PRESIDEN SOEHARTO DUKUNG NYERERE TENTANG SELATAN
Presiden Soeharto menyatakan, Indonesia mendukung penuh gagasan Komisi Selatan yang diketuai Julius K. Nyerere, dalam mengembangkan kerja sama antar negara sedang membangun untuk meningkatkan keadaan ekonomi mereka.
Dukungan itu disampaikan langsung Presiden Soeharto kepada Julius Nyerere, bekas Presiden Tanzania, ketika pemimpin Afrika itu melakukan kunjungan kehormatan di kediaman Presiden, Jalan Cendana Jakarta, Jumat.
Kepada wartawan, Nyerere mengatakan bahwa Presiden Soeharto percaya komisi yang dipimpinnya dapat melakukan usaha-usaha bermanfaat dalam membantu negara-negara berkembang (atau lajim disebut negara Selatan, red) bekerjasama, dalam wadah yang dapat untuk meningkatkan keadaan ekonominya.
Komisi Selatan adalah suatu komisi yang dibentuk dalam konferensi tingkat tinggi Gerakan Non Blok di Harare, Zimbabwe, tahun lalu.
Julius Nyerere menyatakan, dalam menjalankan usaha-usahanya komisi tersebut memerlukan dukungan finansial dari negara-negara Selatan yang dianggap terkemuka, termasuk Indonesia.
Akan Beri Dukungan
Atas pertanyaan wartawan, Nyerere mengungkapkan bahwa Presiden Soeharto mengatakan akan memberi dukungan finansial, namun Ketua Komisi Selatan belum dapat menyebut jumlah yang dijanjikan Indonesia.
Dalam kunjungan kehormatan itu Nyerere didampingi Dubes Tanzania Mohammad Abdiwawa dan bekas Menlu Malaysia Tan Sri Ghazalie. Turut hadir pada pembicaraan di Cendana itu Menko Kesra Alamsyah Ratu Perwiranegara dan Menmuda Sekretaris Kabinet Drs. Moerdiono.
Julius Nyerere tiba di Jakarta Kamis petang untuk lawatan tiga hari, setelah sebelumnya berkunjung ke Malaysia.
Maksud lawatannya itu disebut untuk mendengarkan langsung pendapat para pemimpin negara-negara Selatan, apakah mereka mendukung gagasan dan usaha komisi yang dipimpinnya.
Harus Realistis
Sementara itu dalam kesempatan lain Menmuda Seskab Moerdiono mengungkapkan kepada wartawan, Presiden Soeharto dalam pembicaraannya dengan Nyerere menekankan pentingnya kerjasama Selatan-Selatan, sebagai langkah lanjut dari kemerdekaan politik yang telah dicapai negara-negara berkembang.
Nyerere sendiri, ungkap Menmuda Seskab, mengatakan sesungguhnya kerjasama Selatan-Selatan telah dicanangkan dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.
Soeharto dan Nyerere dalam petemuan 40 menit itu sependapat perlunya peningkatan solidaritas antar negara Selatan, mengingat selama ini dialog Utara-Selatan tidak banyak membuahkan hasil.
Presiden juga mengatakan, negara-negara Selatan perlu bersikap realistis, artinya jangan terlalu ambisius dalam membuat program, yang dapat menimbulkan kekecewaan.
Menurut rencana, dari Indonesia pemimpin Afrika itu akan melanjutkan lawatan ke Pilipina, Cina, India dan Yugoslavia untuk maksud yang sama. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (10/04/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 106-107.