PRESIDEN SOEHARTO MINTA BULU TANGKIS GONDOL EMAS DARI OLIMPIADE

PRESIDEN SOEHARTO MINTA BULU TANGKIS GONDOL EMAS DARI OLIMPIADE[1]

Jakarta, Suara Karya

Presiden Soeharto mengharapkan agar cabang bulu tangkis dapat meraih mendali emas pada Olimpiade Barcelona mendatang . Untuk itu penampilan puncak atlet-atlet bulu tangkis difokuskan ke Olimpiade. Menpora Akbar Tanjung menyampaikan harapan Presiden itu dalam acara berbuka puasa di Gedung Karsa Pemuda, Senayan, Jakarta, kemarin. Pagi sebelumnya Menpora diterima oleh Presiden.

Menpora mengingatkan bahwa tantangan para pembina maupun pelatih bulu tangkis Indonesia cukup berat. Mereka ini harus dapat mengatur puncak prestasi atletnya benar-benar merelisasikan medali emas di Olimpiade mendatang.

Perjuangan merebut medali emas Olimpiade diakui Menpora tidak mudah mengingat peta kekuatan bulu-tangkis dunia sekarang ini semakin ketat.

“Tapi kita harus bertekad mencapai prestasi maksimal. Kekalahan pemain di All England mungkin dapat dijadikan pemacu untuk lebih berprestasi, “kata Menpora.

Diingatkan juga perlunya PB PBSI memberikan perhatian secara terus menerus menyangkut fisik dan mental atlet. Fisik dan ketegaran mental pemain bulu tangkis dinilainya masih perlu ditingkatkan.

Dijelaskan, Menpora selama ini telah mengadakan pertemuan dengan para pengurus PBSI maupun atlet-atlet bulu tangkis dalam upaya meningkatkan prestasi mereka secara optimal di Olimpiade mendatang. Dalam pertemuan itu, Menpora antara lain mengusulkan agar PBSI mengundang para mantan pemain senior memberikan masukan-masukan berharga demi perkembangan perbulutangkisan nasional. Realisasi usia tersebut diwujudkan dalam penyelenggaraan Sarasehan Bulu Tangkis Pemantapan Menghadapi 0limpiade Barcelona 1992 di Bandung.

Secara khusus, Menpora menekankan kepada para atlet, jika mereka berprestasi di Olimpiade, prestasi tersebut bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk bangsa dan negara. Oleh karena itu, para atlet hendaknya jangan cepat merasa puas dengan kemampuan fisik dan mental yang mereka miliki sekarang ini. Mereka harus mencari sumber kekuatan baru terutama yang berkaitan dengan mental tadi. Dengan mental yang kuat, motivasi memenangkan pertandingan akan semakin besar. “Memupuk mental ini bisa dilakukan, misalnya melalui agama, “kata Menpora, memberikan gambaran alternatif untuk mendapatkan sumber kekuatan baru tersebut.

Perlunya atlet berusaha menemukan sumber kekuatan baru tersebut, sebab dalam pertandingan, yang akhirnya sebagai penentu adalah atlet itu sendiri. Mereka tidak mungkin meminta bantuan pelatih ataupun pembina lainnya. ltulah sebabnya atlet terus mencari jalan untuk mengantisipasi laga di lapangan.

Rp 1,9 Milyar

Tentang dana Pelatnas Olimpiade, Menpora mengatakan bahwa yang disetujui Mensos atas rekomendasi Menpora adalah Rp 1,9 milyar. Dana pembinaan olahraga yang diambilkan dari SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) Depsos itu diperuntukkan bagi board and lodging, penyediaan sarana dan prasarana, dan try out selama Pelatnas. Tidak jelas, apakah dana tersebut termasuk biaya pemberangkatan bagi sekitar 60 atlet dari 12 cabang olahraga yang dinominasikan ke Barcelona.

Menurut Menpora, kelambatan pendanaan sama sekali tidak sempat mengganggu jadwal program Pelatnas, yang dimulai sejak 28 Februari lalu. Dana Pelatnas sebesar Rp 1,9 milyar sudah jelas, dan penurunannya tinggal menunggu proses lebih lanjut dari Depsos. “Paling lambat bulan ini, Insya ”Allah bisa keluar,” kata Akbar Tandjung.

Tentang penggunaan dana Pelatnas nanti, Menpora menggaris bawahi bahwa pengaturannya tergantung pada KONI Pusat. KONI sudah memiliki indeks-indeks tertentu untuk membiayai 12 induk organisasi yang diproyeksikan ke Barcelona. Seperti untuk biaya try out, KONI Pusat sudah memiliki standar Rp 20 juta per cabang. Yang jelas semua pengeluaran biaya Pelatnas harus dapat dipertanggung jawabkan secara rinci.

Sementara itu Ketua Bidang Organisasi KONI Pusat R. Basoeki menjelaskan, jumlah atlet yang kemungkinan besar akan diberangkatkan ke Barcelona sekitar 50 orang, dengan pelatih 20 orang. Jumlah ini memangjauh lebih rendah dari yang diusulkan KONI Pusat semula, yakni, 93 atlet dan 28 pelatih.

Adanya penyusutan ini, karena Olimpiade dijadikan sebagai ajang peningkatan prestasi bagi kontingen Indonesia. Maka atlet-atlet dan pelatih yang dikirimkan ke Barcelona nanti juga harus terseleksi secara ketat untuk menghasilkan prestasi yang baik.

Tentang jumlah dana Pelatnas Rp 1,9 milyar, R. Basoeki menjelaskan bahwa jumlah itu belurn termasuk untuk biaya pemberangkatan ke Barcelona. Untuk biaya pemberangkatan, KONI Pusat akan mengajukan jumlah tertentu menjelang ke Spanyol nanti, Juli. “Jadi Rp 1,9 milyar itu, hanya untuk Pelatnas, belum termasuk untuk pemberangkatan ke sana, ” kata Basoeki. (P-4)

Sumber: SUARA KARYA(24/03/1992)

_________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 673-675.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.