Presiden Soeharto: KEIKUTSERTAAN WANITA HENDAKNYA TAK MENGHILANGKAN HARKAT MEREKA
Jakarta, Kompas
Presiden menegaskan, betapa penting peranan wanita dalam pembangunan. Namun diingatkan, keikutsertaan dan sumbangan kaum wanita bagi pembangunan tidak boleh mengurangi martabat dan harkat mereka, tidak boleh menghilangkan kodrat dan fitrah mereka sebagai wanita.
“Oleh karena itu peranan wanita dalam pembangunan haruslah dikembangkan selaras dengan perkembangan tanggung jawab mereka sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai kewajiban kodrat untuk membangun keluarga yang sehat sejahtera dan bahagia,” katanya.
Berbicara ketika membuka Rapat Koordinasi Nasional Peningkatan Peran Wanita dalam Pembangunan di Istana Negara, Senin pagi, Kepala Negara antara lain menekankan pentingnya peningkatan pengetahuan kemampuan dan ketrampilan kaum wanita karena merekalah yang akan memegang peranan penting dalam rumah tangga dan keluarga sebagai pembinaan anak-anak dan remaja bangsa.
Perhatian yang lebih besar juga perlu diberikan lagi pada usaha meningkatkan potensi ekonomi kaum wanita Indonesia. Usaha-usaha itu pun harus dilakukan secara terpadu agar tidak tumpang tindih, tepat mengenai sasaran dan tidak menimbulkan pemborosan baik dana, tenaga maupun waktu dan hams dilakukan secara terkait.
Kepala Negara dalam kesempatan itu juga meminta untuk diperhatikan faktor-faktor kendala yang menghambat peningkatan keikutsertaan kaum wanita secara penuh dalam pembangunan. Untuk itu secara khusus Presiden minta keikutsertaan kalangan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian.
Kesempatan Sama
Menurut Presiden, jika di masa lampau kaum wanita telah memberi sumbangan yang tidak kecil bagi bangsa ini, maka di masa mendatang peranan wanita juga tidak boleh lebih kecil atau kalah penting dari peranan yang telah disumbangkannya di masa lampau.
Apalagi, menurut Kepala Negara, secara politik dan hukum kaum wanita Indonesia mempunyai hak kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan bangsa dan dalam segenap kegiatan pembangunan.
Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana meningkatkan peranan kaum wanita sehingga mereka mampu ikut serta dan memberikan sumbangan yang sebesar-besarnya bagi pembangunan bangsa dan negara ini, tegas Presiden.
Rakornas ini akan berlangsung empat hari dihadiri 220 peserta, utusan dari 27 propinsi. Antara lain terdiri dari para Ketua Bappeda Tingkat I, Kepala Direktorat Pembangunan Desa, Ketua Tim Penggerak PKK Tingkat I, Wakil Perguruan Tinggi serta lembaga pemerintah non departemen dari Tim Penggerak PKK.
Menurut Meneg Ny. Sulasikin Murpratomo, rakemas antara lain akan mengkaji pelaksanaan program-program prioritas yang sudah berjalan dan mengidentifikasi langkah-langkah penyempurnaannya.
Sumber : KOMPAS (23/01/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 596-598.