PRESIDEN SOEHARTO DAN ROMBONGAN PAGI INI MENINGGALKAN SEATTLE

PRESIDEN SOEHARTO DAN ROMBONGAN PAGI INI MENINGGALKAN SEATTLE [1]

 

Seattle, Suara Pembaruan

Presiden Soeharto mengatakan regionalisme yang terbuka merupakan kunci dari kemajuan ekonomi Indonesia dan mitranya diforum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC- Asia Pacific Economic Cooperation). Namun, yang lebih penting adalah internasionalisme yang terbuka.

“Kita tidak bisa meremehkan arti suksesnya Putaran Uruguay bagi negara-negara berkembang di dunia. Hal itu untuk menjamin tetap terbukanya pasar, sehingga perdagangan yang dilakukan sesuai dengan aturan-aturan internasional yang sudah lazim,” kata Kepala Negara pada jamuan makan malam yang diselenggarakan US­ ASEAN Council di Sheraton Hotel Seattle Sabtu malam, waktu setempat atau Minggu siang WIB.

 

Jamuan makan malam yang diselenggarakan US-ASEAN Council itu, juga dihadiri pengusaha Indonesia antara lain Peter Gonta dari Bimantara Group, John mengkonsolidasikan posisi bersama untuk menentang pembahasan masalah non­ perdagangan dalam pertemuan tingkat menteri WTO mendatang.

Menurut Presiden, konsolida si itu penting terutama untuk menghadapi upaya negara-negara maju tertentu yang ingin mengalihkan pembahasan ke soal-soal di luar perdagangan. Kepala Negara mengatakan, upaya negara-negara maju tertentu itu tidak hanya mencemaskan kedudukan negara berkembang, tetapi juga pada akhimya akan melemahkan posisi WTO.

Dalam pernyataan akhir pertemuan yang berlangsung dua hari itu, para menlu ASEAN mendukung keinginan Vietnam untuk bergabung dalam APEC jika penundaan keanggotaan (moratorium) untuk negara itu dicabut.

Para menlu juga menyeru partisipasi aktif sektor swasta dalam program dan kegiatan kerjasama ekonomi dan mengambil keuntungan dari kesempatan bisnis yang muncul. Mereka mendukung sektor swasta untuk menyampaikan usulan spesifik, khususnya dalam pemberian fasilitasi perdagangan, program pengembangan usaha kecil dan menengah, proyek-proyek industri dan kegiatan promosi.

Kerjasama Fungsional

Mengenai kerjasama fungsional sesama anggota ASEAN, para menlu sepakat untuk mengembangkan kerjasama bertemakan “kemakmuran bersama melalui pembangunan sumberdaya manusia, daya saing teknologi dan keterpaduan sosial.” Mereka menekankan pula perlunya mendorong partisipasi efektif wanita dan pemuda di setiap tingkat pembangunan, serta menegaskan pentingnya pengembangan sumberdaya manusia dan upaya memperkuat identitas ASEAN serta mengokohkan kesadaran ASEAN guna mewujudkan  komunitas berteknologi maju, padu dan cermat.

Untuk itu mereka menyambut baik pendirian Jaringan Universitas ASEAN oleh depatemen terkait, begitu pula dengan inisiatif para menteri tenaga kerja ASEAN untuk melakukan studi kelayakan bagi pembangunan Pusat Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Regional ASEAN.

Dalam upaya mewujudkan AFTA, para menlu menganggap perlunya upaya meningkatkan perdagangan dan arus barang di kawasan ASEAN, untuk itu mereka merekomendasikan upaya yang dapat memperlancar arus barang tersebut.

Mengenai kerjasama dengan negara mitra dialog, para menlu mencatat kelanjutan proses dialog sebagai aspek sangat penting bagi menjalin hubungan eksternal.

Mereka mengajak negara-negara mitra dialog untuk tetap melanjutkan komitmen mereka mempromosikan hubungan dagang, investasi, alih teknologi dan membuka pihak kami, pemerintah Indonesia pasti akan mendukung usaha-usaha Amerika untuk mengembangkan dan memperdalam hubungan tadi,” kata Presiden Soeharto.

Menuju Iran

Presiden Soeharto dan rombongan, Minggu siang waktu setempat (Senin pagi WIB) dengan menggunakan pesawat DC-10 Garuda meninggalkan Seattle menuju Iran untuk melakukan kunjungan kenegaraan. Sebelum ke Iran, rombongan selama satu malam akan bermalam di Wina, Austria, menyesuaikan diri terhadap perubahan waktu/cuaca.

Menurut rencana, Presiden dan Ibu Soeharto tiba di Iran hari Selasa (23/11) pukul15.45 waktu setempat. Malamnya Kepala Negara langsung dijamu oleh Presiden Rafsanjani. Pembicaraan antara kedua kepala pemerintahan barn akan berlangsung hari Rabu (24/11).

Bertemu Di Indonesia

Para kepala negara dan kepala pemerintahan forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) memutuskan akan bertemu di Indonesia tahun 1994. “Presiden Soeharto telah mengundang kita bertemu di Indonesia tahun mendatang. Kami sepakat memenuhinya,”tutur Presiden Amerika Serikat Bill Clinton Sabtu (20/11) petang (Minggu pagi WIB) di Pulau Blake, dekat Seattle di negara bagian Washington.

Para kepala negara dan kepala pemerintahan forum APEC berangkat ke pulau itu dari Seattle Sabtu pagi. Mereka berkumpul di sana atas undangan Presiden Bill Clinton guna melakukan pertemuan informal. Sehari sebelumnya, pertemuan resmi APEC yang dilaksanakan pada tingkat menteri, ditutup secara resmi di Seattle.

Presiden Clinton sebelum bertolak kembali ke Seattle dari pulau tersebut, mengumumkan hasil-hasil yang dicapai dalam pertemuan informal tersebut. Di antaranya yang terpenting adalah pernyataan bahwa para pemimpin itu berharap masyarakat Asia Pasifik bisa bersatu (united) tapi tidak tertutup. “Kami ingin Masyarakat Asia Pasifik bersatu, tapi bukan tertutup. Bersatu, tapi terbuka,”kata Clinton.

 

Selain itu, Clinton juga menjelaskan bahwa pertemuan informal para kepala negara dan kepala pemerintahan itu akan diulangi lagi di Indonesia tahun mendatang. Namun, dibantahnya bahwa pertemuan informal itu akan dilakukan tiap tahun. Well, tidak. Cuma akan terjadi dua kali. Jadi Anda akan melihat kita kembali tahun depan. Lihat saja apa kita putusan akan bertemu lagi (setelah) tahun mendatang, ujar Clinton sambil tertawa.

Para pemimpin negara dan pemerintahan forum APEC dalam pertemuan selama sehari di Pulau Blake sempat menggodok pern yataan wawasan ekonomi mereka. Hasilnya, dituangkan dalam Pernyataan Wawasan Ekonomi Para Pemimpin APEC.

Ditegaskan dalam pernyataan itu, pertemuan para pemimpin negara dan pemerintahan forum APEC mencerminkan gema suara baru bagi Asia pasifik dikancah dunia. Begitu kita memasuki abad XXI, kami percaya kawasan kami yang dinamis, yang mewakili 40 persen dari seluruh penduduk dunia dan 50 persen dari pendapatan nasional bruto dunia, akan berperan dalam ekonomi global, memimpin pertumbuhan ekonomi dan perluasan perdagangan, demikian antara lain bunyi pernyataan itu.

Para kepala negara dan kepala pemerintahan forum APEC menyatakan, semangat keterbukaan dan kemitraan memungkinkan mereka mencari penyelesaian yang kooperatif terhadap tantangan bagi kawasan (Asia Pasifik) yang berkembang secara pesat dan ekonomi global. Selain itu, mereka bersepakat juga membentuk pasar besar Asia Pasifik yang terdiri atas 2 miliar penduduk dengan pertumbuhan ekonomi yang terns melaju dan andil terhadap perluasan ekonomi dunia dan dukungan terhadap sistem perdagangan internasional yang terbuka. Pada hakikatnya, para pemimpin fo­rum APEC itu merumuskan tantangan yang ada serta target yang diharapkan tercapai di masa depan oleh forum tersebut. Selain itu, dirumuskan juga strategi guna menghindari permasalahan dan mencapai sasaran yang dimaksud.

Para pemimpin negara dan pemerintahan dari forum APEC itu juga setuju akan menyelenggarakan pertemuan para menteri  ekonomi di awal tahun 1994 guna membahas isu-isu ekonomi, termasuk juga pembangunan makro ekonomi dan arus permodalan.

Sumber: SUARA PEMBARUAN (24/11/1993)

_________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 364-367.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.