PRESIDEN SOEHARTO DI DEPAN AIPO – PARLEMEN MEE: PERLU DILAHIRKAN TATA DUNIA YANG LEBIH ADIL

PRESIDEN SOEHARTO DI DEPAN AIPO – PARLEMEN MEE: PERLU DILAHIRKAN TATA DUNIA YANG LEBIH ADIL

Presiden Soeharto, Senin kemarin, menekankan pentingnya dilahirkan Tata Dunia yang lebih adil, khususnya di bidang ekonomi, yang dapat menjamin perbaikan kehidupan rakyat2 di dunia terutama rakyat di negara2 miskin dan yang sedang berkembang.

Kepala Negara mengemukakan hal itu dalam pidatonya ketika membuka sidang istimewa Organisasi Antar Parlemen Negara2 ASEAN (AIPO) dan Parlemen MEE di Istana Negara, Jakarta.

Presiden menekankan bahwa dialog antar Parlemen ASEAN dan Parlemen MEE merupakan jalur penting bagi terbinanya saling pengertian, persahabatan dan kerjasama yang lebih erat antara kedua kawasan karena parlemen di kedua kawasan merupakan cermin masyarakatnya masing2.

Dialog antara AlPO dan Parlernen MEE itu berlangsung selama 2 hari yakni mulai 13 April kemarin sampai 14 April hari ini, bertempat di gedung DPR Senayan Jakarta. Dalam upacara pembukaan kemarin Ketua DPR-RI Daryatmo selaku Ketua Organisasi Antar Parlemen Negara2 ASEAN (AIPO) menyampaikan pidato sambutannya, begitu juga Ketua delegasi Parlemen MEE Goenther Rinsthe.

Mampu Turut Bicara

Presiden Soeharto lebih lanjut menegaskan. bahwa dialog pada tingkat pemerintahan antara ASEAN telahmulai berjalan dengan harapan masadepan yang bertambah cerah.

Dialog seperti itu perlu diperluas dan dimasyarakatkan sebab pada akhirnya hubungan antara manusialah yang menjadi kunci penting bagi perdamaian dan ketenteraman dunia ASEAN juga ingin menggalang kerjasama dengan organisasi2 regional lain seperti MEE dan kelompok negara lainnya untuk kepentingan bersama dan kepentingan kesejahteraan dan perdamaian dunia.

Dalam hubungan ini, Presiden menyatakan penghargaannya terhadap dialog antar Parlemen ASEAN dan MEE yang akan diadakan sekarang ini karena dengan dialog itu kedua kawasan akan saling mengetahui keadaan dan persoalan masing-masing.

Dengan timbulnya saling pengertian ini, kata Presiden, akan terbuka kesempatan untuk bekerjasama demi kemanfaatan dan kebaikan bersama.

Jika ASEAN di Selatan dan MEE di Utara dapat erat bekerjasama yang saling memberi manfaat, hal ini akan memberi sumbangan bagi kelancararan tercapainya kesepakatan-kesepakatan penting yang diharapkan dalam rangka dialog Utara-Selatan, yang akan merupakan sumbangan penting bagi terciptanya Tatanan Dunia Baru, khususnya di bidang ekonomi.

Dunia Ketiga Muncul

Mengenai perlunya perubahan Tatanan Dunia Lama, Presiden menyatakan tidak perlu disangsikan lagi karena sejak perang dunia kedua berakhir dunia yang satu ini hampir-hampir tidak pernah bebas dari suasana yang mencemaskan.

Perang dunia yang kadang2 menjurus pada ledakan peperangan yang dahsyat terus-menerus mencekam dan membuatorang tidak merasa tenteram.

Kehidupan antara bangsa yang semula ditentukan nasibnya hanya oleh kekuatan-kekuatan besar saja, kini berangsur-angsur berobah dengan kekuatan dunia ketiga. Namun tidak jarang terjadinya pergolakan di suatu kawasan sebenarnya merupakan wujud lain dari persaingan antar kekuatan-kekuatan besar di dunia.

Presiden mengemukakan pula jurang yang semakin besar antara negara industri dan negara2 yang sedang membangun di bidang ekonomi. Demikian pula dibidang sosial sebahagian besar umat manusia masih hidup dalam keterbelakangan, kemiskinan yang menunjukkan rendahnya tingkat kesejahteraan.

Presiden menunjuk pula pada krisis-krisis ekonomi moneter dan energi yang akhir-akhir ini terjadi di dunia, dan sampai sekarang belum memperlihatkan tanda-tanda adanya jalan keluar.

Melihat kenyataan lersebut Presiden menyatakan bahwa tatanan dunia yang demikian sulit dipertahankan. Oleh karena itu perlu dibangun Tata Dunia yang lebih adiI, khususnya di bidang ekonomi, yang dapat menjamin perbaikan kehidupan rakyat2 di dunia terutama rakyat di negara2 miskin dan yang sedang berkembang.

Hal ini memerlukan kemauan politik dari semua negara. Dalam Tata Dunia Baru semua bangsa perlu saling percaya dan saling bekerjasama serta bantu-membantu untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat masing-masing atas dasar landasan politik saling hormat-menghormati kedaulatan dan tidak mencampuri politik dalam negeri masing-masing.

Dimulai di ASEAN

Presiden mengatakan bahwa kerjasama dan saling membantu atas dasar Iandasan saling menghormati kedaulatan masing2 itu lelah dimulai negara-negara di kawasan Asia Tenggara, dengan tlah terbentuknya ASEAN.

Perhimpunan ini bertujuan untuk bekerjasama di berbagai bidang terutama di bidang ekonomi dan kebudayaan demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Perhimpunan ini juga mencerminkan tekad negara-negara anggotanya untuk menentukan dan mengurus masa depannya sendiri. Tidak membiarkan dilentukan kekuatan di luarnya yang sering bukan saja tidak sejalan tapi malahan bertentangan dengan kepentingan kawasan ini.

Presiden menyatakan, negara-negara dalam lingkungan ASEAN bertekad menjadikan Asia Tenggara sebagai wilayah damai, bebas dan netral.

Negara-negara ASEAN yakin dapat mewujudkan tekad itu dan bekerja keras ke arab itu dengan bekerjasama dan saling membantu dalam meningkatkan ketahanan nasional masing-masing di berbagai bidang.

Presiden mengatakan bahwa negara-negara ASEAN mengutamakan kerjasama di bidang ekonomi dan sosial karena dengan demikian bukan saja taraf hidup dapat ditingkatkan tapi juga dapat dikembangkan ketahanan ekonomi di negara-negara ASEAN, yang merupakan bagian terlemah dari ketahanan nasional dimasing-masing negara anggota.

"Dengan ketahanan ekonomi yang mantap dalam rangka mengembangkan ketahanan nasional negara-negara ASEAN. maka akan timbuhlah ketahanan regional di Asia Tenggara," demikian Presiden mengatakan. (DTS)

Jakarta, Pelita

Sumber: PELITA (01/04/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 53-55.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.