PRESIDEN SOEHARTO MENJELASKAN SIKAP INDONESIA MENGENAI NORMALISASI HUBUNGAN INDONESIA RRC

PRESIDEN SOEHARTO MENJELASKAN SIKAP INDONESIA MENGENAI NORMALISASI HUBUNGAN INDONESIA RRC

Presiden Soeharto dalam pertemuannya selama satu jam dengan bekas Presiden AS Gerald Ford di Istana Merdeka, Kamis, menjelaskan sikap Indonesia mengenai masalah nonnalisasi hubungan Indonesia-RRC.

Mensesneg Sudharmono yang mendampingi Presiden Soeharto dalam pembicaraan dengan Gerald Ford bertempat di ruangan Jepara menjelaskan kepada wartawan, buat Indonesia dalam hal pemulihan hubungan dengan RRC tidak perIu terburu-buru.

"Indonesia harus betul-betul siap dan hams yakin terlebih dahulu," katanya. Mensesneg menjelaskan pula bahwa tukar pikiran antara Presiden Soeharto dan bekas Presiden AS itu dibahas pula beberapa masalah antara lain masalah Indocina.

Gerald Ford menghargai dan mengerti pandangan Indonesia tentang beberapa masalah yang dibahas itu. Ia mengharapkan hubungan antara AS dan Indonesia khususnya dan dengan negara2 ASEAN pada umumnya dapat lebih baik.

Bekas Presiden AS itu juga memberikan penjelasan mengenai kebijaksanaan pemerintah baru AS di bawah pimpinan Presiden Ronald Reagan baik mengenai kebijaksanaan luar negeri maupun kebijaksanaan ekonomi dalam negeri.

Ford mengharapkan hubungan dan kerjasama Indonesia-Amerika Serikat dapat lebih ditingkatkan lagi. °

Ketika ditanya mengenai keputusan pengurangan bantuan AS kepada Indonesia, Mensesneg Sudharmono mengatakan bahwa dalam pertemuan itu dikemukakan juga salah satu masalah mengenai kebijaksanaan anggaran pemerintah AS, dalam hal ini yang diturunkan adalah tingkat kenaikan bantuan tersebut.

Mengenai dikuranginyaobantuan dalam rangka PL-40 (public law – berupa bantuan pangan) sebanyak 50% Mensesneg mengatakan, buat Indonesia yang penting bukanlah semata-mata besarnya bantuan dalam penyelenggaraan hubungan ekonomi tapi keleluasaan dalam melaksanakannya, terutama hubungan perdagangan sehingga Indonesia yang mulai mempunyai kemampuan untukmengeksportjangan terganggu.

Ketika ditanya mengenai masalah pembelian LNG oleh AS yang masih belum selesai itu Sudharmono mengatakan Indonesia tidak bisa menunggu.

Dalam pembicaraan itu dibahas juga masalah perekonomian dalam negeri yang dihadapi AS terutama yang menyangkut "empat masalah" yang dikemukakan Presiden Reagan dalam kebijaksanaan ekonominya.

Gerald Ford diutus Presiden Ronald Reagan sebagai pembantunya dan telah menyampaikan pesan Presiden AS itu yang menyatakan keinginannya bertemu dengan Presiden Soeharto. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (19/03/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 40-41.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.