PRESIDEN SOEHARTO: DISIPLIN, KUALITAS DAN DEDIKASI MANUSIA, PENTING UNTUK TINGGAL LANDAS

PRESIDEN SOEHARTO: DISIPLIN, KUALITAS DAN DEDIKASI MANUSIA, PENTING UNTUK TINGGAL LANDAS

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengemukakan, manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi akan sangat menentukan kemampuan Indonesia untuk tinggal landas.

Menyampaikan pidato dalam Sidang Paripuma DPR-RI mengawali masa persidangan DPR 1989/1990 di Gedung DPR-RI Jakarta, Rabu, Presiden Soeharto menambahkan, pengalaman negara-negara yang berhasil tinggal landas menunjukkan bahwa umumnya mereka bukan negara yang kaya Sumber Daya Alam, tetapi memiliki Sumber Daya Manusia berkualitas dan berdedikasi tinggi.

Semuanya itu, katanya, merupakan hasil dari sistem pendidikan nasional di negara mereka, sehingga untuk tinggal landas nanti, salah satu syaratnya adalah sistem pendidikan nasional yang mampu melahirkan Sumber Daya Manusia berkualitas, berdedikasi dan berdisiplin tinggi.

“Kita bersyukur bahwa setelah 44 tahun merdeka, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,” katanya.

Selain menjelaskan mengenai bidang pendidikan, Presiden juga menjelaskan mengenai pemantapan kerangka landasan di bidang ekonomi, budaya, hukum , keagamaan, politik, dan pertahanan.

Bidang ekonomi, menurut Presiden, akan memperoleh perhatian yang sebesar­besarnya demi terwujudnya keadilan sosial. Indonesia memerlukan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan yang cukup besar.“Kita menamakannya sebagai Trilogi Pembangunan,” kata Presiden.

Malahan, katanya, seluruh pembangunan ekonomi itu diletakkan dalam pemikiran yang menyeluruh dari pembangunan sebagai pengalaman Pancasila.

“Itulah sebabnya bulan lalu saya meminta kepada pimpinan lkatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), agar memikirkan penjabaran yang lebih luas dan lengkap mengenai Demokrasi Ekonomi yang kita kembangkan berdasarkan Pancasila,” tegas Kepala Negara.

Perhatian yang besar, katanya, juga tetap diberikan pada pemantapan kerangka landasan di bidang pertahanan keamanan.

Peredaan ketegangan dunia dan suasana aman di dalam negeri, menurut Kepala Negara, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya guna terus mengkonsolidasikan kekuatan ABRI dan peningkatan kemampuan profesional, dengan tetap menempa ABRI sebagai prajurit pejuang dan tanpa mengendorkan kewaspadaan.

Peranan ABRI, tegasnya, sebagai kekuatan sosial politik diarahkan agar terus menerus dapat ikut menumbuhkan, memperkuat dan menyegarkan kehidupan demokrasi Pancasila.

Segala aspirasi dan pemikiran mengenai proses tinggal landas, katanya, nanti akan dibulatkan dalam Sidang Umum MPR 1993 berbentuk GBHN 1993.

 

 

Sumber : ANTARA(16/08/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 287-288.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.