PRESIDEN SOEHARTO: KOMUNIKASI DUA ARAH SARANA SALING PENGERTIAN

PRESIDEN SOEHARTO: KOMUNIKASI DUA ARAH SARANA

SALING PENGERTIAN [1]

 

Jakarta, Sinar Harapan

Presiden Soeharto dalam amanatnya menegaskan: Komunikasi dua arah dapat menjadi sarana yang baik untuk menimbulkan saling pengertian dan untuk menghilangkan salah paham yang biasanya bersumber pada kurang pengertian.

Amanat Presiden itu dikemukakan dalam rangka amanat tertulisnya pada pembukaan rapat kerja terbatas Departemen Penerangan digedung pola hari Rabu pagi.

Raker Deppen tersebut berthema: “Penerangan dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Komunikasi Timbal Balik” dan akan berlangsung sampai tanggal 23 Juni yad.

Dalam amanat tertulisnya itu, Kepala Negara selanjutnya mengemukakan bahwa kegiatan penerangan tidak terbatas pada Deppen dengan aparaturnya didaerah2 saja, tetapi keseluruhan aparatur pemerintah harus melaksanakannya dan bertanggungjawab.

Dialog yang Sehat

Karena dalam komunikasi arah itu terkandung komunikasi antar masyarakat sendiri, maka media komunikasi yang ditangani masyarakat sendiri perlu mengambil bagian dalam keseluruhan proses dialog nasional yang sehat dan bertanggungjawab.

Melalui Raker Deppen. tsb. Kepala Negara minta dipadukan dan disatu-arahkan segala gagasan dan usaha kita untuk meningkatkan tugas penerangan, yang intinya memperluas dan menyehatkan komunikasi timbal balik antara Pemerintah dengan masyarakat dan antara golongan2 dalam masyarakat sendiri. (DTS)

Sumber: SINAR HARAPAN (20/06/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 133-134.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.