PRESIDEN SOEHARTO : JURANG PEMISAH YANG MERUPAKAN SUMBER KERESAHAN DUNIA

PRESIDEN SOEHARTO : JURANG PEMISAH YANG MERUPAKAN SUMBER KERESAHAN DUNIA

Presiden Soeharto menyatakan bahwa jurang yang memisahkan negara industri maju dan negara-negara yang sedang membangun juga merupakan sumber keresahan dan kegelisahan dunia.

Kepala Negara mengemukakan hal ini dalam pidatonya pada jamuan malam kenegaraan untuk menghormat Perdana Menteri Selandia Baru dan Ny. Muldoon di Istana Negara, Jakarta, Selasa malam.

Presiden mengatakan, “keterbelakangan ekonomi dan rendahnya mutu kehidupan sosial tidak dapat dianggap kurang berbahaya terhadap perdamaian dunia jika dibanding dengan bahaya-bahaya konflik fisik yang kini berkecamuk di berbagai kawasan. Jika jurang pemisah ini tidak segera diatasi secara memuaskan bangsa-bangsa di dunia akan saling berhadapan, mungkin dalam pertarungan yang sukar diselesaikan," kata Presiden.

Oleh karena itu Presiden menyatakan bahwa dalam masa-masa yang akan datang persoalan umat manusia yang terbesar adalah bagaimana semua negara bertanggung­jawab danmengambil langkah-langkah nyata mempersempit jurang pemisah tersebut.

Dalam rangka ini, sangat penting langkah-langkah bersama dari semua bangsa untuk membangun Tata Ekonomi Dunia Baru, yang merupakan cita-cita luhur yang didambakan semua umat manusia dan telah disepakati semua bangsa dalam forum PBB.

Dalamhubungan ini pula Presiden menyebutkan pentingnya dialog Utara-Selatan, yang bertujuan membangun hubungan ekonomi yang lebih berimbang dan adil.

Tentu saja banyak masalah-masalah pelaksanaan yang rumit yang harus diatasi bersama oleh semua negara sebelum gagasan ini menjadi kenyataan.

Tapi yang lebih penting adalah kemauan politik semua pihak untuk mencari penyelesaian yang adil dan wajar yang dikembangkan dari sikap persamaan derajat dan kepentingan bersama seluruh umat manusia.

Presiden dalam hubungan ini mengingatkan bahwa membangun tata hubungan baru yang lebih adil dan saling menguntungkan itu bukanlah semata-mata kepentingan negara-negara sedang membangun, tapi juga kepentingan semua umat manusia demi keselamatan bersama.

Dasa-Sila Bandung Ampuh

Mengenai berbagai ketegangan dunia yang berkecamuk di berbagai kawasan, Presiden berpendapat perlu adanya penyelesaian politik dan kemauan politik dari semua pihak.

Presiden mengatakan, penyelesaian politik ini dapat dilaksanakan jika semua pihak berpihak pada azas-azas internasional yang telah ada, berlandaskan pada piagam dan keputusan-keputusan PBB.

Presiden menyatakan bahwa Dasa-Sila Bandung yang dihasilkan Konferensi Asia ­ Afrika 25 tahun yang lalu juga merupakan landasan pedoman yang ampuh untuk menghindarkan konflik-konflik yang gawat itu.

Dalam Dasa-Sila Bandung itu terdapat berbagai azas yang justru makin cocok untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia sekarang ini.

Prinsip-prinsip itu adalah menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua bangsa, tidak mencampuri masalah dalam negeri negara lain, menahan diri terhadap penggunaan kekerasan yang merusak integritas tentorial atau kemerdekaan suatu negara dan penyelesaian sengketa internasional secara damai.

Presiden menyatakan penghargaannya kepada PM Rubert David Muldoon atas perhatiannya kepada Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.

Kepala Negara menyatakan pula penghargaannya atas bantuan Selandia Baru terhadap berbagai usaha pembangunan di Indonesia dan menjanjikan akan menggunakan sebaik-baiknya untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat.

Presiden antara lain menyebutkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kamojang, Jawa Barat, yang akan ditinjau PM Muldoon Kamis 29 Mei.

Presiden kemudian membentangkan pula bahwa sejak lebih dari satu dasawarsa Indonesia telah melaksanakan dua tahap pembangunan lima tahun dan kini memasuki tahap kedua Repelita Ill.

Dalam melaksanakan pembangunan telah banyak kemajuan yang dicapai, antara lain stabilitas yang dinamis telah dapat dicapai, telah tercipta pertumbuhan ekonomi dan langkah-langkah awal menuju pemerataan dan keadilan sosial telah dirintis.

Namun masalah dan tantangan masih jauh lebih besar. Karena itu bangsa Indonesia masih harus berusaha dan bekerja keras untuk mensukseskan pembangunan di masa datang.

Persamaan2 Dasar

Dalam hubungan ini Presiden menyatakan keyakinan bahwa banyak bidang kerjasama yang masih dapat dikembangkan bersama antara Selandia Baru dan Indonesia karena ada persamaan-persamaan dasar antara kedua negara.

"Haluan luar negeri Selandia baru, yang tidak mendasarkan diri pada kekuatan senjata dan mencari persahabatan dengan semua bangsa di dunia sejajar dengan jalannya politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif," kata Presiden.

Oleh karena itu Presiden mengharapkan bahwa pembicaraan-pembicaraan yang akan diadakan dengan PM Muldoon selama di Indonesia akan membawa manfaat yang besar bagi pengembangan hubungan persahabatan dan kerjasama kedua negara.

Presiden juga menyebutkan semakin eratnya tali persahabatan dan semakin luasnya hubungan kerjasama-antara kedua negara.

Hubungan konstruktif itu bukan saja ditandai bertambah luasnya hubungan ekonomi antara kedua negara serta besarnya bantuan ekonomi Selandia Baru kepada Indonesia.

Hubungan kedua negara dan bangsa mempunyai akar yang lebih dalam dan tujuan-tujuan lebih mulia, yaitu adanya persamaan cita-cita untuk memperkokoh perdamaian dunia yang menjunjung tinggi keadilan dan kesejahteraan, demikian Presiden Soeharto.

Dilanjutkan Malam Kesenian

Jamuan malam kenegaraan selain dihadiri para menteri Kabinet Pembangunan III, juga dihadiri Wakil Presiden Adam Malik yang baru saja kembali dari perjalanan ke Swiss, Selasa sore.

Dalam jamuan makan itu tampak lbu Tien Soeharto memakai baju kebaya berwarna merah duduk berdampingan di sebelah PM Muldoon dan Ny. Muldoon yang memakai baju gaun berwarna hijau daun duduk di sebelah kiri Presiden Soeharto.

Para tamu yang sedang menikmati santap malam, itu dihibur dengan lagu-lagu gending Jawa. Jamuan malam kenegaraan itu dilanjutkan dengan malam kesenian, yang diisi dengan pertunjukan tarian dari berbagai daerah di Indonesia.

Tarian-tarian yang dipergelarkan dalam malam kesenian itu ialah tari Gambyong dari Jawa, tari Kipas dari Sumatera Utara, tari Topeng dari Bali, tari Wira Pertiwi dari Jawa Tengah dan musik Angklung dari Jawa Barat. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (28/05/1980)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 587-590.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.