PRESIDEN SOEHARTO INGATKAN :
TIDAK MUSTAHIL TERJADI GEJOLAK BILA TAHAP TINGGAL LANDAS GAGAL [1]
Jakarta, Kompas
Presiden Soeharto mengingatkan kembali, tahap tinggal landas yang tidak lama lagi akan dimasuki, merupakan tahap yang kritis. Apabila bangsa Indonesia berhasil melampaui masa-masa tersebut dengan sukses, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang maju dengan cepat.
“Sebaliknya, jika sampai gagal, kehidupan bangsa kita akan merosot dan tidak mustahil kita akan mengalami gejolak yang berkepanjangan.”
Peringatan Kepala Negara ini disampaikan ketika meresmikan 10 pabrik kelompok industry kimia dasar yang dipusatkan di komplek PT Semen Cibinong, Desa Narogong, Jawa Barat, hari Selasa kemarin (3/11). Ke-10 pabrik tersebut terletak di empat propinsi, yakni lima di Jawa Timur, tiga di Jawa Barat, satu di Maluku Utara dan satu di Sumatera Utara.
Dalam kaitan itu menurut Presiden, keberhasilan keberhasilan yang telah dicapai bangsa Indonesia selama ini merupakan bekal yang sangat penting dalam menghadapi masa kritis tersebut. Karena itu apa yang telah dicapai dalam pembangunan selama ini perlu terus dimantapkan dan dikembangkan.
Sepuluh pabrik itu terdiri dari dua pabrik industri semen, satu pabrik industri kaca lembaran dan kaca pengamanan, satu industri gas industri, tiga pabrik industri kimia dasar lainnya serta tiga pabrik industri pengolahan pertanian dan hasil hutan. Bahan bahan yang dihasilkan diharapkan akan memperkuat perkembangan industri di Indonesia.
Rp 883 Milyar
Menurut Menteri Perindustrian Hartarto, seluruh investasinya sebesar Rp 883 milyar yang pada umumnya padat modal dan menggunakan teknologi canggih. Menyerap sebanyak 2.181 tenaga kerja, dan bisa menghemat devisa sebanyak 192 juta dollar AS per tahun. Sementara kelebihan produksinya dapat diekspor dengan menghasilkan devisa sebesar 71 juta dollar AS per tahun, sehingga dapat menambah kemampuan ekspor non migas.
Dana investasinya dari perbankan. Berarti secara tidak langsung, pabrik-pabrik ini dibiayai dari dana-dana yang dihimpun dari masyarakat. Karena itu Presiden minta supaya pengelolaannya dilakukan dengan rasa tanggung jawab yang besar. Selain itu, manajemen perusahaannya dikembangkan, dalam suasana kerja yang serasi antara pimpinan dengan karyawan-karyawannya. Dengan demikian, pabrik-pabrik ini akan dapat berproduksi dengan lancar, karena ada suasana tenteram.
Di samping upah yang layak, Kepala Negara juga minta agar terus dikembangkan koperasi karyawan.
“Koperasi yang berkembang dengan sehat jelas akan membantu pimpinan perusahaan meningkatkan kesejahteraan karyawannya secara luas.”
Menambah Keyakinan
Kepala Negara menguraikan, sejak tahun 1991 sumbangan sektor industri terhadap perekonomian lebih besar dari sumbangan sektor pertanian. Sektor industri telah mampu menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional dan penghasil devisa yang utama. Lebih dari itu, kemajuan-kemajuan yang dicapai itu juga telah meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia di bidang rancang bangun dan perekayasaan, di mana di dalamnya termasuk industri mesin dan peralatan pabrik.Ini berarti bahwa bangsa Indonesia mulai berhasil memasuki tahap awal kemandirian di dalam proses industrialisasi.
Dikatakan, GBHN 1988 telahmenggariskan, Pembangunanjangka Panjang Tahap Kedua (PJPT II) nanti merupakan kelanjutan, peningkatan, perluasan dan pembaharuan dari PJPT I. Hal ini berarti, dalam PJPT II nanti proses industrialisasi yang telah dirintis selama ini harus ditingkatkan lagi, dilanjutkan, diperluas dan diperdalam lagi. Kelanjutan proses tersebut jelas harus dilakukan dengan meningkatkan kualitas manusia, memperbesar sumber daya yang dimiliki, mengembangkan ilmu pengetahuan dan mempertinggi kemampuan teknologi yang dikuasai.
Hasil-hasiI pembangunan yang dicapai selama ini, Ianjut Presiden, menambah keyakinan, bahwa bangsa Indonesia akan dapat mulai memasuki tahap tinggal landas dalam Repelita VI nanti yang merupakan awal pelaksanaan PJPT II. Keberhasilan dalam menghadapi tantangan selama ini, tutur Kepala Negara, seperti pengendalian inflasi, pengamanan neraca pembayaran, kebijaksanaan fiskal dan moneter menunjukkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia terus bertambah mantap.
Sementara prakarsa dan kreativitas masyarakat Indonesia tumbuh subur.
“Inilah yang akan menjadi kunci kemajuan bangsa,” ujar Kepala Negara.
Dikatakan, prakarsa dan kreativitas masyarakat juga akan mendorong peningkatan efisiensi dan produktivitas. Hal inilah yang harus dikembangkan dan dijadikan tumpuan utama bagi pertumbuhan ekonomi.
“Hal ini pula yang merupakan sumber utama bagi kemajuan yang dicapai bangsa-bangsa lain yang telah berhasil membangun,” urai Presiden.
Dalam zaman perekonomian dunia yang makin menjadi satu saat ini, kata Presiden, tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali mempersiapkan bangsa dan ekonomi di negeri ini agar mampu bersaing dengan bangsa dan ekonomi bangsa lain. Ekonomi yang tangguh adalah ekonomi yang tersusun dari industri-industri yang tangguh pula, yaitu industri-industri yang kekuatannya berlandaskan produktivitas dan efisiensi yang tinggi, yang berani dan mampu bersaing dengan barang-barang hasil industri negara-negara lain.(osd)
Sumber: KOMPAS (04/ ll/ 1992)
________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 638-640.