PRESIDEN SOEHARTO PADA HUT KE 48 ABRI: ABRI BUKAN KEKUATAN YANG BERDIRI SENDIRI

PRESIDEN SOEHARTO PADA HUT KE 48 ABRI: ABRI BUKAN KEKUATAN YANG BERDIRI SENDIRI [1]

 

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto menegaskan, dalam menunaikan tugas pokoknya sebagai kekuatan pertahanan keamanan maupun sebagai kekuatan sosial politik, ABRI bukanlah kekuatan yang berdiri sendiri. Semangat, doktrin, organisasi, strategi, maupun program ABRI, harus dibangun sebagai satu bagian dari seluruh sistem nasional, untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Hal itu dikemukakan oleh Presiden pada upacara Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-48 di Kemayoran Jakarta Pusat, Selasa (5/10). Peringatan Hari ABRI kali ini antara lain dihadiri Nyonya Tien Soeharto, Wakil Presiden Try Sutrisno dan Ny. Tuty Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden Sudharmono dan Ny. EN Sudharmono, Ny. Rachrni Hatta, Ketua MPPJ DPR Wahono, mantan Ketua MPR/DPR Kharis Suhud. Hadir pula sejumlah menteri Kabinet Pembangunan VI, Jenderal TNI (Pum)

Abdul Haris Nasution, Ketua Urnurn LVRI Letjen (Pum) Achmad Taher, dan atase pertahanan dari berbagai negara. Bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Kol Inf Suadi Marasabessy yang saat ini menjabat sebagai Asisten Operasi Divisi Infanteri 2 Kostrad.

Presiden menekankan kepada seluruh perwira,bintara, maupun tamtama generasi baru untuk benar-benar meresapi tempat dan peranan ABRI dalam kehidupan bangsa dan negara. Ini penting untuk menghadapi tugas-tugas besar Pembangunan Jangka Panjang Tahap (PJPT) II tahun depan. “Bersamaan dengan upaya untuk terus menyempumakan pembinaan ke dalam, seluruh jajaran ABRI harus terus mendorong pertumbuhan kemampuan masyarakat kita dalam membangun dirinya,”kata Presiden.

Presiden mengungkap kenyataan bahwa dalam usianya yang hampir setengah abad, ABRI telah mengalami dua kali pergantian generasi. Saat ini, tak seorang pun warga Angkatan 45 yang masih berdinas aktif di ABRI, tuturnya. Secara berangsur, kata Kepala Negara, generasi yang memasuki dinas militer setelah Indonesia merdeka, telah mulai memasuki usia pensiun. “Sebagian terbesar personel Angkatan Bersenjata  kita  dewasa  ini, terdiri  dari  anggota-anggota  baru  yang  secara bergelombang memasuki dinas militer setelah pertengahan tahun 60-an.”

Karena itu, menurut Presiden, ABRI kini berada dalam tahun-tahun pergantian generasi. Palam masa-masa pergantian generasi seperti sekarang ini, sambungnya, penting sekali jajaran ABRI mendalami dan menyegarkan kembali jati diri dan tugas­ tugas utamanya.

Jati diri itu dirumuskan secara ringkas yaitu, bahwa ABRI adalah prajurit pejuang. ABRI menempatkan diri sebagai pejuang karena ABRI ikut melahirkan, mempertahankan, dan menegakkan Indonesia Merdeka yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Karena itu, demikian Presiden, setiap anggota ABRI merupakan patriot Indonesia, pendukung, dan pembela ideologi negara yang bertanggungjawab dan tidak mengenal menyerah.

Harus Siapkan Diri

Dewasa ini bangsa Indonesia sedang berada dalam zaman yang berubah dengan cepat, baik di bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun militer. Bahkan di masa depan, perubahan-perubahan itu akan semakin cepat. Kepala Negara mengatakan, memasuki akhir abad 20 dan awal abad 21 nanti, bangsa Indonesia akan menghadapi segala macam kemungkinan tantangan dan peluang. Apalagi Indonesia pun sedang menghadapi proses pembangunan yang tinggallandas.

Untuk itu, Kepala Negara menegaskan, bangsa Indonesia harus benar-benar menyiapkan dari sebaik-baiknya, mengingat sejarah pembangunan bangsa menunjukkan adanya bangsa yang berhasil dan tidak berhasil dalam memasuki tahap tinggallandas.

Presiden mengatakan, arus utama perkembangan dunia saat ini memang bergerak kearah perdamaian. Namun, di berbagai kawasan lain masih tetap ada gejolak dan pertikaian senjata. Bahkan keadaan ekonomi dunia yang masih serba tidak menentu, masih adanya umat manusia yang menderita karena kemiskinan dan keterbelakangan, mengandung pula benih-benih pertikaian, baru.

“Karena itu, ABRI sebagai perisai bangsa dan negara harus tetap siap siaga. Dalam keadaan apa pun selalu ada ancaman, tantangan, dan hambatan, ” tegas Presiden.

Kepala Negara menegaskan, ada ancaman, tantangan , atau hambatan yang bisa diatasi secara militer, misalnya serangan dari luar atau gangguan dari dalam. Namun, ada pula ancaman yang bisa diatasi secara non militer, misalnya melalui keberhasilan pembangunan di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Tetap  Manunggal

Lebih-lanjut Kepala Negara mengatakan, segala ancaman itu, bisa diatasi bila ABRI tetap manunggal dengan rakyat. “Semua ancaman, tantangan, dan hambatan itu akan dapat kita hadapi dengan seksama, jika ABRI tetap manunggal dengan rakyat,” tegas Presiden, “sehingga bisa mengantarkan dan mengamankan rakyat dalam mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang berkeadilan sosial dalam masyarakat Pancasila.” Presiden juga menegaskan pentingnya ABRI sebagai stabilisator dan dinamisator bangsa. ABRI juga harus dapat menjadi pelopor dan menjadi suri teladan bagi masyarakat sekitarnya, yang hanya bisa dicapai dengan memelihara dan meningkatkan disiplin ABRI.

Sikap disiplin masyarakat itu, kata Presiden, sangat penting karena bisa membangkitkan kemauan kerja keras, berdaya guna dan berhasil guna. “Disiplin nasional itu jelas merupakan syarat bagi berhasilnya tahap tinggallandas pembangunan nasional kita,” ujarnya.

Presiden mengakui, di usianya yang ke-48 ini,ABRI telah berhasil melaksanakan tugas-tugas pokoknya dengan baik. Terutama dalam menjaga ketenteraman rakyat, menjunjung tinggi kedaulatan bangsa, dan memelihara keutuhan wilayah.

Panglima ABRI Jenderal TNI Faisal Tanjung yang ditanya wartawan usai acara membenarkan perlunya persiapan pergantian generasi di tubuhABRI. “Secara alarniah, generasi muda selalu siap dan telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, baik lewat pengalaman maupun pendidikan ,” ujarnya. “Dan yang jelas, ABRI akan tetap mengupayakan bisa berperan sebagai fasilisator, dinamisator dan disiplin nasional, semaksimal mungkin.”

Pak Nas Disambut

Panglima ABRI Feisal Tanjung tiba di tempat upacara sekitar pukul 07.00 WIB, disambut Pangdam Jaya Mayjen TNI Hendropriyono yang bertindak sebagai Ketua Pelaksana Hari ABRI ke-48. Tiga puluh menit kemudian menyusul Jenderal (Pum) Abdul Haris Nasution, yang hanya didampingi Kepala RS Gatot Subroto Dr Bondan. Pak Nas, demikian panggilan akrabnya, disambut Pangab, Pangdam, dan sejumlah pejabat tinggi lain.

Usai upacara, ditampilkan demo udara. Didahului sebuah pesawat yang membawa banner bertulisan Dirgahayu ABRI, beberapa helikopter Bolco 105 dan Bell 205 TNI-AD menunjukkan kebolehannya terbang rendah dengan formasi mobil udara (tempur). Kemudian dilanjutkan dengan keluamya helikopter Super Puma TNI­ AD dan Bell 412 TNI-AL sebanyak delapan pesawat, yang kemudian diramaikan lagi oleh empat N-22 Nomad TNI-AL dengan formasi box dan empat C 212 (Cassa) Polri yang terbang di atas ketinggian 800 kaki.

Demo udara lebih jauh dilanjutkan dengan menampilkan 16 pesawat tempur (enam F-16 Fighting Falcon, tiga F-5 Tiger, tiga A-4 Sky Hawk, dan empat MK-53 HS Hawk) yang dilengkapi dengan asap berwama merah dan putih. Ke-16 pesawat yang membentuk layang-layang dengan kecepatan sekitar 450 km/jam tersebut, suaranya demikian menarik perhatian ribuan pengunjung, apalagi ketika HS Hawk menunjukkan kebolehan membuat “vertical bombers” (memecah membentuk bunga dan bersatu kembali di satu titik) pertanda mengucapkan Selamat Hari ABRI. Demikian pula pertunjukan yang disajikan oleh Sky Hawk, F-5 Tiger, dan F-16 Fighting Falcon, semuanya mendapat tepukan tangan penonton.

Acara lain yang ditampilkan panitia adalah terjun payung yang diikuti oleh 145 peterjun gabungan ABRI dan non-ABRI, di mana delapan di antaranya peterjun putri. Warna-warni parasut segi empat yang pagi itu menutupi sebagian awan di atas kawasan Kemayoran membuat penonton terpukau. Empat peterjun membawa bendera berukuran besar, 8Xll meter, yang ditimpali beban seberat 20 kg. Keempat bendera itu masing-masing dibawa perwakilan TNI-AD (bertulisan Kartika Eka Paksi), TNI-AL (Jalasveva Jayamahe), TNI-AU (Swa Buana Paksa), dan Polri (Tri Brata). Sementara satu lainnya membawa banner bertulisan “Manunggal ABRI dan Rakyat”.

Kemeriahan peringatan Hari ABRI ke-48 itu juga karena adanya pertunjukan kolone senapan dari tiga angkatan dan Polri serta kebolehan menyerahkan senjata dari satu ke lainnya dalam rangka perpindahan posisi (maju selangkah), dan dengan cara “melempar” senjata tersebut ke rekan yang di belakangnya.

Di samping olah kecekatan, prajurit juga menunjukkan kekuatan fisiknya, lewat gerakan lompat-lompat (squad jump) di atas dua perut prajurit lainnya, mematahkan sejumlah besi, baik dengan tubuh maupun dengan pukulan kertas koran sampai atraksi menginjak api sambil dipukul sebatang besi.

Selesai semua pertunjukan yang cukup memikat itu, Presiden didampingi Pangab Jenderal TNI Faisal Tanjung, KSAD Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar, KSAL Laksamana Madya TNI Tanto Koeswanto, KSAU Marsekal Madya TNI Rilo Pambudi, dan Kapolri Letjen (Pol) Drs Banurusman menaiki podium untuk menyaksikan parade pasukan.

Didahului Kelompok panji-panji ABRI (30 orang, berkuda), musik Drum Band Akabri menuntun parade pasukan, dimulai dari taruna Akabri, parade dilanjutkan pasukan TNI-AD, TNI-AL,  TNI-AU, dan Polri, Menwa,  Hansip/Wanra, dan Satpam sampai kepada pasukan LVRI, Pepabri, termasuk parade senjata berat ABRI dan puluhan kendaraan patroli Polda Metro Jaya.

Peringatan Hari ABRI ke-48 yang melibatkan sekitar 11.000 personel dan menyebarkan 7.000 undangan, memang tidak seperti biasanya. Kalau selama ini selalu dilangsungkan di kawasan Parkir Timur Senayan, maka pagi kemarin dilangsungkan di bekas landasan pacu Kemayoran, Jakarta Pusat. Menurut Pangdam Jaya Mayjen TNI Hendropriyono pemilihan tempat tersebut lebih didasarkan atas pertimbangan kemudahan gerak berbagai kegiatan yang berlangsung.

 

Peringatan di Daerah

Sementara peringatan hari ABRI di beberapa Kodam dilakukan tak kalah meriahnya. Di Kodam II/Sriwijaya, acara dipusatkan di lapangan parkir barat Stadion Bumi Sriwijaya, Palembang, dengan inspektur upacara Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Syamsir Siregar. Dalam kesempatan itu, sebanyak 284 prajurit ABRI memperoleh penghargaan.

Dari jumlah itu, 18 di antaranya mendapat anugerah Bintang Kartika Eka Paksi Narariya atas pengabdian mereka selama 24 tahun tanpa cacad. Sedangkan 266 penerima penghargaan lainnya, masing-masing berupa Satya lencana Kesetiaan delapan tahun (168 orang), Satya Lencana Kesetiaan 16 tahun (65 orang), dan Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun (33 orang). Sedangkan di Kodam Udayana, peringatan hari ABRI dipusatkan di dua tempat,

yaitu di Dili, Timor Timur dengan Inspektur Upacara Pangdam IX/ Udayana Mayjen TNI Theo Syafei dan di Denpasar (Bali) dengan Inspektur Upacara Kapolda Nusra Mayjen Pol Drs. H Amrin Syarofi. Hal ini di luar kebiasaan yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya, di mana peringatan serupa hanya dipusatkan di Denpasar.

Menurut Kapendam Udayana Letkol Inf Kadarno, dipilihnya daerah di luar Denpasar sebagai salah satu pusat peringatan itu adalah untuk menunjukkan bahwa Kodam Udayana adalah komando ABRI yang mewilayahi seluruh wilayah Nusa Tenggara.

Puncak peringatan hari ABRI di Kodam V Brawijaya, dengan inspektur upacara Mayjen Haris Sudamo,juga tak kalah marak, dengan atraksi 43 peterjun payung dari satuan Kopassus TNI AD, Paskhas TNI AU, Intai Amfibi TNIAL, Akademi AAL dan Polri, yang membuka payung pada ketinggian 1.500 feet.

Perayaan Hari ABRI di Medan diadakan di Lapangan Benteng Medan, dengan inspektur upacara Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen A Prabowo. Di tempat ini, acara juga diwarnai atraksi pertunjukan bela diri 250 anggota ABRI serta defile berbagai jenis mobil perang yang menarik perhatian warga. (eta/sp/ken/aba/ti£/fan/rie/nug)

Sumber: KOMPAS (06/10/1993)

__________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 641-645.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.