PRESIDEN SOEHARTO: KUALITAS MASYARAKAT HARUS TERUS DITINGKATKAN
Jakarta, Kompas
Upaya meningkatkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia harus terus menerus dilakukan untuk membangun masyarakat Indonesia yang maju, sejahtera, adil dan makmur. “Upaya ini merupakan perjuangan abadi,” kata Presiden Soeharto ketika membuka Konferensi Nasional II Pembinaan dan Pengembangan Kesejahteraan Anak di Istana Negara hari Senin.
Upaya peningkatan kualitas manusia tersebut menurut Kepala Negara, meliputi peningkatan kehidupan manusia secara utuh, baik kehidupan lahir maupun kehidupan batinnya secara seimbang. Peningkatan kualitas manusia itu juga berarti pengembangan kemampuan manusia Indonesia sehingga menjadi sumber daya insani dalam membangun masa depannya.
“Peningkatan kualitas manusia itu sangat penting dalam zaman kemajuan yang serba cepat, yang akan menjadi ciri kehidupan umat manusia dalam abad ke-21 nanti,” ujar Kepala Negara. Diingatkan, dari sekarang telah sangat terasa makin kuatnya persaingan antara bangsa-bangsa agar mampu bertahan dalam kehidupan umat manusia yang makin maju dan makin dinamis.
“Hanya bangsa-bangsa yang memiliki kemampuan-kemampuan untuk maju akan dapat berdiri tegak di tengah-tengah dinarnika dunia di masa yang akan datang,” kata Presiden.
Dalam rangkaian itu, Menteri KLH Emil Salim menekankan keharusan Indonesia untuk menggalakkan program “di atas KB” atau beyond family planning, agar laju pertumbuhan penduduk bisa dikendalikan, dan kualitas pengembangan anak lebih mendapatkan perhatian. Untuk itu fasilitas kesehatan, pendidikan dan penyuluhan bagi kaum ibu harus terus ditingkatkan, karena ini merupakan kunci yang sangat strategis bagi pengembangan kualitas anak. Hanya anak-anak yang berkualitas dapat memenuhi tuntutan zamannya.
Semangat Kemandirian
Berbicara di depan forum konferensi hari pertama kemarin, Emil Salim seperti menjabarkan pengarahan Menko Kesra Soepardjo Rustam yang antara lain menegaskan, pembinaan kesejahteraan anak tak bisa menunggu, karena waktunya sudah mepet. Teknologi lambat laun akan merambah seluruh segi kehidupan masyarakat dan menggeser nilai-nilai yang selama ini dikukuhi.
”Pengembangan kualitas manusia Indonesia memerlukan keterlibatan semua pihak pemerintah, swasta maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Masing-masing bekerja sesuai tanggungjawabnya menumbuhkan berbagai segi kualitas manusia,”ujar Meneg KLH.
Dalam usaha mengembangkan kualitas manusia ini, yang penting, menurut Meneg KLH adalah, berusaha melaksanakannya dengan cara-cara yang membangkitkan semangat kemandirian. Dengan mengembangkan kemandirian, harga diri pribadi manusia tumbuh berkembang. Kemandirian adalah obyek sasaran sekaligus subyek dalam menentukan cara-cara pembangunan berlangsung.
Karena kuantitas erat berkaitan dengan kualitas, Meneg KLH menegaskan, “Indonesia harus terus berupaya agar kematian bayi terus berkurang, laju pertumbuhan penduduk biasa dihambat dan memberikan perhatian penuh pada pengembangan kualitas anak. Anak yang lahir sempurna adalah modal penting bagi pengembangan kualitas anak selanjutnya. Jika kondisi ideal ini tidak tercapai, maka kelangsungan hidup anak terancam.” Ditambahkan, pendidikan dan penyuluhan yang terus menerus pada kaum ibu merupakan salah satu kunci yang teramat penting bagi pengembangan kualitas anak selanjutnya.
Ciri-ciri kualitas fisik dan nonfisik manusia dijabarkan Emil Salim menyangkut kualitas pribadi, kualitas spiritual, kualitas bermasyarakat, kualitas keserasian, kualitas berbangsa, dan kualitas kekaryaan.
Tantangan Masa Depan
Lebih jauh Meneg KLH menguraikan, ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara kelompok negara-negara di Selatan dan Utara harus segera dipecahkan. Ilmu dan teknologi yang menjadi motor penggerak kemajuan ekonomi dunia sebagian besar dikuasai negara belahan bumi Utara. Sedangkan negara belahan bumi Selatan masih bergelut dengan masalah pertumbuhan penduduk.
Pada abad ke-21, penduduk tetap naik dan tahapan jumlah penduduk yang stabil belum mencapai tingkat kejenuhannya, sehingga jumlah penduduk melampaui 8 milyar menuju 10 milyar. Laju pertambahan penduduk berlangsung terutama di Afrika, Amerika Latin dan Asia. Indonesia juga mengalami pertambahan penduduk yang melaju sampai menjelang tahun 2019, sehingga kenaikan tingkat pendapatan terhambat.
Proses pembangunan yang berlangsung ditandai semangat persaingan yang ketat. Perebutan sumber alam laut dan angkasa, yang semula dianggap sebagai sumber alam milik bersama, pada saat itu bergantung pada kemampuan teknologi untuk mengolahnya. Dampak teknologi pada pengembangan lingkungan buatan manusia semakin meningkat, sehingga kemampuan lingkungan alam menopang perkembangan ini menjadi kendala penting dalam perkembangan teknologi. Karena teknologi semakin mahal dan persaingan semakin ketat, pengelompokan negara dalam kawasan kawasan regional dengan intervensi regional semakin meluas dan pengaruh kedaulatan semakin berkurang.
Menurut Emil Salim, dalam suasana seperti itu mobilitas penduduk cenderung meningkat di kawasan regional. Benturan sosial antara penduduk juga semakin banyak. Dalam keadaan seperti itu, berlangsunglah perkembangan Indonesia.
Sumber : KOMPAS (11/07/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 894-897.