Presiden Soeharto: LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN LANJUTAN MASIH HARUS BANYAK DILAKUKAN

Presiden Soeharto: LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN LANJUTAN MASIH HARUS BANYAK DILAKUKAN

 

Jakarta , Business News

Di samping untuk memenuhi keperluan dalam negeri, produksi kita juga harus diarahkan agar mampu menerobos pasaran dunia. Terobosan awal memang telah dapat dilakukan, namun langkah-langkah selanjutnya masih harus banyak dilakukan. Demikian pidato Presiden Soeharto pada upacara para duta besar Republik Indonesia yang berlangsung di Istana Negara pada Sabtu lalu.

Menurut Kepala Negara, untuk menggerakkan kehidupan ekonomi di dalam negeri maka pasaran internasional dari barang-barang kita itu sangat penting artinya bagi penciptaan lapangan kerja dan pemasukan devisa yang tetap diperlukan untuk menggerakkan ekonomi kita yang harus terus tumbuh.

Kemungkinan besar lainnya untuk menjadi sumber devisa dan penambahan lapangan kerja adalah kegiatan kepariwisataan yang kita pun memiliki potensi dan kesempatan meningkatkannya. Yang juga tidak kalah penting dalam upaya membuka kesempatan kerja dan kegiatan ekonomi kita, menurut Presiden, adalah masuknya modal luar negeri untuk memperbesar kemampuan kita dalam melanjutkan pembangunan dalam bentuk penanaman modal.

Dalam kaitan itu Kepala Negara berpesan supaya para duta besar memusatkan perhatian pada usaha-usaha ikut mernperluas ekspor nonmigas, memperkenalkan Indonesia sebagai negara tujuan wisata serta menarik minat penanam modal asing ke negeri kita.

Harga Minyak

Kita semua tanpa kecuali harus bekerja sekuat tenaga agar Repelita IV ini benar­ benar dapat dirampungkan sebaik-baiknya. Namun justru dalam tahap yang sangat penting itu, pembangunan nasional kita mengalami ujian berat terutama karena anjlognya harga minyak bumi dalam tahun yang lalu.

“Kita bersyukur karena harga minyak bumi itu sekarang mulai membaik. Dan kita berharap agar harga minyak itu dapat tetap mantap dan stabil,”kata Kepala Negara. “Dalam hubungan ini peranan anggota-anggota OPEC amatlah penting untuk memegang teguh keputusan-keputusan yang telah diambil baru-baru ini.”

Kita sama sekali tidak boleh mengendorkan kewaspadaan. Sikap prihatin secara nasional harus tetap dipelihara. Efisiensi dan produktivitas nasional tetap harus ditingkatkan di semua bidang. “Perkembangan ekonomi dunia di masa datang akan ditandai oleh persaingan yang makin tajam. Kita harus menyiapkan diri agar kita dapat hidup dalam perekonomian dunia yang demikian tadi,”tutur Presiden.

Proteksionisme  Menguat

Kita tetap berusaha sekuat tenaga untuk tetap tegak dalam perkembangan ekonorni dunia yang masih serba tidak menentu dan terasa sangat menekan ekonorni kita. Menurut Presiden, “Akhir-akhir ini ada tanda-tanda menguatnya kembali proteksionisme di kalangan negara-negara industri maju dan kebijaksanaan ekonomi lain yang dapat menghambat perkembangan ekonomi negara-negara yang sedang membangun.”

Karena itu, tidak jemu-jemunya kita berusaha sekuat tenaga untuk membangun Tata Ekonomi Dunia Baru yang lebih berkeadilan,tidak henti-hentinya kita menyerukan dialog Utara- Selatan yang lebih efektif dan jujur. Dalam keterbatasan kita sendiri, kita pun berketetapan hati untuk mengembangkan kerjasama Selatan-Selatan, baik berupa pemberian kesempatan kepada kekuatan-kekuatan ekonomi sesama negara dunia ketiga untuk ikut serta dalam pelaksanaan proyek -proyek pembangunan kita maupun dengan jalan kita memberikan bantuan teknik.

Para duta besar yang dilantik pada kesempatan itu adalah Sajogo untuk Sri Lanka dan Maladewa, Hadi Thayeb untuk Swiss, J.B. Sudarjanto untuk Argentina-Chili-Uruguay-Paraguay, Drs. Singgih untuk Aljazair-Mali-Guinea. (T) (LS)

 

 

Sumber: BUSlNESS NEWS ( 16/03/1987)

 

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 405-407.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.