yang merupakan bantuan, USAID tahun 73-75 sudah tidak berfungsi lagi karena rusak berat.
Sumber : ANTARA(23/05/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 165-166.