PRESIDEN SOEHARTO DAN KELUARGA AKAN UMROH [1]
Paramaribo, Antara
Presiden Soeharto, Ibu Tien serta beberapa putra-putri dan cucu akan melakukan ibadah umroh di Mekkah tanggal 30 Oktober sebagai salah satu ketentuan hukum Islam serta mengucapkan rasa terima kasih kepadaAllah SWT.
“Saya akan mengadakan umroh,”kata Kepala Negara di Paramaribo, Minggu pagi waktu setempat ketika mengadakan pertemuan dengan warga Suriname keturunan Indonesia. Kepala negara dan Ibu Tien pada tahun 1991 menunaikan ibadah haji.
Dalam kesempatan terpisah, Mensesneg Moerdiono mengatakan kepada pers bahwa ibadah umroh yang akan dilaksanakan Kepala Negara dan keluarga itu merupakan salah satu perwujudan rasa terima kasih bangsa Indonesia kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan karena negara ini telah mencapai usia ke-50 pada tahun 1995.
Moerdiono menyebutkan, seluruh anggota rombongan Presiden yang beragama Islam, yang mengikuti perjalanan mulai dari Cartagena, Kolumbia, dalam rangka menghadiri KTT GNB ke-11 dan menghadiri upacara peringatan HUT PBB ke-50 di New York hingga kunjungan kenegaraan ke Suriname, juga akan melaksanakan ibadah ini. Pada hari kedua kunjungan kenegaraan di Suriname, Kepala Negara dua kali mengadakan pertemuan dengan masyarakat Paramaribo keturunan Indonesia. Pada kedua pertemuan itu, Presiden menggunakan bahasa Jawa karena mereka umumnya berasal dari pulau Jawa.
Sekalipun fasih menggunakan bahasa Jawa, namw1 pada pertemuan pertama, Kepala Negara beberapa kali terhenti ketika harus mencari kata yang tepat.
“Kalau mengajukan pertanyaan, bahasa Jawa-nya apa ya? tanya Presiden kepada Moerdiono dan beberapa stafnya pada acara dialog setelah meresmikan pendopo Sono Budoyo, yang pembangunannya dibantu pemerintah Indonesia.
Kesulitan dalam berbahasa itu muncul karena warga Suriname keturunan Jawa wnumnya menggtmakan bahasa ngoko, yaitu bahasa Jawa yang dipakai masyarakat bawah kemudian dicampur dialek Suriname. Sementara itu, Presiden mengutamakan bahasa Jawa yang biasa digunakan kelompok menengah. Penggunaan bahasa Jawa oleh Kepala Negara yang kedua kalinya terjadi ketika berlangsung acara ramah tamah dengan sekitar 1.000 orang Suriname yang berlang sung di Gedung Olah Raga Paramaribo, Sabtu malam. Di kedua acara itu, Kepala Negara menjelaskan perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai Indonesia, misalnya keberhasilan membuat pesawat terbang N-250 oleh karyawan IPTN yang berhasil terbang 10 Agustus lalu, berhasilnya pemanfaatan SKSD Palapa untuk menghubungkan seluruh tanah air.
Sementara itu, ketika ditanya mengapa bangsa Indonesia bisa menyatukan diri padahal bangsa ini terdiri atas hampir 200 juta jiwa serta berasal dari berbagai suku bangsa dan agama, sehingga amat majemuk, Kepala Negara mengemukakan bahwa hal itu tetjadi karena ideologinya adalah Pancasila.
“Karena itu,saya mengharapkan orang-orang Indonesia yang kini menjadi warga Suriname untuk berusaha membangun negeri ini,” kata Presiden pada acara di Gelanggang Olah Raga (GOR) Paramaribo itu.
Acara ramah tamah ini berlangsung meriah karena kepada para undangan ditampilkan beberapa tarian seperti jaipongan , ludruk Ponorogo serta tarian wayang “Gatotkaca Gandrung”.
Pada hari Minggu siang waktu Suriname atau pukul 22 .00 WIB, Kepala Negara dan rombongan meninggalkan Paramaribo untuk melanjutkan perjalanan ke Jeddah guna melakukan ibadah umroh. (T.EU02/B/DN08/29/ 10/95 12:00/JKT-001)
Sumber: ANTARA(29/10/1995)
_____________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 542-543.