PRESIDEN SOEHARTO: MEMBANGUN MANUSIA PERLU SUASANA DAN KETELADANAN[1]
Jakarta, Kompas
Mempersiapkan manusia terdidik dan terampil, tidak terlalu sulit. Karena dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan dan latihan. “Tetapi membangun manusia yang berwatak, berakhlak dan berkepribadian, memerlukan suasana dan keteladanan, “kata Presiden Soeharto, Sabtu (13/11), ketika membuka Kongres Legiun Veteran Republik Pembangunan di masa datang tidak saja memerlukan manusia yang terdidik dan terampil, tetapi juga membutuhkan manusia-manusia yang berwatak, berakhlak serta berkepribadian. Untuk itulah anggota LVRI hendaknya mewariskan semangat perjuangannya tanpa pamrih, namun dilandasi cita-cita kerakyatan kepada generasi muda guna meneruskan pengabdian bersama, membangun bangsa dan negara ini.
Menurut Presiden, karena jumlah anggota LVRI semakin berkurang maka bagi yang masih ada terdapat waktu yang sempit sekali untuk ikut serta dalam pembangunan. “Sesungguhnya lapangan perjuangan itu sangat luas. Tentu saja wujud perjuangan kita sekarang berbeda dengan wujud perjuangan kita dahulu. Tetapi landasannya tetap sama, yaitu cita-cita kerakyatan, “katanya.
Sebelumnya Ketua Umum LVRI Achmad Tahir melaporkan sampai sekarang terdapat sekitar 840.000 anggota LVRI. LVRI juga telah membantu 36.418 anak anggotanya yang mempunyai prestasi akademis tinggi, namun terbatas kemampuan ekonomi orang tuanya. Dan dari dana bantuan Rp 200 juta, sekitar Rp 119 juta diantaranya telah dipakai untuk membiayai berbagai kegiatan guna meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Pendekatan Keamanan
Dalam sambutannya pada Kongres LVRI itu, Menhankam Edi Sudradjat menyatakan, banyak negara telah meningkatkan kemampuan angkatan perangnya secara kuantitatif maupun kualitatif dengan alasan perdamaian. Keadaan seperti ini membuktikan ketidakbenaran bahwa pendekatan keamanan tidak diperlukan lagi. Pendekatan keamanan merupakan kebutuhan hakiki yang didambakan setiap individu dan masyarakat dalam melanjutkan kehidupannya. “Dalam setiap keadaan, pertimbangan keamanan selalu dilakukan,”tegas Menhankam.
Pendekatan keamanan di Indonesia dilakukan demi dua tujuan, masing-masing agar pembangunan berjalan terus dan agar negara tetap berada dalam kesatuan yang berlandaskan Pancasila dan UUD ’45.
Berbeda dengan Menhankam, Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung di depan peserta kongres mengingatkan bahwa LVRI bagi ABRI bukan sekadar saudara tua yang harus dipelihara dalam rumahtangganya semata. “Tapi Legiun Veteran Republik Indonesia juga merupakan sumber inspirasi kepeloporan kejuangan dan pengabdian ABRI dalam setiap kancah perjuangan bangsa ini, “tegasnya.
Menurut Pangab, kalau sekarang dipersoalkan operasionalisasi pelaksanaan kembali keikutsertaan ABRI dalam tatanan sistem demokrasi Pancasila, rasanya akan mundur kembali dan menghabiskan energi untuk itu.(Ant/*/nic)
Sumber : KOMPAS (15/11/1993)
____________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 372-375.