PRESIDEN SOEHARTO LETAKKAN KARANGAN BUNGA DI TUGU PAHLAWAN MEKSIKO
Jakarta, ANTARA
Presiden Soeharto dalam rangkaian kunjungannya di Meksiko, Jumat pagi waktu setempat (sekitar pukul22 .00 WIB), meletakkan karangan bunga di Tugu Pahlawan Taruna Meksiko yang dibangun untuk mereka yang gugur mempertahankan Istana Nasional ketika diserang oleh pasukan Amerika Serikat pada tahun 1847.
Wartawan ANTARA, A.J.F. Makiwawu, yang mengikuti rombongan Presiden Soeharto, dari Kota Meksiko, Jumat malam, melaporkan, Kepala Negara dan rombongannya pada hari kedua kunjungannya itu diterima oleh Gubernur Kota Meksiko Manuel Camacho Solis dan menerima “kunci kota” sebagai tamu kehormatan kota tersebut.
Presiden dan Ibu Negara Tien Soeharto beserta rombongan, yang tiba di Meksiko, Kamis (21/11) pagi waktu setempat atau Kamis malam WIB, untuk kunjungan kenegaraan selama empat hari,dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke kota Cancun, Meksiko, Sabtu (23/11).
Pada hari pertama kunjungannya itu, Presiden Soeharto dan Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari mengadakan pembicaraan empat mata seusai diterima dengan penyambutan resmi kenegaraan di Istana Nasional (Palacio Nasional).
Mengingat kedua kepala negara akan bersama-sama menghadiri KTT Kelompok 15 di Karakas, Venezuela, pekan depan, pembicaraan kedua kepala pemerintah tersebut dapat dipastikan menyinggung upaya menggalakkan kerja sama Selatan-Selatan serta dampak globalisasi dunia terhadap negara berkembang pada umumnya.
Hubungan perdagangan antara kedua negara yang telah memiliki hubungan diplomatik sejak tahun 1960 itu meningkat dari 25 juta dolar AS pada tahun 1987 menjadi 105 juta dolar AS dalam tahun 1990.
Perdagangan kedua negara diperkirakan akan lebih meningkat lagi dengan adanya kunjungan Presiden Soeharto ke Meksiko yang juga merupakan negara produsen minyak (non-OPEC).
Meksiko yang di bagian utara berbatasan dengan AS dan di selatan dengan beberapa Negara Amerika Tengah itu berpenduduk sekitar 82 juta jiwa, sebagian besar keturunan bangsa Spanyol dan suku Indian asli setempat seperti suku Maya dan Aztec yang terkenal itu. (SA)
Sumber: ANTARA (22/11/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 203-204.